Bab 5. Nostalgia
•••
Elena menutup resleting tasnya setelah selesai memasukan semua peralatan belajar. Gadis berambut pendek berbando polkadot tersebut belum juga pulang meskipun jam sekolah telah berbunyi sejam yang lalu.
Garuda Bangsa masih terlihat ramai. Ada beberapa siswa yang menyempatkan diri bermain basket, atau para gadis yang bergosip di bawah pepohonan rindang atas tribun kecil penonton.
Elena menghela nafasnya dengan pelan, "Cha, warung depan bentaran yuk." Ajaknya.
Acha——gadis yang sama sibuknya dengan Elena tersebut mengangguk mengiyakan. "Boleh aja, tapi gue gak bisa lama. Bokap nanti sore mau pergi keluar kota. Jadi gue harus anterin makanan ke RS."
Elena menggendong tas biru miliknya. Berjalan, mengikuti langkah kaki Acha yang lebih dulu didepannya. "Ngapain lo ke RS?"
Acha terdiam sejenak, "nyokap sama adik gue sakit."
Elena membungkam mulutnya rapat-rapat, tak ingin lagi membahas topik tersebut. Acha Ayunandya, menurut rumornya cewek itu di anggap sebagai gadis paranormal. Elena yang pada dasarnya tidak percaya dengan hal tersebut, ia tidak pernah membahasnya lebih detail kepada Acha. Tapi semakin banyaknya rumor, Elena semakin penasaran.
Acha——apakah benar gadis itu adalah anak dukun?
"Cha, gue mau nanya dong."
Acha terdiam, pandangannya fokus menyapu keadaan sekitar. Lalu lalang motor dan mobil sedikit sepi, maka dari itu Acha dan Elena dengan mudah dapat menyebrangi jalan.
"Apa?"
Kali ini Elena yang terdiam, gadis berbando tersebut mendaratkan bokongnya pada kursi warung sederhana depan sekolah. Memesan jus serta puding buah untuk hidangan siang kali ini.
"Mau nanyain tentang apa bener gue anak dukun? Paranormal tetek-bengek lainnya?"
Elena berkedip, "Lo cenayang?"
Acha tertawa kecil, "hari ini udah empat orang yang nanyain gue pertanyaan yang sama."
"Emang itu bener?"
"Kalian tau dari mana?" Acha merogoh saku bajunya. Mengeluarkan benda pipih persegi panjang berlayar.
"Gue denger-denger, katanya sewaktu kecil lo pernah ikut acara pengusiran setan." Elena menundukkan kepalanya saat pelayan datang menghidangkan pesanan. "Jadi itu bener?"
"Cuman rumor, jangan terlalu percaya deh. Musrik lo!"
Elena tertawa. "Gue mau mengenal Lo lebih jauh, ayolah. Wajah gue doang yang sangar tapi hatinya Hello Kitty kok."
"Jadi, ceritanya dulu sewaktu kecil gue sering dapat perlakuan gak baik dari nyokap. Dia nganggap gue sebagai karya dia, bukan anak."
"Dari kecil juga, gue diajarin kalo setiap ibu mukul, berarti tandanya ibu sayang sama kita. Luka adalah bentuk cinta. Jadi, gue gak keberatan dengan semua itu."
"Mana ada orang tua begitu!" Elena melotot, wajahnya yang terlihat kebingungan membuat tawa kecil Acha terdengar beberapa kali.
"Karena itulah, banyak orang-orang yang ngerasa gue anak aneh. Tetangga juga pada ngeluh, karena setiap anak-anak mereka main sama gue. Gue selalu minta anak-anak itu mukulin gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Laskar Mimpi
Teen Fiction[ SEBAGIAN CERITA DI PRIVAT. FOLLOW AKUN PENULIS UNTUK LEBIH LEBIH LENGKAPNYA!! ] Arka Deovano Anggara, putra tunggal dari pasangan Radcliffe. Ayahnya adalah Daniel Radcliffe, anak satu-satunya yang kakeknya punya. Memiliki kepribadian yang introver...