CHAPTER 4

1.8K 236 99
                                    

Happy Reading

P.s : yang di mulmed itu cast baru yang kemarin ya.

***

Jam sudah menunjukkan pukul setengah 10 pagi namun Heeseung sepertinya tidak ingin beranjak dari kasurnya. Apalagi Sunghoon hari ini ada jadwal kuliah siang, jadi tidak ada alasan bangun pagi untuk hanya sekedar meneleponnya.

Tapi karena cahaya matahari yang mengusik, ia jadi menggeliat tidak nyaman. Pasalnya gorden kamarnya itu sedikit transparan.

“Aku sungguh ingin tidur kembali, tapi mataku rasanya sudah sangat ingin melihat dunia luar,” gumam Heeseung yang masih menelungkupkan wajahnya di bantal.

Tak lama kemudian ia duduk, lalu merentangkan tangannya. Ia turun dari ranjangnya dan berjalan menuju balkon kamarnya.

“Ternyata memang sudah siang, pantas saja cahayanya terasa panas,” gumam Heeseung. Ia lalu berbalik untuk masuk kembali ke kamarnya. Namun ia terhenti saat melihat pemandangan tepat  di samping balkonnya.

Itu tetangganya yang baru saja pindah kemarin. Yang lebih tepatnya sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk. Dan satu lagi, ia dalam keadaan shirtless. Hal itu sontak membuat Heeseung memandangnya tanpa berkedip.

Sepertinya tetangganya itu merasa bahwa ia diperhatikan, lalu ia menoleh ke sisi kirinya. Di sana terdapat sepasang mata yang memandangnya yaitu Heeseung.

Mata mereka bertemu untuk sepersekian detik. Heeseung yang tersadar segera memutuskan kontak matanya lalu segera masuk ke dalam kamarnya.

Si tetangganya itu  hanya tersenyum melihat itu.

“Wah ada apa denganku? Kenapa aku berdegup kencang? Sepertinya aku sudah gila!” Heeseung mengacak rambutnya frustasi. Ia lalu segera memasuki kamar mandi. Dan tak butuh waktu lama untuk menyelesaikan mandinya.

Heeseung segera membuat sarapan. Menu pagi ini adalah roti panggang, sosis, dan bacon. Sangat mudah untuk memasaknya sehngga ia dengan cepat menyelesaikannya.

Ia segera memakannya. Namun tiba-tiba ada panggilan masuk di ponselnya. Di sana tertulis nama Park Sunghoon♡. Heeseung segera mengangkatnya.

“Halo, Heeseung hyung,”

                       “Halo, ada apa Sunghoon-ah?”

“Tidak apa, aku hanya ingin memastikan kamu sudah bangun apa belum. Soalnya tadi kamu tidak meneleponku”

                       “Tentu saja aku sudah bangun. Kamu kemarin bilang akan tidur sampai siang kan? Jadi aku tidak meneleponmu tadi pagi,”

“Begitu rupanya. Aku sudah akan sampai di apartementmu. Ku tunggu di mobil, ya?”

“HAH?! Kamu kok tidak bilang sih kalau mau jemput?”

“Hahaha cepat sana siap-siap. Dan bawakan sarapanku juga ya. Aku sangat lapar,”

“Baiklah, aku tutup teleponnya,”

Tanpa mendengar balasan dari Sunghoon ia segera menutup teleponnya. Ia dengan cepat menyelesaikan sarapannya.

   Ia memasukkan buku-buku dan laptop ke dalam tasnya. Tak lupa ia memasukkan sarapan Sunghoon ke dalam tupperware miliknya.
Heeseung bergegas keluar dari rumahnya lalu berlari menuju lift. Dan pintu lift sudah akan menutup.

“TUNGGU!” mendengar teriakan Heeseung, orang itu dengan cepat menghalangi pintu lift dengan kakinya.

“Huah..terimakasih,” ucap Heeseung sesampainya di lift.

The Real Betrayal | Heeseung X Sunghoon Where stories live. Discover now