58. Accident.

3K 324 209
                                    

Ingin menjadi sesuatu yang bisa kau sentuh ...

__Once, Dialove__

"Pak mau dibongkar sekarang ya?" Dyra bertanya di ambang pintu perpustakaan, menghadirkan anggukan dari petugas yang sedang mulai merapikan buku yang ada di sana, karena akan dipindahkan ke perpustakaan sementara di bagian bangunan belakang.
"Iya, Neng. Kenapa?"
"Boleh masuk bentar gak, mau ambil buku doang, bentar ko,"

Petugas itu mengangguk, "Boleh, tapi jangan lama-lama ya? Karena kita mau bongkar sebentar lagi."

Dyra mengacungkan jempolnya, "Sip, Pak." Kemudian ia segera masuk. Mendekat ke arah rak buku yang akan dipinjam. Kebiasaan Dyra saat membaca buku, adalah melepas jam ditangannya, agar ia merasa nyaman. Dan saat ini pun ia melepas jam tangannya dan ia letakan di atas meja.

Menatapnya sekilas dengan senyuman, bahwa jam itu adalah pemberian sang Mamah. Kembali menatap buku ditangannya dan mulai membaca buku tersebut.

Entah sudah berapa menit dia berada di sana, kala petugas tadi menyuruhnya untuk segera meninggalkan Perpustakaan itu. Dan Dyra pun keluar dengan patuh.

Di luar, gadis itu bertemu dengan Dewa. "Kamu ngapain masuk perpus?"
"Pinjem buku lah, " Jawab Dyra dengan ketus, membuat Dewa terkekeh dan mengusap puncak kepalanya, "Biasa aja atuh ngomongnya,"
"Habis, tanya nya aneh. Kan aku jadi kesel, emangnya kalau pergi ke perpustakaan itu mau ngapain?" ucap Dyra dengan tersenyum keki malu-malu.
"Ke kantin yuk, kamu belum makan kan?"
"Tadi sarapan sama Chandra di rumah," jawab Dyra sambil berjalan di sampingnya Dewa.
"Kamu sekarang tinggal di sana?"
"Hmm, Mamah kan pergi ke Amerika. Aku gak berani tinggal sendirian."
Dewa mengangguk, "Si Chandra punya pacar gak sih?"
"Belum, tapi aku setuju banget kalau sama Fania,"
"Emang si Fania bakalan mau?"
"Mau lah, orang sodara gue ganteng. Masa dia gak mau."
"Owh, jadi si Chandra ganteng ya?" sinis Dewa, membuat Dyra menyadari kalau lelaki terkasihnya itu sedang cemburu.

Gadis itu tersenyum, dan membingkai wajah tampan di depannya, "Uuuu ..., tapi gantengan kamu ko,"

"Gombal," Dewa menurunkan tangannya Dyra dan memegangnya lalu mengajak gadis itu ke kantin.

Sesampainya di kantin, mereka pun memesan makanan, "Kita makan di taman yuk?"

Ajak Dyra, diangguki Dewa. lalu mereka pun pergi ke taman sekolah. Meletakan makanan mereka di bangku kayu.

Dyra berdiri menatap bunga-bunga yang cantik tertata rapi di pot.

"Mereka ko bisa cantik banget ya?" Gadis itu menunjuk bunga mawar  yang berwarna - warni dalam satu pot. Sepertinya pengurus taman sekolah telah menkawinkan tiga  jenis bunga mawar di sana. Terlihat dari warna mawarnya yang mempunyai tiga warna. Yaitu merah, oranye dan ungu.

Dewa ikut berdiri dengan membawa somay dimangkuk pelastiknya, "Cantikan kamu ko,"

"Dih, apaan?" Dyra mengerucutkan kedua bibirnya terlihat keki.

Dewa tersenyum geli, lalu menyodorkan somay ke arah gadis itu, membuat Dyra mengerjap.

"Kamu mau nyuapin aku?"

Dewa menggeleng, "Bukan, nyuruh nyobain aja. Siapa tahu rasanya gak enak," ledek Dewa. Dan Dyra keki. "Tega nih,"

"Buka mulutnya Dyra ...."

Dan somay pun mendarat dengan indah di mulutnya Dyra. Kala gadis itu membuka kedua bibirnya. Diakhiri usapan lembut di bibir gadis itu, ketika somay nikmat itu mengotori bibirnya. Tentu saja pelakunya adalah Dewa.

"Kamu kenapa?" Dyra bertanya.

Dewa hanya terdiam, menatap Dyra beberapa saat, "Aku cuma lagi pengin deket kaya gini aja sih,"

Dewa Is Mine (Innovel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang