BAB KEDUA

67 8 12
                                    

"Teh, tong hilap nyandak sangu keur di balong." suara Andre mengingatkan Reni untuk tidak lupa membawa nasi buat di pemancingan.

"Iya, Mas. Teteh masih kesel sama Ade yang senengnya gangguin aja," kata Reni yang masih mendongkol karena kencannya terganggu.

"Udah ... sabar.... Orang sabar badannya subur," canda Andre yang semakin membuat kesal Reni.

"Ihhhh ... Mas Andre ikut-ikutan bully Teteh."

"Maaf, Teh. Habis kalau lagi marah, Teteh tambah keliatan cantik. Jadi Mas Andre suka candain Teteh." kata Andre sambil merengkuh Reni dalam pelukannya.

"Udah, ah. Males nanti digangguin Ade lagi. Kapan berangkat mancingnya?"

"Gak tahu. Gimana Ade aja. Kemana nih Ade nya? Malah ngilang lagi tuh anak...."

"ADEEEE ... KAMANA DEUI ARI MANEH TEH? NGARAJAK NGUSEP KALAKAH EWEUH JELMANA. JIGA JAILANGKUNG WAE MANEH MAH," gerutu Reni yang merasa dikerjain oleh adiknya.
(Kemana lagi kamu ini? Ngajak mancing malah gak ada orangnya. Kaya jailangkung aja kamu ini)

Lama menunggu si Ade yang menghilang tanpa kejelasan membuat Reni mulai menyandarkan kepalanya di paha Andre lagi. Dipejamkan matanya menikmati belaian mesra Andre di kepalanya.

"Teh, kenapa masih belum berani ketemu orang tuaku?" Andre masih penasaran apa alasan yang mendasar sehingga Reni keukeuh belum mau bertemu.

Suara hembusan nafas terdengar jelas dari mulut Reni dilanjut dengan suaranya, "Maafin Teteh yah, Mas. Ini menyangkut masa lalu Teteh yang sebagian sudah diceritain ke Mas Andre."

"Iya, Teh. Mas paham dengan masa lalu Teteh."

Dulu, sekitar 8 tahun yang lalu di saat Reni masih berusia 19 tahun. Dan masih di awal-awal terjun sebagai entertainer dari panggung ke panggung, Reni mengenal Randy Prasetyo yang notabene pengusaha muda di bidang konstruksi. Sebagai orang yang berasal dari kampung dan kurang paham dunia percintaan di kota besar, Reni merasa tersanjung diperlakukan dengan manja oleh Randy. Semua kebutuhan dia ditanggung oleh Randy. Tiga tahun masa pacaran berlanjut menuju jenjang pelaminan.

Setelah menikah, Reni mengurangi aktifitasnya di atas panggung. Kebahagiaan menyelimuti kehidupan Reni walaupun ada yang kurang yaitu belum hadirnya juga buah hati. Memasuki tahun ke-4 usia pernikahannya, Reni tiba-tiba dikejutkan oleh kedatangan seorang perempuan yang mengaku sebagai istri sah Randy. Padahal diapun menikah secara resmi dan tercatat dalam catatan negara.

"Permisi...." terdengar ketukan pintu diiringi salam dari tamu di rumah Reni.

Reni yang sedang menikmati tontonan di televisi segera membuka pintu itu seraya menjawab salam, "Mangga. Ada perlu dengan siapa yah, Bu?"

"Perkenalkan saya Luciana Martin. Saya ke sini mau bertemu dengan Reni Farida."

"Owh iya saya sendiri. Silahkan masuk terlebih dahulu Ibu Luciana." kata Reni menawarkan tamunya untuk masuk. Dengan diliputi rasa kebingungan, Reni mencoba mencairkan suasana canggung, "Silahkan duduk, Bu Luci. Maaf sebelumnya. Seingat saya, kita baru berjumpa sekarang. Ada keperluan apa yah?"

"Sudah berapa lama kamu menikah dengan Randy Prasetyo?" tanya Luciana penuh intimidasi.

"Sekarang memasuki tahun ke-4. Maaf ada apakah ini sebenarnya?"

"Kalian menikah tidak diakui negara kan?" cecar Luciana lebih jauh.

"Astaghfirullah. Kami menikah di depan petugas KUA yang mencatat pernikahan dalam catatan negara. Pernikahan kami diketahui oleh keluarga saya juga keluarga Bang Randy." jelas Reni lebih terperinci untuk menghindari tuduhan dia menikah sirr atau bawah tangan.

"Berapa kalian menyuap pegawai KUA supaya bisa menikah dan tercatat resmi?"

"Astaghfirullah ... ini tuduhan yang kedua. Kami menikah sesuai aturan yang ditetapkan dalam Undang Undang Pernikahan.
Maaf sebelumnya ... siapa Bu Luciana yang terhormat ini sehingga bertanya selayaknya saya ini adalah tersangka?" tanya Reni yang sudah mulai terpancing emosi atas tuduhan2 tak berdasar itu.

