Bab 7

8 4 0
                                    

Aku takut kamu tidak profesional dalam pekerjaan organisasi, aku takut kamu akan terpesona dengan pasangan kamu dalam OSIS. Aku takut tidak bisa membuatmu kembali denganku.

---

"Dave, lo bisa chat Bella, gak?" tanya Rafi yang sedang sibuk memilah-milah berkas yang penting. Ia sama seperti Bella, anggota OSIS.

"Kenapa emangnya?" tanya David yang sedang makan dengan nikmatnya harus terhenti karena pertanyaan Rafi.

"Kan, ia mencalonkan dirinya sebagai Wakil Ketua OSIS, dan hari ini presentasi. Tanyain alasannya kenapa ia gak masuk sekolah? Biar bisa senin depan waktu presentasinya," jelas Rafi.

Sekarang memang sudah 2 bulan ajaran tahun baru, yang berarti ketua OSIS pun akan berganti. Dan Bella mencalonkan dirinya untuk menjadi Wakil Ketua OSIS yang dipasangkan dengan Cello.

Kenapa Bella harus dipasangkan dengan Cello? Ia sangat tampan, David mengakui itu tetapi teman Alden yang satu ini sangat dingin dan cuek kepada siapapun, bahkan dengan temannya sekalipun. Ia tidak pernah bertegur sapa dengan Cello.

"Kenapa gak lo aja?"

"Lo gak lihat gue lagi sibuk banget kayak gini?" ketus Rafi, lalu berhenti sejenak dan menoleh ke David, "Temannya minta tolong aja, ribet banget," sambungnya.

"Dia sakit," jawab David dengan singkat tetapi jawabannya membuat Rafi menoleh karena David menjawabnya dengan cepat, seolah-olah ia memang tahu alasannya. Lalu, Rafi mengubah duduknya yang tadinya ke arah depan menjadi ke arah samping.

"Lo tahu darimana?" tanya Rafi.

"Hari Sabtu kemarin gue yang nganterin dia pulang."

"Emang kalian hari Sabtu ngapain? Jalan? Anjay, David jalan bareng mantan hahahaha," ejek Rafi membuat David mendengus kesal.

"Bukan, kemarin hari Sabtu. Emang lo gak inget dengan kegiatan gue di hari Sabtu?" tanya David, Rafi sejenak berpikir lalu menggeleng ketika ia tidak mengingatnya, "Parah banget, lo. Gue temen lo, masa gak inget, sih?!" tukas David. Rafi tetap menggeleng.

"Emang kalo temen harus inget banget kegiatannya apa aja? Dikira pacaran kali, ah. Amit-amit gue pacaran sama lo, homo," ketus Rafi.

"Ya, gak juga, sih," ucap David sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia salah tingkah, memang salah jika berdebat dengan anggota OSIS yang pasti akan dibalikkan kata-kata yang ia ucapkan.

"Nah, ya udah tinggal ngomong, doang. Apa susahnya, sih?!" tukas Rafi.

"Gue pokja," David menghela napas lalu menjawabnya.

"Terus kenapa? Ada hubungannya dengan Bella?" tanya Rafi dengan polosnya.

"Si bego, kan, Bella juga anggota pokja," delik David.

"Emang Bella anggota pokja? Baru tahu gue," ucap Rafi.

"Lo udah berapa tahun, sih sama Bella?" tanya David.

"Lo kira gue pacaran sama dia," ketus Rafi.

"Eh, tapi dulu gue sempet kepikiran buat nikung lo," Rafi sengaja memberi tahu David supaya David cemburu walaupun sudah menjadi mantan David.

"Anjir, temen makan temen lo," ucap David sembari memberi tatapan tajamnya kepada Rafi.

"Serius, bego. Kan, gue selalu rapat bareng dia. Terus dia juga orangnya baik, humoris, pekerja keras, walaupun dia kadang jutek sama orang yang dia gak suka. Sebenarnya, gue udah suka dari awal dia calonin diri jadi OSIS, gue ngelihat dia sendirian kayak gak punya teman, gitu. Terus-"

PrestigeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang