Random🌫️

1.8K 176 24
                                    

Tinggal sendirian tanpa orangtua pasti sangat sepi dan hampa, begitulah suasana pagi Syana setiap harinya. Tanpa sapaan maupun kasih sayang.

Namun Syana tak ambil pusing tentang hal itu. Menurutnya, ia hanya seorang diri di dunia ini tanpa keluarga. Bahkan ia menganggap ia terlahir kedunia melalui perantara burung Cemara yang membawanya terbang hingga jatuh ke bumi, seolah seperti di film-film

WhatsApp notification
Uang 10 juta udah ada rekening kamu untuk 1 bulan kedepan

Syana melempar hp keluaran terbaru berlogo Apel itu kesembarang arah

"GUE GAK BUTUH UANG LO BANGSAT!" Umpat Syana setelah menerima pesan dari Mamanya

Dengan perasaan marah bercampur kesal, Syana memutuskan untuk berendam air dingin pagi ini sebelum pergi kesekolah

Sebelumnya, ia ingin sekali untuk terlambat datang kesekolah. Namun karena kondisi tubuhnya yang tidak fit, ia memutuskan untuk datang lebih awal agar tidak dijemur ditengah lapangan lagi.

Seperti biasa Syana memakan sepotong roti dan segelas susu coklat sebagai pengganjal laparnya menjelang siang

Hari ini Syana menggunakan mobil sport bermerk Lamborghini Aventador yang ia beli dengan jerih payah hasil balap motor tahun lalu.

***

"Ayo kekantin, gue laper parah" rengek Jessa pada kedua sahabatnya yang sedari tadi mencatat tanpa henti dari papan tulis dan satu orang sahabatnya lagi yang tertidur pulas

"Ih bentar woilah, masih banyak ini" Omel Syifa pada Jessa

"Elah, entaran aja nulisnya. Keburu abis waktu istirahat" balas Jessa

"Entar pala Lo peyang, kalo bukan gue yang nyatet catatan di papan tulis siapa lagi? Lu pada juga pasti minjemnya ke gue"

"Yaudahlah jadi Lo mau ikut apa engga?" ujar Clarin menutup bukunya dengan kesal

"Emang Lo udah nyatet?" Tanya Syifa

"Belum sih, entar gue pinjem punya Lo aja" jawab Clarin cengengesan

Syifa menatapnya malas "Kan. Udah ketebak"

"Gue dikelas aja, untungnya gue dibawain bekal sama nyokap. Ajak Syana aja tuh" ucap Syifa lagi

Clarin dan Jessa bersiap untuk membangunkan si Putri tidur ini, sedangkan Syifa sudah siaga menutup telinganya

"BANGUN KAGAK BANGUN JADI BABI, BANGUN KAGAK BANGUN JADI BABI" Nyanyi Clarin dan Jessa dengan heboh sambil menggubrak-gubrak meja dan membanting kursi

"A-pasih setan. Gue masih ngantuk" umpat Syana dengan tatapan tajam khasnya

Clarin dan Jessa saling tatap "Mampus Lo, bukan gue Sya. Itu si Jessa, bukan gue sumpah"

"Ye apaan nuduh-nuduh gue. Dia juga Saya, bukan gue doang." Elak Jessa

"Ribet Lo berdua" kata Syana lagi

"Lo mau kekantin? Atau mau nitip sama kita aja?" Tanya Clarin

"Gue ikut. Keknya magh gue kambuh deh" keluh Syana memegang perutnya yang nyeri

"Kalo gitu Lo dikelas aja, biar kita bawain" usul Jessa

Syana menggeleng keras "Yang ada kelar istirahat Lo berdua balik. Keburu mati gue nungguin Lo berdua" 

Sesampainya dikantin, mereka bertiga pun segera memesan makanan yang sama agar lebih cepat yaitu Nasi goreng dan Jus

"Gue ke toilet bentar, cuci muka" ucap Syana dan diangguki keduanya

Syana pun berjalan menuju toilet dengan langkah malas, ia langsung membasuh mukanya dengan air keran. Rasa segar diwajahnya pun menghampiri

