Part 15

23 1 0
                                    


Jangan jadi pembaca hantu ya, vote dan komentar kalian selalu ditunggu. ^^

selamat membaca ^^


*****

AUDREY

Pagi ini gue bangun cepat, soalnya gue udah janjian sama geng gue untuk menjenguk Naura dirumahnya. Walaupun lukanya nga parah tapi rasa trouma masih menghantui dia.

Gue juga sampai saat ini masih nga terima dengan perlakuan mereka terhadap Naura. Kulit wajahnya membiru bekas tamparan mereka, ditambah lagi ada sebagian bajunya yang telah dirobek sama mereka. Gue yakin pasti para bangsat itu berniat untuk melakukan pelecehan terhadap sahabat gue.

"Ka ayo berangkat" adek gue teriak dari dalam mobilnya.

Kali ini gue ditemani Aurel karena mobil gue masih di Freya dan motor gue juga masih di Dewita.

"Dek kita nanti mampir ke toko buah dan juga tempat biasa kita beli martabak" kata gue ke adek gue yang sedang mengemudi mobilnya.

"Ok. No Problem."

*****

Gue dan Aurel sampai didepan rumah Naura, gue melihat mereka berempat sedang duduk diteras rumah sambil ketawa. Naura kelihatannya sudah membaik, namun Evan masih dalam masa pemulihan, dikarenakan pipi bagian kanannya masih diperban.

Gue dan Aurel berjalan kearah mereka.

"Guys sorry gue telat" kata gue menghampiri mereka. Lalu gue menyodorkan makanan yang gue beli.

"Naura. Gimana keadaan lo sekarang?"

"Lumayan membaik. Thanks udah bantuin gue waktu itu. Kalau nga!. gue nga tau gimana nasib gue selanjutnya."

"Udah kewajiban sahabat untuk saling bantu. Ya kan Freya?" tangan gue langsung merangkul Freya yang sedang duduk dan Freya mengangguk. "Jadi Lo nga perlu kuatir, sebagai sahabat kami selalu melindungi lo. Bahkan nyawa gue sekalipun gue korbankan buat ngelindungi sahabat gue termasuk lo."

"Sekali lagi thanks. Gue nga nyangka kalian semua adalah orang yang sangat baik, sangat peduli sama gue. Baru kali ini gue merasa hidup gue benar - benar berarti. Gue punya sahabat yang gue anggap seperti keluarga. Sudah lama gue nga pernah merasakan kebahagiaan ini. Sejak orangtua gue meninggal dan juga nenek gue meninggal, gue merasa hidup gue selalu sendiri" air matanya menetes dipipi secara perlahan.

Naura adalah seorang perempuan mandiri. Dulu dia tinggal bersama neneknya dirumah tempat kami kumpul saat ini, namun beliau sudah meninggal dunia dua tahun yang lalu dan akhirnya dia tinggal sendiri. Kedua orangtuanya sudah lama meninggal sejak dia berumur sembilan tahun. Musibah menimpa keluarga dia. Saat itu dia sedang menginap dirumah neneknya namun terjadi sebuah tragedi dimana rumah mereka tiba – tiba terbakar hangus dan kedua orangtuanya menjadi korban saat itu. Kedua orangtuanya sempat dirawat dirumah sakit, namun Tuhan berkata lain dan sejak itu dia menjadi anak yatim piatu. Bokapnya lebih dulu meninggalkan mereka setelah dua hari dirawat dirumah sakit setelah kejadian itu dan seminggu kemudian nyokapnya menyusul bokapnya.

"Sudah. Lo jangan bersedih lagi" Evan langsung memeluk Naura. "Tenang. Ada gue disini yang bakal selalu jadi keluarga lo, gue nga bakal ninggalin lo, gue akan selalu bersama dengan Lo" tangan Evan mengelus - elus punggung Naura.

"Evan mencari kesempatan dalam kesempitan. Tumben akur?. Biasanya kayak kucing dan anjing. Tapi bagus deh jadi gue nga perlu repot - repot ngurus lo berdua" kata Freya.

"Tenang aja, kami nga bakal ngerepotin lo lagi" kata Evan. 

"Brian lo mau kemana"? gue melihat Brian Toba - tiba berdiri dan berjalan kearah motor miliknya.

Story Love (Audrey And Wirasena)Where stories live. Discover now