Part - 45

5.7K 226 28
                                    

WARNING ⚠ 18+
Dimohon untuk bijak bagi pembaca yang di bawah usia!
Terima kasih atas perhatian dan pengertiannya.

.

.

.

"Belajarlah dari hujan, walau berkali-kali terjatuh namun ia tak pernah mengeluh."

.

.

.

Rumah - 08:55 PM

*Diva POV*

Tibalah kami di kediamanku, kediaman Zielvamillion. Rumah kosong yang saat itu dalamnya tak terawat dipenuhi debu dan sarang laba-laba, kini berubah seperti sediakala. Tampak bersih dan sangat terawat, tidak ada lagi kain putih dan debu yang menyelimuti. Suasana rumah seperti inilah yang sangat aku rindukan, juga suasana seperti inilah yang selalu aku harapkan.

Beberapa pelayan menyambut kedatangan kami, kuberikan senyum ramahku pada mereka. Ini membuatku seperti merasa seolah diriku yang lama telah kembali, bak waktu diulang kembali.

"Bagaimana? Kamu suka?" Tanya Caren yang kini telah resmi menjadi istriku.

"Sangat!" Jawabku antusias.

Kulihat kamarku yang lama, tidak ada lagi barang berdebu di sana. Kudapati suasana nampak seperti baru kembali, tak ada pula satu koleksiku yang berubah.

"Caren, kamar ini jangan dijadikan sebagai kamar tamu maupun kamar anak kita kelak ya." Pintaku.

"Kenapa?" Tanyanya heran.

"Terlalu banyak kenanganku di sini, di kamar ini. Aku ingin kamar ini dijadikan sebagai tempat khusus hanya untukku, mengingat banyak koleksiku juga barang-barang yang cukup berharga untukku." Ujarku.

"Hmm, baiklah." Jawabnya.

"Karna tempat ini adalah tempat penuh kenangan bagimu, maka kita lakukan di sini saja." Ujarnya.

"Melakukan apa?" Tanyaku bingung.

Wanita itu tidak menjawabku, ia hanya menyeringai penuh kemenangan. Seketika bulu kudukku meremang, membuatku merasa antara takut dan gugup. Ia berjalan mendekatiku secara perlahan, namun aku berusaha untuk menghindarinya dengan berjalan mundur ke belakang. Segera aku membalikkan badanku hendak berlari untuk kabur, namun ia menarik ujung bajuku kasar kemudian mendekapku dari belakang.

"Sayang," Ucapnya dengan nada seksi dan menggoda.

"E..em, a..apa?" Jawabku gagu.

Wanita itu tidak menjawabnya, tapi tangannya mengelus pinggangku kemudian mencium tengkuk leherku. Kurasakan geli menjalar di sekujur tubuhku, membuatku bergetar bagai tersengat arus listrik.

Dihisapnya leherku hingga menimbulkan bercak merah di sana, sensasi aneh itu justru membuatku terbuai akan sentuhannya.

"Enghhh..." Desahku.

"I love you." Ucapnya berbisik di telingaku.

Pipiku memanas karna ucapan juga perlakuannya, seperti aku sedang kehilangan kendali akan diriku sendiri. Dia menciumi leherku beberapa kali hingga membuatku menggeliat karna geli, dibukanya gaun yang kukenakan dan menyisakan bra juga celana dalam yang kukenakan.

Didekapnya tubuhku sangat erat, kemudian melonggarkan pelukannya. Sentuhannya semakin membuatku terlena, satu tangannya dengan nakal meraba payudaraku dari belakang. Membuatku hampir saja mendesah, namun kutahan dengan menggigit bibir bawahku sendiri.

Honey Bee [END]Where stories live. Discover now