"Baiklah kalau kamu pengen tahu siapa saya. Perkenalkan saya adalah istri sah dari Randy Prasetyo. Kita menikah 10 tahun yang lalu dan memiliki anak perempuan satu yang sekarang berusia 9 tahun. Ini bukti berupa surat nikah kita dan akta lahir anak kita. Dan ingatlah kau sang 'pelakor', kita belum pernah bercerai sama sekali. Jadi pernikahan kalian itu tidak sah karena tidak ada ijin dari saya." cecar Luciana yang membuat Reni semakin tersudut.

"Astaghfirullah.... Maaf, Bu Luciana yang terhormat. Saya menikah dengan Bang Randy karena dia tercatat masih single di KTP nya. Demikian juga keluarganya mengijinkan kami menikah. Papah Widodo dan Mamah Anintiyo sebagai orang tua Bang Randy juga hadir dalam acara pernikahan kami. Jadi apalagi yang bisa menghalangi jalan kami menuju pernikahan? Secara semua persyaratan sudah terpenuhi." Reni beberkan semua hal yang memungkinkannya untuk melangkah ke jenjang pernikahan tanpa kendala.

"Aneh. Kenapa Randy bisa dapat KTP seperti itu? Nyatanya ada Gilang, hasil pernikahan kita. Randy dulu berpamitan untuk mengembangkan usahanya di daerah Jawa Barat. Tidak tahunya dia di sini tergoda sama pelakor kayak kamu itu."

"Mah, hentikan kamu nuduh Reni sebagai pelakor. Dia tidak bersalah sama sekali. Papah yang salah selama ini tidak pernah cerita kalau Papah sudah menikah dan punya anak." Randy yang datang tiba-tiba langsung menyela pembicaraan Reni dan Luciana.

Bagaikan terkena petir di siang bolong, Reni langsung pingsan mengetahui realita bahwa suaminya sudah beristri dan memiliki anak sebelum menikahi dia.

Melihat bahwasanya Reni jatuh pingsan, Randy langsung menyuruh Luciana pulang, "Mah ... Mamah pulang terlebih dahulu. Nanti Papah jelasin di rumah."

"Ok. Mamah akan pulang, tapi Papah harus segera ceraikan 'pelakor' itu. Ingat!!! Papah sudah punya Mamah dan Juwita."

"Iya nanti kita omongin di rumah. Papah mau bawa istri ke Rumah Sakit."

"ISTRI APAAN??? INGAT, PAH! ITU 'PELAKOR' YANG UDAH NGREBUT PAPAH DARI MAMAH." kata Luciana dengan nada berang.

Seusai menjalani perawatan di Rumah Sakit, Reni meminta Randy untuk nenceraikannya, "Bang ... Abang ceraiin aku secepatnya. Jangan tunggu lama-lama lagi. Aku gak sanggup kalau Bu Luciana nanti terus meneror."

"Abang gak mau pisah sama kamu," jawab Randy meyakinkan Reni akan cintanya.

"Tapi aku juga gak mau dikatakan sebagai pelakor. Sakit hati ini, Bang." derai air mata Reni tak bisa dibendung lagi.

5 bulan sejak didatangi Luciana, akhirnya Randy dan Reni pun berpisah. Dan Renipun memilih untuk tinggal bersama adiknya terjun di dunia hiburan.

"Begitu ceritanya, Mas. Kenapa akhirnya Teteh menjadi janda dan masih trauma untuk bertemu dengan orang tua Mas Andre. Mau paham kan, Mas?" tanya Reni yang ternyata ditanggapi dengan diam oleh Andre walaupun wajahnya diliputi dengan senyuman.

Renipun mengalihkan pandangannya ke arah mata Andre tertuju. Dan betapa terkesiapnya Reni, seketika terucap bacaan istighfar setengah berteriak.

"Astaghfirullahal 'adhim, Mas Andre."

"Astaghfirullahal 'adhim ... ada apa, Teh?" tanya Andre penuh kebingungan ketika kekasihnya mengucapkan istighfar.

"Mas Andre tuh yang kenapa? Bisa bengong kayak gitu." ujar Reni seraya memajukan lagi bibirnya karena cemberut.

"Hahaha ... maafin Mas Andre ya, Teh. Tadi lagi lihat adegan hot di depan."

"Adegan hot apaan?" tanya Reni sambil tersenyum simpul.

"Itu tadi ada kucing kakek-kakek yang sedang nyaplok kucing kecil yang genit."

"Hihihi ... kucing kok genit. Aneh Mas Andre ini."

"Yeyyyy ... kalau Teteh tadi lihat sendiri, pastinya Teteh akan sependapat sama Mas Andre."

"Wkwkwkwk ... Mas Andre omes. Makanya cepat cari istri biar bisa halal."

Segera Andrepun merengkuh Reni dan mengacak-acak rambutnya.

"Mas pamit pulang dulu yah. Udah sore, takut nanti ada syaitan yang lewat. Khilaf deh," kata Andre diiringi senyuman.

Yeesssssss... bab 2 bisa beres juga... mudah2an bisa menghibur reader semua...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PERJODOHAN JANDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang