14

1.8K 169 36
                                    



"Emma"







"apa itu benar?"

•••

Emma menancap rem mobil saat lampu merah mulai menyala. Ia tak tahu harus menjawab apa pertanyaanmu barusan. Karena itu hanya dugaan, belum tentu benar.

Tapi setidaknya membuat harapan yang baik namun belum tentu pasti itu bukankah dapat membuat suasana sedikit mendingin?

Sebenarnya Emma tak tega membohongimu, atau membuatmu kepikiran dua kali lipat soal ini. Tidak tahu apa yang harus ia ucapkan padamu, akhirnya diam-diam ia menangis sambil menempelkan dahinya pada stir mobil.

"Emma..?"

Ia tidak menyaut. Baiklah, saat ini mungkin alangkah baiknya diam saja. Pertanyaan-pertanyaan aneh mengelilingi pikiran dan isi hatinya yang jika kau keluarkan itu dapat membuat Emma tertekan juga.

Mau bagaimanapun juga Emma dan Ray adalah orang terdekat Norman sedari kecil. Mereka lebih menderita dibanding dirimu. Kau tahu itu, sangat amat mengetahui itu.

***

Bagaikan daun kering yang berjatuhan dari ranting karena angin, perlahan menipis harapanku untuk tidak mempercayai kenyataan.

Pikiranku kacau, tidak ada satupun pikiran yang positif. Segalanya negatif, karena memang kemungkinan ia selamat sangatlah tipis.

Pesan yang kukirimkan sejak tadipun belum kunjung dibalas, bahkan dibacapun tidak. Korbanpun masih diselidiki dilakukan oleh tim SAR itu belum kunjung membuahi hasil.

Oh Tuhan, mengapa cobaan darimu sangatlah berat?

Seperti yang kulihat, tatapan Emma berbeda dari biasanya. Ia juga terlihat murung, padahal biasanya ia sangat ceria. Itu artinya ia juga merasa hal yang sama sepertiku bukan?

Tidak. Ia merasakan hal yang lebih dari yang kurasakan.

Setetes demi setetes air mata Emma berjatuhan. Suasana hati memang tidak bisa membohongi siapapun dan menahan apapun. Tapi aku salut, ia adalah wanita  yang sangat tangguh dari yang selama ini kutemui dan kukenal.

"Teganya kau membuatku khawatir seperti ini lagi"

Lagi? Berarti apakah sebelumnya pernah terjadi yang seperti ini juga?

Aku memang belum mengetahui masa lalu mereka seperti apa. Kelihatannya mereka juga tak ingin mengungkit-ungkit lagi masa lalunya. Karena itu aku jadi sedikit enggan untuk menanyakan hal itu.

"Kuharap apa yang dikatakan Ray itu semua benar. Akan kutendang pantatnya jika hal itu benar!" Lanjutnya.

Kini aku berpikir yang seperti itu. Berharap apa yang dikatakan Ray itu akan benar. Walaupun tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, setidaknya sedikit berharap itu bukanlah hal yang salah bukan?

Entahlah. Aku tidak tahu.

Melihat jalanan yang setiap harinya sepi, yang setiap harinya jarang sekali banyak mobil yang lewat. Diiringi musik slow yang menenangkan hati, ditambah lagi dinginnya AC mobil yang menyejukkan suasana. Membuat hatimu tenang seketika.

My Husband (Norman x Reader) [✔️]Where stories live. Discover now