[8] runyam

888 144 62
                                    

"yoora!"

jaemin mengejar yoora yang jalan keluar dari rumah yeji, cowo itu pun langsung meraih tangan cewenya di saat ia telah berhasil mengejar yoora.

badan yoora pun jadi berbalik ke belakang, menatap jaemin dengan amarah yang masih menyeruak. jaemin bisa melihat mata yoora berkaca-kaca, tinggal bersiap air matanya jatuh ke bawah.

"dia yang—"

"jaemin," yoora berusaha untuk bernapas dengan normal. "lo kenapa sih?!"

"yoora, sabar, sayang." jaemin berusaha buat gak ikutan pake nada tinggi.

"kayak gimana maksud lo harus sabar?! gue udah terlanjur kesel sama lo!"

"ya kan bisa dibicarain baik-baik." jaemin malah jadi pengen ikutan emosi karena yoora tidak bisa mengertinya. "gue jelasin dulu—"

"tau!" yoora membuang wajahnya ke samping membuat jaemin jadi ingin berusaha untuk menjelaskan.

"dia yang datengin gue duluan, megang-megang gue—"

"terus kenapa lo diam aja?!" potong yoora, cewe itu langsung menatap jaemin nyalang. "kenapa lo tetep ngeladenin dia?!"

perkataan yoora sukses membuat jaemin terdiam. ia pun gak tau kenapa ia gak menolak yuna begitu saja tadi.

"gue gak tega, ra. lo kan tau gue anaknya gak tegaan."

"lo gitu ya? memang suka dikerumunin sama cewe-cewe? iya?!"

"gak gitu juga—"

"lo suka kan kalo cewe-cewe deketin elo dan godain elo?!"

"gue cuman bersikap ramah!"

kalau masalah kayak gini, pasti jaemin beralasan kalau dia cuman mau bersikap ramah. padahal bersikap ramah bisa membuat terjadinya kesalahpahaman.

"jaemin," yoora tiba-tiba memelankan suaranya karena capek teriak-teriak mulu daritadi. "waktu lia numpahin minum ke elo dan keliatan lagi godain elo, gue marah, gue ngelabrak dia dan nyalahin dia."

"waktu minju deketin elo juga, gue sampe ngelabrak dia di kelasnya. dan sekarang yuna." tambah yoora. "gue sempet nyalahin diri gue sendiri karena merasa gagal ngelindungin elo dari cewe-cewe kaya begituan. gue mikir, apa yang salah dari gue, apa yang harus gue lakuin."

"gue baru sadar kalo elo yang membuka pintu gerbang buat mereka godain elu. elu yang seolah menerima dan meladenin mereka yang datang ke elu. ternyata yang salah itu bukan dari diri gue, tapi cowo gue sendiri rupanya."

jaemin terdiam, menatap yoora yang air matanya udah lolos dari pipi.

"gue gak ngeladenin mereka, ra, gue cuman bersikap ramah." jaemin masih keukeuh sama pendiriannya.

"tapi sikap ramah lo itu yang bikin mereka makin menjadi-jadi!" yoora jadi jengah sendiri ngeliat kelakuan jaemin. "lo mau sampe gue harus turun tangan dulu? lo mau gue ngelabrak mereka semua satu-satu? itu mau lo?!"

"lo kenapa gak bisa ngerti sih, ra?!"

"gue harus ngertiin lo kayak gimana lagi, jaemin?!" yoora udah gerem banget, dia bahkan sampe ngehentak-hentakin kakinya ke tanah. "gue gak ngerti sama lo, sumpah!"

atmosfer di sekitar mereka semakin menegang dan sesak, membuat kedua manusia ini tidak dapat berpikir dengan jernih, membuat mereka berteriak dengan menggebu-gebu. yoora mencoba untuk bersuara lagi. "gue capek tau gak? mau gue labrak semua cewe di bumi ini, kalo dari sananya elo udah kayak anjing ya percuma aja!"

"lo maunya gue mesti gimana?! ngedorong dia ngejauh gitu?" jaemin masih aja ngomong pake urat, membuat yoora kembali naik pitam.

"bilang kalau lo udah punya pacar, gak bisa?!"

[2] changed, na jaemin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang