Part 27

439 66 0
                                    

Tuan Minhoo duduk di kursi kebanggaannya, sedang menekan kepalanya. Dia merasa khawatir. Setelah Jungkook dan Hyekyo menjelaskan apa yang terjadi belakangan ini tentang Ji-eun sehingga ia menyimpulkan pertemuan terakhir kali dengan Ji-eun, sikap Ji-eun yang terlihat seperti tidak tega untuk meneruskan aksi balas dendam. Tuan Minhoo sangat takut, ia takut kehilangan Ji-eun. Meski Ji-eun hanya dijadikan senjata, Tuan Minhoo tidak ingin putri yang ia temui didepan emperan toko dan ia selamatkan pergi. Dia sangat menyayangi putrinya. Terlebih ketika kalimat yang dia ucapkan saat memberikan tugas ini, bahwa dia memberikan kebebasan untuk Ji-eun, meneruskan hidup normal sebagai pengusaha tanpa ada persaingan yang licik. Sepertinya Tuan Minhoo memikirkan tentang kalimat itu, beberapa opsi pertanyaan muncul, seperti apakah Ji-eun memilih hidup normal dan melupakannya sebagai ayah angkatnya? Atau apakah Ji-eun memilih hidup normal dan tetap menjadi putrinya?

Kedua pertanyaan itu memberatkan pada pertanyaan yang pertama. Kemungkinan Ji-eun memilih yang pertama karena dia memiliki jiwa bebas yang memilih pergi menjauh dari Tuan Minhoo. Namun, jika ditelisik kembali, Ji-eun bukan tipe manusia lupa kulitnya. Jika mengingat hal itu membuat Tuan Minhoo tersenyum lega. Dia ingin menyimpulkan bahwa dia hidup bahagia dengan kedua putrinya seperti sedia kala. Tanpa ada tugas.

"Aku hanya takut, kalau Ayah membesarkan seorang musuh." Suara itu membuat Tuan Minhoo menatap tajam Hyekyo.

"Kakakmu tidak seperti itu. Bukankah kalian pernah memperdebatkan hal ini. Jika bukan karena kakakmu yang turun tangan untuk misi balas dendam-mu, Ayah tidak akan melibatkan Ji-eun masuk dalam perangkap Suga. Ayah tidak tahu bahwa lelaki itu sangat licik sehingga membuat Ji-eun mudah jatuh di pelukannya." Tuan Minhoo sangat murka.

"Aku heran, sebenarnya siapa anak kandung ayah. Aku apa Ji-eun." Kesal Hyekyo ketika sang ayah lebih membela Ji-eun.

"Putriku adalah kau, tapi sayangnya kay tidak bisa di andalkan. Selalu membuat onar dan siapa lagi yang memperbaiki selain kakakmu."

"Sudah ributnya?" Potong Jungkook tak tahan melihat sifat kekanak-kanakan Hyekyo. Pertengkaran antara anak dan ayah membuat Jungkook terjebak dalam pertikaian rumah tangga orang lain.

"Disini kita membicarakan Ji-eun dan Suga. Kita harus menyusun rencana agar menjatuhkan Suga. Dengan ini Suga pasti akan membenci Ji-eun karena sudah dikhianati.

Dan kau, Hyekyo! Jika kau masih saja bersifat kekanak-kanakan sebaiknya kau pergi, biar aku dan Tuan Minhoo menyelesaikan masalah yang sudah kau perbuat." Tegas Jungkook membuat Hyekyo dan Tuan Minhoo semakin serius.

Setelah beberapa menit berlalu, hanya terdengar gusaran dan embusan kekesalan. Tuan Minhoo menarik laci meja, mengambil benda kecil dan diberikan benda itu  pada Jungkook.

"Flasdisk?"

"Iya. Informasi yang diberikan oleh Ji-eun dan darimu aku kumpulkan. Namun aku belum memberikan informasi ini pada wartawan."

Tatapan Jungkook dan Hyekyo sama-sama bingung.

"Awalnya aku hanya melakukan percobaan untuk Ji-eun. Apakah dia berubah atau masih tetap dalam tugasnya. Dan aku mengatakan bahwa aku sudah memberikan informasi ini pada wartawan, aku ingin tahu perasaan Ji-eun setelah mendengarnya. Dan aku tahu, kalau ada kekhawatiran yang tersirat. Aku ini seorang Ayah seperti lainnya, ingin memberikan yang terbaik untuk putri-putrinya. Bukan berarti mengorbankan putrinya untuk kebahagiaan putri lainnya." Tatapan Tuan Minhoo sayu menjurus pada Hyekyo, dia sengaja melakukannya agar Hyekyo sadar.

"Lalu, kau ingin membiarkan ini semua terjadi. Suga sudah tahu rencana Tuan, bisa saja dia mengorek rahasia Tuan dan menghancurkan seperti yang Tuan Minhoo lakukan. Melawan dengan memakai Ji-eun sebagai senjata." Jelas Jungkook santai.

Perkataan Jungkook ada benarnya juga.

"Kalau begitu, sebarkan informasi itu pada media." Lanjut Tuan Minhoo terlihat resah.

Dalam hati kecil, Tuan Minhoo tidak ingin melakukannya setelah mendapati Ji-eun mengkhawatirkan jika rencananya berhasil.

Flashback

2 minggu setelah honeymoon, Ji-eun mendatangi Tuan Minhoo. Pria itu menyuruh putrinya datang hanya sekedar ingin tahu apakah Ji-eun memiliki perasaan terhadap musuhnya.

"Kenapa mendadak sekali Ayah menyuruhku datang? Apakah ada hal penting?" Tanya Ji-eun yang sudah duduk di sofa sebrang meja.

"Tidak, Ayah hanya merindukan putri kecilku." Kini Tuan Minhoo memilih untuk duduk di dekat putrinya. Menyentuh pipi tirus yang dulu gempal seperti bakpo.

"Boleh Ayah bertanya sesuatu?"

"Apa?"

"Jika seandainya kau jatuh cinta pada Suga, apa kau akan berbalik menyerang Ayah?"

Ji-eun terdiam mendengar pertanyaan itu, sekalipun rasa itu sudah bersarang dihatinya, bukan berarti dia harus berbalas menyerang sang Ayah untuk berbalik balas dendam. Kehidupan bukan melulu tentang balas dendam agar mendaptakan kebahagiaan. Lagi pula, prinsip Ji-eun melakukan balas dendam ini demi Tuan Minhoo yang pernah merugi besar karena kerja sama dengan Suga dengan cara licik, iya tentu dengan kebodohan Hyekyo yang dengan mudahnya memberikan tanda tangan perjanjian kerja sama diatas ranjang.

Ji-eun tahu betul, bagaimana perasaan Tuan Minhoo waktu itu, kacau. Sama kacaunya seperti pertama kali Tuan Minhoo menemukannya. Maka dari, Ji-eun menerima tugas ini, dan tugas terakhir. Jika suatu saat nanti Hyekyo melakukan kesalahan, Ji-eun tidak lagi turun tangan, sudah lelah ia menjadi senjata atas kebodohan adeknya.

"Ayah." Suara itu mengembang diudada setelah beberapa saat Ji-eun hanya terdiam.

"Apa boleh aku jatuh cinta? Jika memang iya, tentu aku tidak akan berbalik menyerang Ayah. Ayah tahu aku bukan manusia seperti itu. Namun ada satu hal yang Ayah harus tahu, aku tetap jadi Ayah walau nanti aku akan menghilang."



*****

Siapa yang udah kangen sama Suga dan Ji-eun???

Jangan lupa tinggalkan komen, vote.


💜💜💜💜💜

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang