14. Pegang erat dan Jangan terjatuh

3.2K 668 220
                                    

Warn: typos in everywhere

Et, tunggu dulu. Votenya mana nih mooniesss!!!

— m o o n l i g h t —


"Apa aku terlihat mempunyai bakat?" Tengen menyeringai tinggi. Matanya menatap tajam ke arah Gyuutaro sedangkan sang iblis malah mendecih tidak suka.

"Masih ada beberapa orang aneh yang baru saja dua bulan memegang pedang, mereka sudah memiliki posisi sebagai pilar." Bayang-bayang Gyoumei juga Tokito terlihat pada kepalanya.

"MEMANGNYA SUDAH BERAPA BANYAK NYAWA YANG GAGAL KU SELAMATKAN?!!!" Kini Tengen kembali teringat dengan keluarganya yang dibantai habis. Ia juga kembali mengingat pertama kali bertemu dengan Kagaya di bawah pohon sakura yang tengah bermekaran.

Gyuutaro yang sebelumnya telah menanamkan racun di tubuh Tengen tertawa puas. Gigi runcingnya mencuat tajam. Ia meluncurkan serangan bersamaan dengan Daki. Tengen yang menyadari bahwa selendang Daki juga ikut andil, ia segera menendang iblis wanita tersebut hingga terjungkal kebelakang dan berhasil memotong selendang tersebut.

"Beraninya kau menendang adikku!" Gyuutaro mengayunkan kedua sabitnya ke arah Tengen.

Daki juga ikut andil dengan selendangnya. "KEPARATTT!!!"

Tengen pun melemparkan bola-bola kecil serupa dengan mutiara hitam hingga bertaburan di angkasa. Saat bilah sabit dan selendang itu tergores benda tersebut maka terjadilah ledakan yang besar. Daki terkena ledakan sehingga tubuhnya terbakar.

Tengen mengapit ujung pedang menggunakan jarinya sendiri. Mata Gyuutaro membelalak saat menyadari kekuatan luar biasa dari sang Pilar di hadapannya. Gigi bagian belakangnya bergemelatuk. Selendang miliknya pun sudah terpotong oleh Tengen. "Hei, kau itu sedang sekarat. Jadi, kami akan membunuhmu dengan perlahan."

Tanpa iblis wanita itu sadari sebuah nichirin kembali terayun pada lehernya. Kepala Daki terpotong dengan mudahnya. "APA-APAAN INI?!! GYAAA~ KEPALAKU TERPOTONG LAGI!!!!!"

"HOY!! INOSUKE-SAMA DAN PEMBANTUNYA AKAN DATANG MENOLONG!" Inosuke datang dengan menyeret Zenitsu sedangkan Tanjiro datang dari lantai atas dan berdiri di depan Tengen.

Sriing...

Semuanya menoleh ke sumber suara kecuali Daki, karena suaranya tepat berada di belakang iblis tersebut. Tengen terpesona dengan penampilan bocah yang sudah ia panggil dengan sebutan 'mayat'. Gadis itu memainkan nichirinnya lalu membenahkan letak rambut panjangnya. Bibirnya terangkat memberikan senyum termanis.

"Moshi-moshi, Gadis Bulan telah datang."

Daki mendecih tidak suka lalu menghantarkan selendangnya pada (Name). Ia terkejut saat melihat gadis itu telah menghilang dengan cepat. Sekarang (Name) sudah berada di samping Zenitsu dengan senyum mengejek yang terpampang di wajah cantiknya.

"Kalian semua akan mati!!" Ancam Daki.

"Hoy, iblis pelacur! Jangan meremehkan manusia. Kami hanya akan memotong kepala kalian secara bersamaan dengan begitu kalian akan mati bersama." Ucap Tengen dengan senyum yang mengembang. Mata (Name) berbinar saat melihat refleksi Kyojuro pada diri Pilar Suara tersebut.

Daki kembali menyerang Tengen dengan selendangnya. Namun, Zenitsu menghambat pergerakan iblis tersebut dengan cara menendangnya hingga ke atap. Sepertinya untuk saat ini, tidak akan ada yang membiarkan Zenitsu terbangun dari tidurnya.

[✔️]Kimetsu no Yaiba: MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang