SLY-1

90 22 10
                                    


Huft...

"Nara." baru saja aku duduk di bangku, Bu Song sudah memanggilku.

"Nee Bu." jawabku. Lalu aku berdiri dan menghampirinya.

"Ada apa? ada yang bisa Nara tolong?" tanyaku.

Ku lihat Bu Song menenteng satu plastik yang sudah ku kira itu makanan pelanggan yang siap diantar ke rumahnya, lalu diberikannya plastik itu kepadaku.

Aku mengangguk. "Nee Bu, alamatnya dimana?"

Bu Song menyatukan kedua alisnya, setelah itu ia tertawa pelan, "Ini bukan buat pelanggan, ini buat kamu, udah malam mendingan kamu pulang lalu makan makanan ini." ucapnya.

"Ada nasi juga di dalamnya, sama ada uang gajihan juga untuk kamu sebulan ini." lanjutnya.

Aku melengkungkan bibirku, tersenyum.

"Ah nee, kamsahamnida." ucapku sambil menundukkan badan setengah.

"Belajar dan sekolah yang benar." lagi dan lagi aku tersenyum mendengar ucapannya. Bu Song Jeeso, yang kerap dipanggil Bu Song, pemilik restoran kecil yang sudah baik hati menerima aku sebagai pelayan nya disini, sungguh dia memperlakukan ku seperti anaknya sendiri, aku harus lebih banyak bersyukur karna Tuhan mempertemukanku sama dia.

Setiap kali aku bertatapan dengan dia, setiap kali juga aku melihat ada Eomma di dalam dirinya, Eomma bolehkah putrimu merindukan mu?

Appa, Eomma, semoga tenang disana.

"Ya! kenapa kamu ngelamun?" Bu Song memegang pundakku, yang membuat diriku tersentak sedikit.

"Ani, sekali lagi kamsahamnida." ucapku buru-buru sambil membungkukkan badan lagi.

"Kalo begitu Nara pulang dulu." pamitku lalu keluar dari restoran.

Aku mengambil sepedaku yang ku simpan di pinggir restoran.

"Ya! kenapa kau tak menjawabku?!"

Perhatian ku mulai teralihkan, aku melihat seorang pria yang mungkin usianya gak beda jauh dibanding aku, dia sedang membentak ponselnya, ah, mungkin orang yang dia hubungi di ponsel itu.

"Sial ponsel gue mati lagi." pria itu terlihat prustasi, ia mengacak-ngacak rambutnya itu.

"Dompet gue ilang, ponsel gue mati, lalu gimana gue pulangnya bangsat!"

"Kasar banget." gumamku tak sengaja.

Pria itu menoleh kepadaku, Daebak! apakah aku sedang bertemu dengan seorang malaikat?

Aku menepuk kepalaku dengan keras,  "Nara bodoh, masa ada malaikat yang mulutnya kasar sih."

"Hey kau kenapa?" pria itu mendekatiku.

"Jangan bergerak, tetap disana." ucapku sambil memundurkan diri perlahan.

Dia memutarkan kedua bola matanya, "Aku pria baik, gak sama dengan apa yang kamu pikirin."

"Maaf tadi sempet kasar di depanmu."

Sebenarnya aku sering mendengar omongan omongan kasar seperti itu, apalagi di sekolah, aku sangat tidak menyukainya.

"Kau ini kenapa? masih gak percaya juga kalau aku pria baik-baik?" ucapnya lagi.

"Bukan gak percaya, tapi aku hanya berhati hati saja sama orang yang sama sekali belum ku kenal." balasku.

"Kalau gitu ayo kenalan, aku Kim Taehyung, kamu?" sahut pria itu sambil menjulurkan tangannya.

"Jeon Nara." balasku lagi tanpa menerima juluran tangan dari dia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Someone Like You ✔KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang