09

8.9K 206 6
                                    

[Revisi]

Elios mematut dirinya di depan cermin besar setinggi dirinya, di walking closet kamarnya. Ia merapikan rambutnya dengan gel rambut khusus pria agar tak mudah berantakan. Elios berjalan menuju lemari meja di tengah ruangan, mengambil satu jam tangan diantara puluhan jam tangan pria dan wanita untuk ia kenakan, serta tak lupa dasi yang serasi dengan kemejanya.

 Elios berjalan menuju lemari meja di tengah ruangan, mengambil satu jam tangan diantara puluhan jam tangan pria dan wanita untuk ia kenakan, serta tak lupa dasi yang serasi dengan kemejanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Elios menatap pantulan dirinya didepan cermin sembari memasangkan Jas yang ia ambil dari lemari penyimpan khusus Jas kerja, di tubuhnya. Terakhir Elios menyemprotkan farfum beraroma manly kesukaan Risa di seluruh badannya. Kemudian berjalan keluar.

Elios menenteng tas kerjanya, berjalan keluar kamar, menghampiri Risa, Rina, dan Elisa di meja makan. "Pagi semua. " Katanyan sebelum duduk di kursi sebelah Risa.

"Pagi, Nak. " Rina menjawab lembut. Wanita baya itu tampak lebih baik dari beberapa hari sebelumnya, saat tengah sakit.

"Pagi juga, Mas. Mau sarapan pakai apa? "

"Roti aja. "

"Baiklah. " Risa mengambilkan roti untuk Elios, mengolesinya dengan selai rasa coklat, kemudian memberikannya ke piring laki-laki itu. "Ini, Mas. "

"Makasih, sayang. " Elios memajukan wajahnya, mengecup lembut pipi Risa yang berisi sejak hamil.

Risa tersenyum malu. Namun tak menolak. Ia menikmati perlakuan romantis suaminya, walau harus di tatap menggoda oleh Ibu nya.

Elisa tampak makan sendiri. Balita itu tampak sudah bisa dengan lancar makan sendiri. Sudah tak terlalu belepotan lagi jika makan.

Elios mengelus kepala Elisa. Anak gadisnya itu tampak sangat cantik dan mengemaskan dengan seragam day care nya.

Selesai sarapan Elios di antar Risa sampai gerbang rumah. Elisa berada di gendongan Elios. Ya, Elios meminta pada Risa untuk mengantar Elisa ke sekolahnya hari ini. Beberapa bulan lalu dirinya tak bisa menerima Risa mengantar Elisa ke sekolahnya di hari pertamanya. Sekarang Elios ingin menebus semuanya.

Selesai mengantar Elisa, Elios melajukan mobilnya ke kantor. Menjalankan hari-hari nya seperti biasa, bekerja. Saat tengah sibuk dengan berkas di tangannya, Elios di kejutkan dengan panggilan masuk dari nomor yang tak dikenal. Elios segera mengangkatnya, ia tau siapa pemilik nomor itu, walau di ponselnya tertera 'nomor tak dikenal'. "Ada apa? " Tanya Elios dengan suara datar.

"El, apa maksudmu dengan mengirim psikiater itu ke rumah? Maksudmu aku gila, begitu? "

"Aku? Tidak ada maksud apa-apa. Niatku baik, ingin membuatmu sembuh. Seharusnya kau bahagia. " Jawab Elios tanpa mengalihkan konsentrasi dari berkas di tangannya.

"Bahagia? Apa kau pikir aku akan bahagia di saat seseorang mengirim psikiater ke rumah ku? Aku tidak sakit, El! Dan kalaupun aku sakit, dan kau ingin aku sembuh, seharusnya dokter atau perawat yang kau kirim. Bukan, psikiater. "

My Fucking Husband Where stories live. Discover now