Setelah mencuci muka, tak sengaja Syana berpapasan dengan Musuh bebuyutannya sejak kelas 10 yaitu Rifani Sandra

"Minggir, gue mau lewat" ketus Syana saat Sandra berdiri tepat ditengah pintu

Sandra menatapnya dengan wajah seolah menantang Syana untuk adu mulut saat ini

"Mending Lo minggir deh, gue lagi gak mood adu mulut Sama Lo " kata Syana lagi

Sandra lagi-lagi diam dan masih menatap Syana dengan sinis

"Ahahaha tolol lagian Lo naro ember sembarangan, untung aja Bu Laylay gak marah pas kepeleset" omel Gio pada Farel

"Ya kan gue lupa ambil, Bu Laylay juga jalan gak ngotak. Kaki iya jalan, otaknya nyendat kek selokan" balas Farel tak kalah jaim

"Bego lu, ngatain orang tua. Kena azab baru tau" tambah Kenzo

"Eh itu Syana bukan?" Ucap Kenzo cepat saat  mata nya tertuju pada pintu toilet Perempuan

Sontak keempatnya langsung menoleh

"Iya tuh, lah itu kan Sandra kelas 12 IPA 3" kata Farel

Diam-diam diantara mereka mengarahkan kamera Handphone kearah Syana dan Sandra berada.

"Minggir atau gue pake cara kasar?" Sungut Syana yang tak tahan lagi meremukkan wajah menjengkelkan dari seorang Sandra

Lagi dan lagi tidak ada jawaban.

"Oke gue rasa Lo milih opsi kedua" ucap Syana dan langsung mendorong Sandra dengan kuat hingga ia terjatuh dengan sangat keras

Setelah itu Syana langsung pergi dari sana tak perduli dengan Sandra yang terduduk dilantai. Sandra hanya menatapnya sinis dan senyum sumringah setelah Syana pergi

"Itu didorong kenceng banget anjir" ucap Gio tak percaya. Mereka berempat pun terpelongo melihat Syana yang melakukan hal itu pada Sandra

"Mungkin emang musuhan kali" kata Farel mencoba untuk positif thinking pada seorang Syana

"Yakali musuhan, Sandra aja diam tuh. Gak ngapa-ngapin" tambah Kenzo tak percaya

"Yaudah lah anjir, ngapain ngurusin mereka sih. Mending kita makan aja sekarang" usul Angga dan diangguki keempatnya

"Lo ngapain?" Tanya Angga pada Sean

"Hah? Engga, yaudah ayo buruan. Keburu bel"

Mereka pun berjalan menuju kantin untuk makan siang

***

Saat Syana kembali kekantin, samar-samar ia mendengar bacotan dari sebuah meja yang tak jauh dari meja sahabatnya

"Cakep banget kali ya nolak si Farel. Padahal modelan kek dia tuh banyak"

"Kalo gue sih mending diterima, mana Farel ganteng banget lagi"

"Sosoan nolak"

Prang

"Cakep banget emang muka Lo berdua? Ngata-ngatain segala. Kalo Lo gatau apa-apa mending diam. Kecuali kalo Lo emang udah pernah ditembak Farel baru Lo ngata-ngatain si Clarin. Ini remahan bakwan masih aja gak pinter ngaca" cerocos Syana ketus sambil membanting piring makanan kedua orang itu

Sedangkan yang ngebacot langsung kicep karena didepannya itu adalah Syana, Tak ada satupun orang yang berhasil menang adu mulut maupun fisik dengannya

"Jangan dimasukin ke hati Cla, anggap aja angin" ujar Syana menepuk bahu Clarin

"Iya Sya"

***

Saat pulang sekolah, Syana sengaja pulang lebih lama untuk menghabiskan waktu diluar. Jika ia pulang terlalu cepat, suasana sepi lah yang menyambut kepulangan nya

Ia memutari jalanan kota dan membeli makanan untuk nanti malam
Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 ia pun memutuskan untuk pulang

Because You Are My Ocean [ Hiatus ]Where stories live. Discover now