02|| A Hug

1.8K 217 42
                                    

Pada dasarnya meskipun sudah dilarang, Lisa tetap termasuk dalam gadis yang suka bergosip. Itu wajar. Apalagi jika dia sudah di pertemukan dengan Rosé--teman sebaya nya--meski melalui perantara seperti ponsel sekalipun.

Jadi sejak setengah jam lalu--sejak panggilan video mereka di mulai--wajah Rose selalu tak terelakkan dari ekspresi kaget atau semacamnya. Itu karena Lisa menceritakan tentang pernikahan nya dengan Jungkook meskipun sudah dilarang.

Emang dasar, Lisa benar-benar tidak bisa menutup mulut lebih lama jika dia sudah bertatap muka dengan Rosé. Berhubung Jungkook tidak ada disini, katanya.

"Heh, kau sedang tidak bercanda, kan? Barangkali kau dan Jungkook tengah mengerjaiku?" Rosé masih enggan untuk percaya penuh. Karena selain dikenal sebagai pasangan paling langgeng dan romantis, Jungkook dan Lisa juga dikenal karena keduanya sama-sama jahil kepada siapapun dan dimanapun.

Lisa merotasi mata, "aku tidak bohong, kok. Sumpah, deh. Apa perlu aku panggilkan Jungkook?" Lisa tidak serius saat mengatakan itu karena Jungkook juga tidak memperbolehkan dia untuk memberitahu siapapun. Jika saja Jungkook itu bukan tipe-tipe anak yang penurut pada orang tua, dia akan sungguhan memanggil Jungkook kemari.

Rosé mendengus, "apa para Eonnie sudah tau?" tanyanya yang dijawab cengiran khas seorang Lisa, detik kemudian gadis itu menggeleng, "jika aku bilang sekarang, aku tidak bisa membayangkan se-alay apa Jisoo Eonnie nanti."

Rosé sukses tertawa. Meski Jisoo adalah yang paling alay diantara mereka berempat--Jisoo, Jennie, Rosé, dan Lisa--tapi dia itu bagaikan sebuah moodbooster.

"Mungkin dia akan menaiki kursi lalu menari-nari random diatas sana," ucap Rosé di sela-sela tawanya. Lisa pun ikut tertawa, "tidak-tidak. Kemungkinan besar adalah dia akan berteriak nyaring lalu melepas kaus kakinya dan melemparnya ke arah Jennie. Oh, astaga. Aku berani bertaruh Jennie akan melempar balik bunga beserta vas nya ke Jisoo Eonnie nanti."

Setelah itu tawa keduanya semakin pecah. Suka sekali membicarakan hal aneh-aneh tentang kakak tertua saat mereka tidak ada. Saat ingin menambahi, Rosé urungkan sekalian menghentikan tawanya saat melihat sesosok Jeon Jungkook bersedekap di ambang pintu.

Lisa tetap tertawa karena gadis itu masih tidak menyadari keberadaan si pemuda Jeon di belakangnya. Inginnya Rosé memberitahu namun Jungkook terlihat meletakkan jari telunjuk di bibir, menyuruhnya diam. Alhasil Rosé hanya bungkam sekarang.

"Kenapa kau tiba-tiba diam, Chaeng?" Lisa bertanya saat tawanya telah mereda. Rosé hanya menggeleng kecil, "tidak ada. Jadi kau sekarang tinggal dengan Jungkook?" tanya Rosé tiba-tiba meski dia telah mengetahui jawabannya. Hanya ingin menjahili Lisa sejenak. Setidaknya sekali dalam seumur hidup.

Lisa mengangguk, "tentu saja. Ini apatermen yang dibelikan oleh orang tua kami untuk kami tinggali. Jungkook itu definisi Husband material sekali karena dia selalu memasak untukku dan Hoojin. Kau tau kan, aku buruk sekali dalam hal memasak?" Lisa menggembungkan pipinya kesal mengingat fakta itu.

Rosé terkekeh, "itu sebabnya Jennie Eonnie menyuruhmu untuk membantunya memasak saat di markas. Agar kau tidak pintar makan saja. Lihat itu, eoh. Pipimu semakin gembul saja."

Lisa reflek memegang pipinya saat Rosé selesai mengatakan itu, lantas mendengus sebal, "aku jarang diet, tau. Jungkook juga tidak mengijinkanku diet terlalu lama."

Rosé benar-benar mati-matian menahan tawa saat melihat Jungkook melangkahkan kakinya pelan mendekati Lisa, sambil memberi aba-aba pada Rosé untuk terus bicara. Tiba-tiba terbesit ide jahil di benak pikiran Rosé. Mumpung ada Jungkook disana.

"Heh, Lis."
"Apa?"
"Apa kalian sudah melakukan itu?" tanya Rosé sambil menaik-turunkan kedua alisnya. Lisa mendelik karena pertanyaan Rosé sangat ambigu. Jungkook pun terlihat sedikit terkejut di belakang sana.

Young Parents || Lizkook Where stories live. Discover now