║ Part 10 : Bendera

112 102 136
                                    

"Wah indah bener nih sungai, bisa jernih banget gitu," puji Milky, "Hooh, keknya di tempat gue sungainya bakal tercemari limbah," sambung Sirius dengan napas yang masih ngos-ngosan.

Apa yang mereka ucapkan benar-benar betul, sungai dengan jembatan biasa, air jernih dan bersih mengalir dengan tenangnya, di temani ilalang-ilalang yang tumbuh liar, suasana sepi dan sunyi tanpa ada seseorang yang melewatinya, merupakan di sukai oleh sebagian orang yang menyukai ketenangan.

"Woy! Masa gue ditinggal sih! kalo gue di culik harimau gimana!" teriak Andromeda, wajahnya berubah merah, wah habis lari-lari jadi merah tuh.

Pyxis dari arah kejauhan yang sedang membasuh wajahnya mendongak, "udah ih, sini main air sekalian minum, gue pastiin airnya layak minum," terang Pyxis, kemudian tangannya membasuh wajahnya.

"Byurrr...."

Seseorang terjun dari dasar sungai, memang sungainya dangkal paling tidak ukuran tumit anak remaja, jadi tidak akan menimbulkan sebuah terbawa arus lah, tidak bisa bernapas lah, tenggelam lah dan segala macam mengenai hal yang tidak-tidak.

Sepatu sport mahal dan celana cream panjangnya basah, Sirius memasukkan wajahnya ke dalam sungai itu tak memedulikan kakinya, kemudian mengeluarkan dan melambai-lambaikan anak rambutnya, Pyxis yang tak sengaja melihatnya tertegun, namun setelahnya kembali sadar.

Milky hanya mengambil air sedikit, untuk diminum dan dibasuhkan ke wajahnya, setelahnya ia terduduk memandangi ilalang yang luasnya berhektar-hektar, dari arah kejauhan ada sebuah tanah yang belum dirawat. Area persawahan.

"Pys, lo ngapain tadi ngibrit kesini cepet-cepet?" tanya Andromeda dengan suara yang pelan, "Hah?-" Pyxis melihat Andromeda sejenak, kemudian dibisiki telinga Andromeda.

"Ohhh," gumam Andromeda.

"Woy lanjutin perjalanan yuk, waktu kita gak banyak," tegas Milky, matahari sudah beranjak sedari tadi mungkin jika dikira-kira sudah mencapai pukul delapan pagi, masih beberapa jam mereka harus kembali ke akademi dengan membawa sesuatu yang penting.

Ketiganya naik ke dasar sungai lagi, Sirius yang sangat-sangat terlihat fresh dan bugar mulai bersemangat lagi, diikuti Pyxis dan Andromeda, wajahnya bersemangat, Rambutnya yang sebelumnya acak-acakan sudah terlihat membaik lagi. Baik Sirius, Pyxis , maupun Andromeda keduanya melepas sepatu dan kaos kakinya yang telah tereksekusi air.

Sirius mengikat sepatunya kemudian mengalungkannya di leher panjangnya, Pyxis yang melihatnya juga melakukan hal yang sama.

"Kalian berdua kompak bener deh," ucap Andromeda memperhatikan kedua sejoli itu yang tengah saling pandang.

"Enggak!" kompak keduanya.

"Tuh kan kompak," celetuk Andromeda kemudian melangkah ke depan seraya menenteng sepatu yang ia lepas.

Keempatnya berjalan melewati jalan setapak, dimulai dengan canda dan tawa garing yang lama-lama membuat sang keras kepala tak ingin mengalah.

"Siapa yang tadi malem nangis?" Canda Milky.

"Lo, ga usah ungkit-ungkit tadi malem gue napa!" bentak Andromeda.

Milky tertawa, "hahaha suka suka gue dong," masih dengan mengendalikan ucapannya Milky menepuk kepala Andromeda.

Andromeda yang melamun, tersentak, " eh! geblek ngapain lo pake mukul-mukul gue segala, sini gue pukul hah!" Andromeda mengejar Milky yang sudah berlari di depan, meninggalkan dirinya dan dua orang yang sibuk berbincang sini sana.

"AAAA, Alien segitiga ga bisa lari, buruan kejar gue, wlelee," teriak Milky, wajah dan perilaku childish nya mendadak keluar, lidahnya ia julurkan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 24, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

GALAXY CLUSTERS (SLOW UPDATE)Where stories live. Discover now