3. PATAH HATI DAN OBAT DIET UNTUK TARA

552 156 282
                                    

Hallo teman-teman semua.
Terimakasih bagi yang mau mampir dan membaca cerita ini.

Jangan lupa divote dan dikomen untuk memberikan dukungan kepada penulis.

Love you all💕

###

Tara menaiki kolam dengan kesusahan, ia tidak menemukan tangga. Orang-orang hanya menatap Tara seolah-olah kagum, tanpa ada yang ingin mendekat untuk membantu.

Tara mengangkat kepalanya, matanya dan mata cantik milik Aldo bertemu. Tara memandang wajah Aldo dengan tatapan sayu, sementara Aldo?

Pria itu membuang muka, lalu berjalan menjauh.

Tara yakin, matanya dan mata Aldo saling bertemu. Namun, kenapa tatapan Aldo terasa sangat asing baginya?

Setelah berusaha dengan susah payah, Tara berhasil naik ke permukaan. Ia berlari dengan cepat menghindari kerumunan orang-orang.

Tara sangat malu. Tara juga tanpa sadar merobek dressnya ketika menaiki pinggiran kolam tadi.

Tara mengutuk dirinya sendiri, harusnya ia tidak datang. Tidak ada pesta untuk cewek buruk rupa dan gendut seperti dirinya?

Kesalahannya, karena memilih tetap datang dan pada akhirnya harus dipermalukan.

Tara menunduk dan menangis di halaman depan rumah Ismi, ia bersembunyi di antara mobil-mobil yang sedang terparkir dengan rapi.

Ia berjongkok sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

"Meskipun lo nangis, orang-orang nggak akan tertarik untuk peduli." Suara berat itu membuat Tara mendongak.

Ia bisa melihat seorang cowok berdiri di depannya. Tara tidak bisa melihat dengan jelas, karena malam hari dan pencahayaan juga minim.

Tara masih terisak, namun wajahnya memandang pria itu.

"Balas dendam ke mereka," lanjut pria itu dengan suara berat dan rendah.

Mulut Tara seolah terkunci rapat, ia tidak sanggup menyahut satu katapun.

Setelah dua kalimat, cowok itu pergi meninggalkan Tara.

Tara menghapus jejak air matanya, "Gimana caranya gue balas dendam? Kalau bertahan aja gue sulit?!" kata Tara entah pada siapa.

❤❤❤

"Ismi cerita, dia malu banget karena udah ngundang Tara."

"Tara bikin pesta ulangtahunnya berantakan."

"Gue pun kalau jadi Ismi, pasti marah besar."

"Dasar gendut yang nggak tahu malu."

Tara menguatkan hatinya. Ia hanya bisa berpura-pura tuli, meskipun setiap ucapan orang-orang itu melukai hatinya.

Tapi, Tara bisa apa? Ia tidak bisa melawan, maka diam solusi terbaik untuknya.

Tara tiba di halaman belakang. Ia melihat Aldo sudah menunggunya di sana.

"Eh, Ra." Aldo menyapa Tara yang hari ini terlihat sangat murung.

"Lo kenapa? Lo baik-baik aja?" tanya Aldo perhatian dan peduli.

WAIT WAIT!!! (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang