Part 30

5K 573 73
                                    

Taehyung yang baru terbangun dari tidurnya menghampiri Jungkook yang sedang merapikan penampilannya, tampak begitu tampan dengan kemeja biru dongker polos.

"Rapi sekali. Mau pergi kemana?" Tangan Taehyung ikut merapikan kerah bajunya, tinggi mereka yang sepantaran membuat Jungkook dengan mudah mencium Taehyung.

Tangannya menelusup ke dalam kemeja putihnya yang dikenakan Taehyung, melingkar di pinggang kekasihnya dengan sedikit remasan kecil.
"Rahasia. Kau juga harus ikut ya."

"Tumben? Ada apa?"

"Kalau kau tak ikut mungkin aku bisa berbuat kasar pada seseorang, jadi ikut saja ya?"

"Iya-iya aku ikut tapi tanganmu juga jangan kemana-mana." Sambil menyingkirkan tangan Jungkook yang sudah merayap ke lain tempat.

Semenjak tinggal dirumah Taehyung, Jungkook memutuskan untuk tak menggunakan fasilitas supir maupun asisten rumah tangga, menghargai keinginan Taehyung yang ingin mandiri. Pekerjaan rumah juga ia dan Taehyung kerjakan bersama, bagian mencuci pakaian dan piring serta membereskan rumah adalah tugas Jungkook sedangkan untuk masak adalah tugas Taehyung, untuk bagian mengurus Taehee mereka melakukannya bersama.

"Taehee juga ikut, kan?" Tanya Taehyung hendak mengangkat Taehee yang sedang tertidur.

"Taehee tinggal dirumah dulu, ya. Aku akan minta tolong Yoongi hyung untuk menjaganya."

"Dia pria berkulit pucat itu, bukan?" Jungkook mengiyakan, beberapa kali Taehyung bertemu dengannya meskipun tak pernah mengobrol langsung.

Melihat wajah ragu Taehyung, membuat Jungkook tak enak hati.
"Sayang, jangan khawatir. Yoongi hyung bukan orang jahat, ia tak mungkin mencuri disini," bujuknya yang ditanggapi delikan mata Taehyung.

"Bukan itu. Dari wajahnya sepertinya ia tak suka anak kecil, aku takut merepotkannya."

"Tak apa, dia memang kubayar untuk direpotkan."

Setelah rapi dan menunggu Yoongi datang, mereka pergi ke tempat tujuan yang tak Taehyung ketahui. Mobil Jungkook membawa mereka ke tempat yang sering Taehyung lihat di televisi, perusahaan agensi yang tengah marak dibicarakan media. Seseorang mengarahkan mereka ke lantai paling atas, ada ruangan dengan nama orang yang telah mengganggu pikiran Taehyung semalaman ini, Jung Ji Hye.

Jungkook langsung membuka pintu itu, ada wanita cantik yang ditemani seorang make up artist disampingnya, aktris muda itu menyuruh rekannya untuk meninggalkan mereka.
"Nah, kau juga bisa pergi sekarang," ucapnya kearah Taehyung.

"Biarkan kekasihku tetap disini."

Ji Hye terkejut mendengar penuturan Jungkook, matanya menyisir Taehyung dari atas kebawah, dan tersenyum mengejek melihatnya.
"Kekasihmu? Jungkook, kalau kau ingin berbohong harus lebih cerdas lagi. Dari pakaiannya saja aku tahu dia pasti orang yang kau sewa untuk berpura-pura menjadi kekasihmu, kan? Kau bahkan bisa menyewa orang yang lebih berkualitas dari ini, bukan orang rendahan sepertinya."

"Mulut ular! Dia memang kekasihku, kau kira aku sepertimu yang asal menyebut nama orang untuk diakui sebagai kekasih?"

Taehyung hampir menangis, dia hanya bisa menunduk menyembunyikan wajahnya.

"Bagaimana bisa?" Ji Hye memandang tak percaya.

Jungkook benar-benar geram, urat lehernya sudah menegang semenjak bertemu perempuan ini.
"Bagaimana bisa, hah!? Kau tanya bagaimana bisa? Seharusnya aku yang tanya, bagaimana bisa kau mengatakan pada media bahwa aku kekasihmu?"

Wanita itu berdiri, mendekati Jungkook dan hendak menyentuh dada bidangnya sebelum Jungkook menepisnya.
"Jangan sentuh aku! Aku tak sudi disentuh ular sepertimu."

"Aku punya penawaran menarik untukmu. Bagaimana jika kita menjalin hubungan kembali? Aku yakin namamu akan naik setelah media tahu bahwa kau kekasihku."

Jungkook mendecih remeh.
"Tanpa dirimu juga namaku sudah terkenal, lagipula tak ada gunanya juga bagiku, aku bukan orang yang gila popularitas sepertimu. Sudah ya, anakku sedang menunggu dirumah. Kekasihku juga lelah, semalam kami bercinta semalam suntuk. Aku hanya ingin kau meluruskannya pada media, jika sampai besok kau tidak memberikan klarifikasi maka katakan selamat tinggal pada karirmu yang tak ada apa-apanya ini."

Wanita itu hanya melotot mendengarnya, Jungkook yang selama ini jarang bicara mengapa jadi seperti ini.

"Oh, satu lagi. Jangan buat masalah yang menyangkutkan namaku lagi, sebentar lagi aku mau menikah jadi harus santai dan tak boleh banyak beban pikiran."

Membanting pintu itu meninggalkan Ji Hye yang tak berkutik, terlalu shock mendengar kata-kata Jungkook.

"Jungkook, kata-katamu terlalu kasar. Bagaimana jika ia sakit hati?"

"Orang sepertinya memang harus diperlakukan seperti itu. Sayang, percaya padaku jika aku berkata baik-baik dan lembut padanya ia akan melunjak dan merasa bahwa dia punya kesempatan untuk bersamaku, aku harus mengambil langkah tegas."

Taehyung mengangguk mengerti, agak seram rasanya melihat Jungkook yang seperti tadi.
"Ah, kau juga bohong tadi padanya."

"Bohong?"

"Iya, yang masalah kita bercinta. Kita kan tidak melakukan apa-apa semalam."

Jungkook menghentikan langkahnya, menatap wajah Taehyung serius.
"Ya sudah, kalau begitu kita lakukan malam ini."

°○°○°○°

"Astaga, kau lucu sekali. Mau makan bubur? Aku bisa membuatkan bubur yang lezat untukmu."

Taehee masih diam tak menanggapi Yoongi, ia tak terlalu suka dengan orang asing.

"Jangan seperti itu. Aku ini orang baik, loh." Taehee meliriknya sekilas, lalu membuang wajahnya, tak percaya omongan Yoongi.

You're my honeybunch, sugar plum, pumpy-umpy-umpkin
You're my sweetie pie
You're my cuppycake, gumdrop, snoogums-boogums
You're the apple of my eye
And I love you so and I want you to know
That I'll always be right here
And I love to sing sweet songs to you
Because you are so dear

Mendengar nyanyian Yoongi membuat Taehee luluh, perlahan ia mulai menaruh kepercayaan pada pria itu.

"Mau aku nyanyikan lagi?"

Si kecil mengangguk antusias, ingin mendengar suara Yoongi lagi.

"Tapi harus makan dulu." Menggendong bayi itu dan mendudukkannya di baby high chair sementara ia memasak bubur.

"Kulihat kau dekat sekali dengan Jungkook." Tangannya masih mengaduk bubur itu.

Melirik sekilas kearah bayi yang tengah fokus menatapnya.
"Semoga saat besar nanti kau tidak menyebalkan sepertinya."



.
.
.



Tbc

Your Last (Kookv/Kooktae)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang