Senpai Yang Baik

1.7K 239 8
                                    

"Besok jangan menungguku,"ucap Sasuke ketus pada Sakura. Mereka saat ini tengah dalam perjalanan pulang sekolah.

"Kenapa? Kau pikir aku menunggumu untuk apa? Kau tidak takut jika seseorang menculikku? Lalu paman dan bibi akan memarahimu karena tak bisa menjagaku."

"Kau bukan adikku, jangan bersikap seperti kau adik yang harus aku lindungi." Sasuke melirik Sakura lewat ekor mata. Gadis itu berhenti melangkah dan menunduk. Sasuke yang melihatnya menghentikan langkahnya yang saat ini berada dua langkah didepannya.

Tiba-tiba Sakura memeluk Sasuke dengan tersenyum ceria. "Kalau begitu kau melindungiku sebagai calon istri."

"Ck, lepaskan bodoh. Dan jangan berpikir hal bodoh." Sasuke berusaha melepaskan Sakura yang menempel memeluknya layaknya siput.

"Ouch... kau bau Sasuke." Sakura melepas pelukannya dan memberi jarak dengan menjepit hidungnya menggunakan dua jari.

Sasuke hanya menatap Sakura datar dan kembali melangkah. Ia tahu gadis itu hanya membohonginya. Bagaimana seorang Uchiha Sasuke bau? Ayolah, bahkan para gadis begitu haus melihat keringatnya menetes saat pelajaran olah raga.

"Hei... Sasuke... tunggu aku!" teriak Sakura yang berlari kecil mengejarnya. Ia hanya bercanda dan Sasuke tidak bisa diajak bercanda sekarang, berbeda dengan beberapa tahun yang lalu.

Dulu saat ia menggodanya Sasuke akan mengejarnya layaknya seorang kakak yang bermain dengan adiknya. Tapi sekarang Sasuke bukan lagi Sasuke yang Sakura kenal.

"Hei Sasuke, apa monster merah itu kekasihmu?" tanya Sakura saat telah menyamakan langkah.

"Bukan. Tapi bukan berarti kau bisa seenaknya mengerjainya." Sasuke melotot pada Sakura yang sedikit kaget.

"Apa maksudmu?" Sakura melihat ke arah lain sambil bersiul kecil. Ia tahu yang dimaksud Sasuke adalah kejadian siang tadi di kantin.

"Kau sengaja."

"Ck, aku tidak sengaja tahu! Kakiku tersandung kaki meja," kilahnya.

"Hanya orang bodoh yang percaya kau tidak sengaja," Tepat setelah Sasuke mengatakan itu mereka telah sampai di depan rumah. Sakura mengikuti Sasuke di belakangnya dan mendapat pelototan darinya.

"Kau punya rumah sendiri," ucap Sasuke sambil mengangkat tangannya di depan wajah Sakura melarangnya mengikutinya masuk ke dalam rumah.

"Jahat sekali pada calon istrimu." Sakura menggembungkan pipinya dengan cemberut.

"Berhenti mengatakan itu. Aku tidak akan mungkin menikah dengan gadis manja sepertimu," ucap Sasuke tanpa keraguan.

Seketika Sakura menatapnya garang namun tetap dengan menggembungkan pipi sebal. Setelahnya ia berbalik menuju rumahnya sendiri dengan menghentakkan kaki. Setelah sampai di depan pagar rumahnya ia berbalik dan berteriak pada Sasuke yang tengah menutup pintu gerbang rumahnya.

"Awas kau! Suatu saat nanti kau akan mengemis padaku agar menikah denganmu...," teriaknya keras hingga membuat beberapa orang pesepeda yang lewat di depan rumah mereka tertawa, ada juga yang bersiul mendengar teriakannya.

Setelah mengatakan itu Sakura membuka gerbang rumahnya dan masuk ke dalam rumah tanpa menoleh kembali pada Sasuke yang mengepal tangannya erat. Ia mendesah berat kemudian menutup wajahnya dengan sebelah tangan. "Sial, bocah itu...." Sasuke benar-benar malu melihat beberapa pesepada menertawakannya. Ia segera masuk kedalam rumah, ia butuh mandi yang menyegarkan sekarang.

                                  ***

Saat ini Sakura tengah berada di dalam toilet. Membasuh wajahnya menghilangkan debu dan kotoran yang hinggap setelah pelajaran olah raga yang melelahkan. Ten-ten dan Karui telah lebih dulu ke kantin membeli minuman segar meninggalkannya sendiri di toilet yang sepi.

Protect youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang