Apollo's Palace

20.2K 3.3K 128
                                    

"Selamat datang di Apollo Palace! Ini kehormatan buatku!" Apollo Ricci menyapa Ares dan Jill sumringah ketika mereka baru tiba. Kala itu sedang hujan cukup deras, penjaga pintu yang menyambut mereka tampak lembab dan tidak nyaman. Namun seperti yang diingat oleh Jill, Apollo seakan tidak pernah membiarkan dirinya terlihat berpenampilan buruk.

"Apollo! Kamu masih sama saja. Tidak bertambah tua sedikit pun." Jill balas menyapanya dengan bersemangat.

"Kalian semua sama, tidak ada yang berubah." Kata Jill lagi setelah mengerling pada Ares dan Artemis di dekatnya.

"Jill Adelaide ... wow! bahkan Aphrodite pun kurasa akan gentar bersanding denganmu. Aku menjamin kunjunganmu ke Las Vegas ini tidak akan terlupakan." Apollo menunjukkan keramahannya lagi. Sambil meraih tangannya dan berjalan menelusuri aula kasinonya yang riuh meriah--diliputi suara mesin slot yang ramai.

"Aku tidak tahu kalau kau akan sesenang ini akan kehadiranku." Ares berkomentar takjub.

"Salah bodoh! Aku tidak peduli padamu, kau tidur di sofa saja sana! ---aku tidak peduli. Aku ada di sini hanya untuk menyambut nona Adelaide." Apollo mendengus pada Ares.

"Aku menanti pelayanan terbaik dari kasinomu Apollo, mungkin aku akan memberikan banyak review bagus di instagramku." Jill menanggapi jenaka.

Seorang pelayan menghampiri mereka dan menawarkan minuman pada Jill dan Ares. Jill meraih segelas cocktail kemudian menyesapnya anggun. Jill bisa menyadari kalau aura kasino menjadi berbeda tatkala para tamu melihatnya. Jill tidak menyamar saat itu; karena kasino mereka menjamin kalau privasinya akan tetap terjaga.

"Lihat kan? Sudah kubilang kalau kedatangan pesohor sekelas dia akan menguntungkan bagi kasino kita! Kau tahu, aku akan memberikan diskon teman lama sebesar 50 persen untuk kamar VIP!" Apollo berpromosi.

"Ya ampun! Kau baik sekali Apollo." Jill tampak bersyukur.

"Kau tetap bayar penuh." Apollo menambahkan sambil memandang tajam ke arah Ares.

"Apa kau punya masalah denganku Apollo?" Ares mempertanyakan sikapnya. Sementara itu tangannya menarik Jill untuk menggandengnya. Namun gadis itu melepaskan genggaman tangannya.

"Maaf Ares, kau harus ingat kalau sebaiknya kita tidak terlihat bersama. Aku tidak ingin mendengar rumor dari orang-orang yang mempertanyakan tentang dirimu." Kata Jill berbisik terlihat menyesal.

Hal itu sudah disampaikan Jill sebelumnya, dan awalnya Ares dengan enteng menyanggupi permintaannya. Namun ketika akhirnya harus terjadi, Ares langsung menyesalinya. Itu artinya tidak akan ada yang mengetahui kalau Jill adalah kekasihnya. Ares tidak menyukainya.

Apollo yang menyadari kalau Ares tengah terguncang tatkala Jill menepis tangannya, menjadi kehilangan hasrat untuk merundung saudaranya. Dia memang sedikit kesal karena Ares cukup beruntung bisa mendapatkan hati perempuan sekelas Jill Adelaide. Namun Apollo juga menyadari kalau memacari gadis setenar Jill bukanlah hal yang mudah. Apalagi dengan status Ares yang bukan manusia Bumi, pasti selalu ada kekhawatiran kalau-kalau rahasianya terbongkar.

"Kalian terbang jauh dari Yunani, mungkin lebih baik beristirahat dulu di kamar." Artemis menggandeng lengan Jill untuk membawanya ke kamarnya.

"Ares ... aku akan menemuimu nanti." Jill melontarkan tatapan menyesal kepada Ares yang berdiam di sisi Apollo dengan hati yang berkecamuk.

Mantan Dewa Ramalan itu menjatuhkan telapak tangannya di bahu Ares untuk mengalirkan semangatnya.

"Kau tahu, dia memang terlalu bagus untukmu. Semua akan mudah kalau dia punya pekerjaan normal seperti pramugari atau semacamnya. Tapi dia seorang bintang di Bumi, semua mata menyorot padanya dan seluruh kehidupannya. Membiarkan hubungan kalian tetap rahasia adalah keputusan terbaik untuk kalian berdua." Apollo memberi nasihat asmara seperti biasa.

The Sky People (TAMAT)Where stories live. Discover now