28. Kode Binary [END]

684 141 18
                                    

[ 28. Kode Binary ]


"Mark lihat deh, kacamatanya lucu banget kan!"

Gadis itu, Wendy Agaeya Xavier, terkekeh geli hingga matanya tampak menyipit ketika tangannya menarik Kevlar Mark Adinata menuju pilar berbentuk cermin besar di depan mereka.

Meminta pemuda itu untuk bercermin.

"Kayak lalat," respon Mark, mengerjap kecil ketika melihat pantulan bayangannya sendiri dengan kacamata besar bertengger di hidungnya.

Tidak cukup sampai di sana, Wendy justru menyambar topi bertepi lebar kemudian memakaikannya di kepala Mark dengan paksa. "Ih keren banget kalau kayak gini. Berasa mau liburan ke pantai."

"Gue udah pernah bilang belum kalau selera fashion lo jelek banget," kekeh Mark dengan senyuman kecil di wajahnya, buru-buru menyimpan kembali kacamata dan topinya kembali. "Udah ah jangan mainin barang, itu mbaknya lihat ke sini."

"Selera cewek yang lo suka juga aneh tau," balas Wendy tidak mau kalah sembari menjulurkan lidahnya. "Kok bisa suka sama cewek kayak gue sih, padahal kan ada Sana Lituhayu."

"Hm, mulai deh overthinking sama Sana," gumam Mark, mengetuk kepala gadis yang saat ini sedang memainkan tangan boneka beruang yang terpajang di rak.

Mark memperhatikan gadis itu. Wendy Agaeya selalu tampak berbeda setiap saatnya. Seakan setiap hari yang akan Mark lalui kedepannya akan dipenuhi segala hal baru tentang gadis itu.

Wendy tampak manis ketika memainkan boneka seperti itu. Sayangnya hanya terjadi sesaat karena gadis itu sudah tertarik pada benda aneh lainnya. "Mark-Mark! Coba lo pake ini!"

Gadis itu memakaikan bantal leher berwarna kuning dengan boneka pikachu yang menempel ke leher Mark. "Gemes banget! Pika-Pika!"

 "Gemes banget! Pika-Pika!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Udah Wendy, ayo keluar. Itu Mbaknya beneran lihatin lo kayak anak nyasar," kata Mark  menarik Wendy menuju pintu keluar Miniso dengan kantong belanjaan di tangannya. "Eh, lo capek gak? Mau duduk di kursi sekitaran Game Master?"

"Ayo-ayo, Let's go," jawab Wendy diikuti anggukan kecil bersemangat. "Sambil makan roti ya, Mark."

Tentu saja Wendy merujuk pada plastik Bread Talk yang sejak tadi dibawanya.

"Oke."

Mereka keluar dari bangunan mall yang megah kemudian melangkah santai menuju kursi kayu yang tersebar disekitaran area outdoor.

Setelah memilih satu kursi kosong di dekat tangga yang menuju bagian atas mall, keduanya mulai sibuk menguyah bread talk.

"Mark-mark," panggil gadis itu.

Khaos⇝ #Markdy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang