8

971 127 3
                                    

"GAK MUNGKIN ANJIR COY ARJUNA YANG TAMPAN ITU MASA PEMBUNUH BERANTAI GELO AJA... "

Gyeon sedang mengemudikan mobil Satria. Mereka menuju Jakarta sekarang. Entah bagaimana Satria setuju saja. Dan sekarang mereka sedang ngebut tak memikirkan nyawa.

"Yatuhan Satria masih Belum Bisa macarin Uji... Jangan ambil nyawa Satria ya tuhan."

"Lu temenan sama Juna? "

"Iya dong dari orok! Eeh awas! "
"Enggak deng dia oroknya di cina gue di bandung hehe.. Tapi sejak keluar kuliah kita jarang komunikasi lagi. "

"Kok Lo mikir Dia baik? Dia juga Sodaranya si Leah kan"

"Juna Itu Ponakan nya Mr Xiu, Kalo Si Leah Cuman Istrinya... Gak sedarah mereka.  Dan satu yang gue yakinin adalah Juna itu gak suka sama si Leah. Mana mungkin dia kerja sama bareng si Leah."

"Ya Mungkin aja mereka emang gak kerja sama, Tapi si Juna Emang Zuan yang kita cari."

Satria diam. Gyeon meliriknya, kok mau maunya ya dia setuju bawa Gyeon kejakarta. Padahal dia stranger.

Kota Jakarta di Jam pulang kantor ternyata bikin kesal, Gyeon sudah resah. Dia janjian bertemu setya dan Jeno. awalnya setya melarang, tapi saat mendengar Gyeon berteriak bahwa dia memikirkan hao setya akhirnya mengizinkan.

"Bang... Lo pacarnya Hao? "

Gyeon diam. Dia enggan menjawab.

"Seenggaknya Dikta gak perlu khawatir banyak kalo Hao punya pacar polisi hebat kayak lo."

"Dikta... Dulu deket banget sama Hao?"

"Iya... Mereka dari kecil barengan, tapi sejak 2010 keluarga masing masing tiba tiba saling ngejauh, dan musuhan sampe sekarang."

"Kenapa? "

Satria diam sejenak, seperti berpikir harus menjawab apa.

"Tau dah... Gue kurang ngerti."

Setelah 1 jam, Gyeon dan satria berhenti di sebuah mal. Satria mau ketemu calon ayang beb, inikan hari liburnya gak papa ngapel dulu katanya. Kalo Gyeon sudah janjian dengan 2 kakaknya itu. Mereka akhirnya berpisah di mal. Sebelumnya Satria memeluk Gyeon dulu, dia harap Gyeon bisa bantu mereka semua, apa aja dah mau ngepel atau bikinin kopi. Intinya Gyeon itu harapan Satria, juga gyeon dapat pukulan setelah tau ternyata Satria lebih tua darinya.

"Ending nya malah gak Cuti kan lo gyeon. Hao, Hao.. Kok Lo bikin gue Khawatir sih.. "

Gyeon mencoba mencari Cafe yang Sudah Jeno Pinta untuk bertemu.Tapi saat berjalan, ada toko Alat tulis yang menarik perhatiannya. Tentu saja Gyeon harus mampir. Di tempatnya tinggal tak banyak toko bagus untuk beli alat lukis, setidaknya kalau tak beli, Gyeon bisa cuci mata.

Niatnya adalah selagi menunggu Jeno dan Setya sampai, dia akan lihat lihat sebentar lalu pergi. Dilihatnya lukisan yang di pajang diatas sana, cantik. Gyeon selalu suka hal seperti itu.Tapi Matanya menemukan Hal yang lebih Cantik didepan sana.

"Hao"

Gyeon berjalan hati hati, Takutnya Hao dijaga Bodyguard atau semacamnya. Jadi dia menelisir sekitar,  berharap tak ada yang mengawasi Pria Kurus itu.

Tapi Beberapa langkah lagi menuju Roihao, Gyeon tiba tiba mengingat hari kemarin. Saat Hao pergi tanpa berkata apapun padanya. Gyeon menunduk, putar balik adalah hal bagus. Toh Hao baik baik saja, tubuhnya tak ada lecet. Apalagi wajahnya. Tetap manis.

"Gyeon.. " Tangan Hao Menahannya. Lihat betapa kagetnya dia sampai matanya terlihat membesar sekali.

"A-ah Hao? Lho?Lo disi-"

Come back[GYUHAO]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang