PROLOG

291 106 119
                                    


Awan-awan hitam telah mengelabui dinding-dinding langit
Rintik-rintik air mulai membasahi bumi
Gemercik air yang seperti melodi elok menenangkan
Hembusan angin dingin menyelinap masuk ke dalam raga
Menggigil aku dibuatnya
Dialah...
Hujan..

-Saskia N. R.

Seorang perempuan berseragam putih biru tengah duduk dikursi halte bus yang telah tersedia mendengus pelan. Dia sudah menghabiskan waktu yang lumayan lama untuk menunggu bus pasalnya, hari sudah mulai menggelap. Untung saja dia tidak sendirian ada beberapa murid yang bernasib sama seperti dirinya.

Ketika tengah menatap kearah sepatunya yang sedari tadi dia ayunkan ada sesuatu jatuh dari atas. Perempuan itu mendongkakan kepalanya lalu tersenyum lebar.

Rintisan air jatuh kemuka bumi secara bersamaan. Perempuan itu menghirup petrichor yang sangat dia rindukan.

Tanpa sepatah katapun dia berdiri dan menembus derasnya hujan. Menari-nari dibawah hujan yang sangat deras didepan halte bus sekolahnya. Siapa saja yang melihatnya pasti akan mencapnya seperti kekanak-kanakan. Disisi lain, pria bertopi hitam dan berjaket senada dengan topinya sedang melihat perempuan menari-nari dibawah hujan itu tersenyum.

Derasnya rintik hujan dan tatapan sinis murid lainnya tak dia pedulikan.

Hujan selalu kembali walau dia telah jatuh berkali-kali, seolah tidak peduli berapa banyak sakit yang dia rasakan.

*****

Hai hai 👋🏻👋🏻
Selamat membaca cerita baruku ya gais😊
Jangan lupa divote ya komen juga boleh kok biar aku semangat nulisnya😊

Kalau ada yang mau ngasih kritikan juga boleh kok

Sekian terima duit😁😁

Terimakasih😘😘😘

Sampai bertemu di part selanjutnya ya gais👋🏻

Ketika Langit bertemu Hujan [ON GOING]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن