Selasa

8 0 0
                                    

Hai.

Dia tersenyum, dengan kaca mata baru. Katanya, dia sebal. Sebal tetap saja membuat senang. Dengan bibir merah muda dan rambut yang terurai dengan warna yang sama.

Sementara itu, awan-awan terus lalu lalang di langit, seperti luka yang sebenarnya tak hilang. Buktinya, lihat sebuah pelipis atau perutnya. Apalagi, yang ada di hati dan pikiran.

Laki-laki itu senang ada burung merak atau rancangan yang belum jelas itu. Juga senang disebalkan karena sepasang kaus kaki dan kemeja. Namun, sedih tak hilang, karena bagian dari perjalanan.

JurnalWhere stories live. Discover now