The Story Untold

760 166 71
                                    

A thousand year ago...

"Ambil ini juga!"

Seulgi menatap bingung pada uluran tangan kanan Sooyoung yang terdapat sebuah dompet bahan berwarna merah.

"Ayo ambil!" Sooyoung menggoyang-goyangkan juluran tangannya.

Seulgi melirik wajah Sooyoung yang serius dan berharap sesuatu yang ada ditangannya itu diambil Seulgi, membuat Seulgi mau tidak mau menerimanya. Setelah menerima dompet itu, Seulgi melongok kedalam isinya dan langsung dibuat terkejut, "Astaga...!" Seulgi menutup mulutnya yang menganga kaget. "Banyak sekali uangnya!"

Sooyoung tersenyum bangga membalas tatapan heran Seulgi. "Itu semua uang tabunganku selama ini. Aku menghabiskan waktu semalaman untuk memikirkan kalau seluruh uang tabunganku ini harus ku berikan padamu atau tidak. Jadi jangan harap kau bisa menolaknya! Karena aku akan benar-benar marah padamu!" Mata Sooyoung menatap penuh ancaman. Tapi bukannya takut, Seulgi malah sempat tertawa dan menyinggungkan senyuman manisnya.

"Terima kasih! Kalian sangat baik padaku. Padahal aku hanyalah anak dari seorang pelayan dari keluarga Kim."

"Jangan berkata begitu! Aku tidak suka kau membahas hal-hal yang seperti itu!"

Seulgi menyinggungkan senyumannya lagi, "Tapi kenapa kau dan Taehyung melakukannya?"

Sooyoung yang tengah melongok-longokan kepalanya dan berharap bisa melihat Taehyung yang memang sedari tadi pergi agak menjauhi mereka berdua bersama Jimin, merasa ingin tahu apa sebenarnya yang dilakukan para lelaki hingga mereka harus berpisah sejenak begini.

Seulgi sedikit tertawa, menertawai tingkah berlebihannya seorang Han Sooyoung terhadap Taehyung. Lihat saja buktinya sekarang! Sooyoung sejak tadi dima-diam selalu saja melirik-lirik, mencoba mencari tahu apa saja yang sedang dilakukan Taehyung bersama dengan Jimin. Bahkan Seulgi pernah diajak mengintipi Taehyung dan Jimin yang sedang belajar di sekolah dulu. Waktu itu, Sooyoung mengancam dan bilang kalau Seulgi sampai tidak mau menemaninya, maka Sooyoung akan memotong rambut Seulgi hingga pendek. Jadilah Seulgi mengikuti setiap tindakan konyol Sooyoung.

"Eh! Apa tadi kau bilang?" Sooyoung segera menatap Seulgi, merasa menyesal karena sebelumnya tidak mendengarkan baik-baik apa yang telah dikatakan Seulgi untuknya.

"Kenapa kalian membantu ku? Membantu hubunganku dan Jimin lebih tepatnya."

Sooyoung tersenyum sedetik, kemudian ia menundukan kepalanya sebentar entah untuk apa kemudian kembali mengangkat kepalanya ketika menjelaskan apa yang ia ingin katakana pada Seulgi. "Aku tidak suka jika ada sepasang kekasih yang saling mencintai harus berakhir tidak bersama. Aku benci sebuah akhir yang tidak bahagia. Apalagi alasannya hanya karena sebuah restu dari orang tua dan menyangkut pautkan hal-hal diluar kemungkinan. Benar sih orang tua terkadang melakukannya karena alasan ingin yang terbaik untuk diri kita sendiri. Tapi bukankah kita juga nantinya akan menjadi orang tua? Itu artinya keputusan ada ditangan kita sendiri bukan? Kalau memang kita yakin dengan keputusan yang sudah bulat-bulat kita pikirkan, kenapa orang tua tidak mencoba memberi kesempatan?"

Seulgi tersenyum, "Bolehkah aku memelukmu untuk sekali saja?"

Belum sempat Sooyoung menjawab, Seulgi sudah terlebih dahulu mendekatinya dan memeluk tubuhnya. "Yak ! Untuk apa kau meminta izin dariku jika kau bergerak sesukamu? Ckckckck..."

Seulgi tidak mempedulikan kalimat Sooyoung. Ia hanya merasa bahagia. Sangat bahagia! Ada banyak orang yang begitu menyayanginya. Pertama, ada Jimin yang tiba-tiba mendekatinya lewat tuan mudanya lalu mengaku mencintainya. Kemudian tuan mudanya sendiri yang mau membantunya tetap bersama dengan Jimin walau orangtua Jimin menentang hubungan mereka. Kemudian ada Han Sooyoung. Si perempuan bangsawan yang cantik luar dalam. Yang pertama kali bertemu sudah memberikannya senyum tulus. Yang menawarkan dirinya untuk menjadi temannya. Sungguh, jika memang nantinya rencana kawin lari yang mereka berempat sedang lakukan pada akhirnya akan berakhir dengan gagalpun Seulgi tidak akan sedih. Walau nantinya jika ia ditangkap oleh pembunuh bayaran yang disewa orangtua Jimin yang sudah sejak lusa memburunya untuk membunuhnya pun ia tidak peduli. Kang Seulgi, si anak pelayan setia dari keluarga Kim sudah merasa bahagia, dan itu cukup.

The Lucky of the Unlucky LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang