Bab Tiga Puluh Satu

2K 176 13
                                    

"Aku angkat?" tanya Abi ragu.

Anya mengangguk. "Angkat aja, nggak apa-apa."

"Halo," jawab Abi pada panggilan telepon itu. Pandangannya tidak beralih dari Anya sama sekali.

"Abi, lagi dimana?" tanya Rachel.

"Di apartement," jawab Abi singkat.

"Oh, ada Anya?"

"Ada, di sebelah gue," jawab Abi lagi. Tangannya kini menggenggam tangan Anya.

"Oh, gue main ke apartement lo besok, boleh? Alamatnya dimana?"

Alis Abi berkerut. "Mau ngapain?"

"Tanda terima kasih aja, nggak lebih kok. Sekalian ketemu Anya," jawab Rachel lembut.

"Ketemu di rumah bunda gue aja, nggak usah ke apartement. Gue sama Anya besok ke sana."

"Oh, oke deh. Besok siang ya. Sampai ketemu besok."

Abi tidak menjawab apapun dan langsung mematikan panggilan itu. Anya menatapnya tak mengerti.

"Kenapa?" tanya Anya penasaran.

"Rachel mau main ke sini besok. Tapi aku bilang, besok ke rumah bunda aja, sekalian kan emang kita mau ke sana. Nggak penting juga dia tau apartement kita," jawab Abi sambil tersenyum.

Anya mengangguk. "Nanti abis dari rumah bunda, ke rumah orang tua aku ya?"

"Iya Niana sayang," jawab Abi sambil mengelus kepala Anya.

"Ya udah, Anya mandi duluan ya." Anya beranjak dari sofa dan meninggalkan Abi dari sana.

"Gue bikin apa ya buat ulang tahunnya Anya," gumamnya sendiri sambil memejamkan matanya.

Senyum pun tersungging di wajahnya. Ia sudah tahu akan mempersiapkan apa untuk ulang tahun Anya.

🎶🎶🎶

Anya memoles sedikit wajahnya dengan balutan make up agar tidak terlalu pucat. Anya baru sadar akan sesuatu. Selama ia menjalani diet ketatnya, wajahnya sering sekali pucat.

"Anya," panggil Abi dari depan.

Anya segera keluar dari kamar dan menghampiri Abi di meja makan.

"Kenapa?" tanya Anya yang kini sudah ada di depan Abi.

"Kamu nggak sarapan?" Abi mendongakkan kepalanya menatap Anya.

"Oh, udah kok. Aku makan apel tadi sambil bikin sarapan kamu," jawab Anya enteng.

"Muka kamu akhir-akhir ini pucet terus loh. Diet kamu kayaknya terlalu berat," ujar Abi khawatir.

"Ya, mungkin karena aku kurusan? Nanggung Abi, 10 kg kali aku dapet berat badan ideal. Udah ya, aku dandan dulu, dikit lagi selesai." Anya melesat pergi, kembali menuju kamar.

Anya segera merapihkan kembali dandanannya. Hanya mengenakan dress berbahan katun berwarna hitam polos sebetis dan memakai jaket denim.

Abi memasuki kamar untuk mengganti bajunya. Ia sudah mandi tadi. Ia melihat Anya sedang sibuk memasukkan beberapa barang ke tasnya.

"Makin lama, makin keliatan tau kalo kamu Anyanya," ujar Abi sambil membuka lemari dan memilih satu kaus.

"Emang iya ya?" tanya Anya, lalu memandang cermin di depannya.

BIG [Completed] ✓Where stories live. Discover now