02. Park Jeongwoo

1.7K 279 15
                                    

"HARUTOO... AYO BERANGKAT!!"

aku tidak akan pernah melontarkan kata itu lagi, aku tidak akan lagi melihat haruto terburu buru ketika ia sedang sibuk memasang sepatunya.

"LAMA AKU TINGGAL"

Aku tidak akan lagi melihat haruto yang harus berlari terburu buru karna tidak ingin di tinggalkan, berpikir bahwa aku akan meninggalkan nya padahal itu hanya lelucon agar ia lebih cepat.

"Jeongwoo ya?" ucapnya sepanjang jalan menuju sekolah.

Tidak ada jawaban aku hanya fokus pada jalanan yang padat di pagi hari.

Setelah itu ia diam tak berbicara lagi, sepanjang jalan hanya diisi dengan bisingnya suara mobil dan motor.

Dan untuk pertama kalinya aku melihat seorang haruto yang melamun di kelas, ia tidak pernah seperti itu ia selalu bahagia kapan pun itu, seperti ada setan yang memasukinya ia benar benar diam dan melamun.

Hari itu aku hanya acuh, haruto akan kembali seperti haruto biasa lagi.

Tetapi itu semua tidak benar, saat aku datang kerumahnya, banyak orang yang memenuhi rumah itu, aku tidak tau apa yang terjadi tetapi teriakan ibu haruto yang membuat ku berlari kencang ke dalam rumah itu.

"Haruto anak itu, kenapa bisa?"

"Kasian ibunya"

"Tragis sekali"

Itu bisikan bisikan yang aku dengar sepanjang jalan menuju pintu rumah, tanpa basa basi aku membukanya dan berlari ke asal suara teriakan ibu haruto.

Dan apa yang aku temukan, haruto temanku tertunduk lemas di sudut kamarnya dengan selimut yang menutupi tubuhnya tak lupa darah yang berserakan di sekitarnya.

"Apa ini? Apa yang terjadi?" tanya ku pada kakak haruto yang sedang melamun di atas kasur dengan air mata yang terus mengalir.

"Haruto, ibu membunuhnya"

Aku benar benar tidak mengerti, ibu membunuhnya? Tidak mungkin seorang ibu membunuh anaknya.

"Bibik apa yang terjadi?" sekarang aku beralih ke ibu haruto, yang sedang duduk dan menangis histeris di depan haruto.

"Harutooo" bukan menjawab, sang ibu terus sujut ke arah haruto, yang hanya diam menutup mata dan tertunduk lesu.

Apa yang terjadi, kenapa teman ku tertunduk lesu disana dengan darah dimana mana, siapa yang melakukan ini padanya, ia tampan, baik, setau ku ia tidak pernah punya masalah dengan orang lain, kenapa ia berakhir seperti ini dikamarnya sendiri, apa mungkin...

"Bunuh diri"

Bisikan paman tersebut, membuat jantungku berhenti berdetak, teman ku haruto bunuh diri?.

Tangis ku langsung meledak, ketika mengingat pesannya tadi malam pada ku.

22.35pm

Bagaimana tugasnya sudah selesai?

Haruto:
Belum masih banyak ini:)
Aku ingin mati saja:)

Lalu bagaimana?
Apa kau tidak takut nanti dimarahi guru

Haruto:
Di Tabrak mobil enak kali ya:)

Tidak bodoh, pakai pisau saja sepertinya enak
Dan nanti tubuh mu juga tidak lecet karnanya

Haruto:
Seriusan, aku akan coba

Aku juga tidak tau, kan tidak pernah coba:v

Haruto:
Bosan hidup, selalu saja seperti ini

Ya mau bagaimana lagi hidupnya anak sma
Nanti kalau sudah punya istri dan punya anak baru menantang

Haruto:
Tidak mau punya anak
Nanti anaknya bisa depresi dan mengakhiri hidupnya kan sayang
sudah ya uwo
Aku mau merasakan bunuh diri itu seperti apa

Mikirnya kejauhan
Semoga berhasil, kalau berhasil traktir oke.

Aku pikir ia hanya main main, ia selalu bilang ingin mati pada ku tetapi itu tidak pernah terjadi dan malam itu sungguh benar benar terjadi.

Teman ku haruto, melukai dirinya dengan pisau.

"Ruto yaaa.... Maafkan aku" sekarang aku ikut duduk dan menangis menatap haruto.

Aku benar benar sangat menyesal, aku ingin mengulang waktu, aku ingin menanyakan apakah ia baik baik saja ketika melamun di sekolah, aku tidak akan memberikan saran yang aneh padanya dan berlari malam itu juga ke rumah nya. Mungkin haruto teman ku tidak akan seperti ini pagi ini.

Haruto aku sangat bodoh, sangat bodoh sehingga teman ku yang sedang bersedih aku tidak tau, aku mengabaikan mu, aku mengolok olok mu seolah perkataan kau itu hanya lah lelucon.

Aku menyarankannya agar melukai diri dengan pisau dan ia benar benar melakukannya, aku pembunuh teman ku, aku sudah membunuh haruto, aku pembunuh.

"Haruto yaaa... Maafkan aku"

Aku tidak tau harus apa, aku hanya menangis, aku ingin memeluknya, aku ingin memeluk haruto yang tertunduk di sana, tetapi orang bilang ia tidak boleh di sentuh sebelum polisi datang.

"Haruto kau sangat bodoh, kau bodoh, tidak ada kah jalan lain selain bunuh diri?"

Menangis hanya itu, memang apa yang di lakukan seseorang ketika di tinggal oleh orang yang terkasih, tidak mungkin mereka tertawa atau diam saja.

"Aku menyesal tidak mendengar kan mu"

Menyesal itu adalah kata kata yang tepat ketika seseorang yang tidak memperdulikan orang lain dan ketika orang itu sudah pergi, penyesalan itu akan datang, manusia memang seperti itu sangat bodoh.

Penyesalan itu tidak akan pernah pudar sampai kapan pun, seumur hidup ku, aku akan selalu di hantui oleh penyesalan itu.

Maafkan aku haruto, aku sangat menyesal.

"Maafkan aku..."

-
-
-
-
-
Tbc

Be Sorry - Haruto[✓]Where stories live. Discover now