7; Throwback

1.4K 324 136
                                    

"Tante bukain pintunya, Renjun takut tante" ucap Renjun sambil menggedor gedor pintu gudang yang sudah dikunci dari luar.

"Tantee bukainnn tante tolong" ujar Renjun yang kini sudah seperti tangisan.

"Tante disini gelap tante bukainn" lagi lagi Renjun hanya bisa berteriak dan menangis.

"Renjun anak baik, dengerin tante ya, kamu disitu aja" ucap tante itu dari luar.

"Sampe besok kamu gaboleh keluar" ucapnya lagi.

"Kalo bisa disitu aja sampe nyusulin ibu kamu" ujarnya lagi sadis.

Diluar, orang yang dipanggil tante oleh Renjun tersenyum senang karena besok adalah hari dimana dia akan menikah dengan ayah Renjun dan tanpa perlu persetujuan anak itu.

Ditempat lain, ibu kandung Renjun sedang sakit kritis dan sedang koma selama 6 bulan. Tidak ada perkembangan dan tanda tanda akan bangun. Renjun yang saat itu berumur 8 tahun hanya bisa menangis setiap kali melihat ibunya di rumah sakit. Ditambah lagi menangis setiap kali tante calon ibu tirinya selalu memukulnya tanpa diketahui ayahnya.

Disaat itulah dia sangat takut pada calon ibu tirinya. Ditambah lagi Renjun takut ibu kandung nya tidak akan bangun dan tante jahat itu akan menggantikan ibunya. Memikirkan hal itu, Renjun kecil selalu gelisah dan berkeringat dingin. Trauma nya saat kecil itu membawanya hingga sekarang.

...

Renjun bangun dari mimpinya dengan berkeringat. Matanya melihat jam dinding. Pukul 3 pagi. Dia bangkit dari kasurnya dan berjalan menuju dapur untuk minum.

Renjun sudah tinggal sendiri sejak SMP. Semuanya memang kemauan dirinya sendiri. Ayahnya tetap mengirimi uang perbulan untuknya. Padahal ayahnya selalu memaksa Renjun untuk kembali ke rumah, mengingat rumahnya sepi hanya ada ayahnya dan bibi yang sudah kerja disana sedari Renjun lahir.

Ibu kandungnya sudah tiada sejak 2 hari setelah pernikahan ayahnya berlangsung. Ibu tirinya juga sudah tiada. Mungkin itu balasan akan bagaimana kelakuan jahatnya pada Renjun dahulu. Ibu tirinya meninggal akibat kecelakaan mobil saat Renjun SMP. Tepat saat Renjun sudah tidak tinggal dirumah.

Ayahnya pun sudah tahu akan semua perbuatan ibu tirinya itu hingga ayahnya selalu terus menerus merasa bersalah kepada anak satu satunya itu. Namun ayahnya tidak bisa melakukan apa apa mengetahui Renjun yang punya trauma dalam akan masa lalunya itu. Hubungan nya dengan Renjun hanya sebatas memberi fasilitas dan kebutuhan anaknya itu.

Sejak masa lalunya itu, Renjun tidak mau berhubungan dengan perempuan. Lebih tua atau lebih muda bahkan seumuran sekalipun, Renjun selalu menjauhinya. Tapi ayahnya tidak memasukkan Renjun ke sekolah asrama khusus pria.  Ayahnya ingin Renjun melawannya pelan pelan, misalnya bertemu dengan guru perempuan atau teman sebayanya. Makanya Renjun dimasukkan ke sekolah umum. Renjun hanya menurut karena semua itu adalah fasilitas dari ayahnya. Dia masih belum bisa mencari uang sendiri dan tidak sekolah bukan pilihan yang bagus.

...

Karena hari ini hari minggu, pukul 5 pagi Renjun sudah siap dengan training dan sepatu nya. Setiap minggu kegiatan pagi Renjun adalah lari pagi. Sambil memasang airpods nya, Renjun turun dari apart nya. Renjun berlari kecil sambil mengalunkan pelan lagu Puzzle Piece. Salah satu lagu kesukaanya jika dia sedang sendiri seperti ini. Namun kenyataannya Renjun memang selalu sendiri.

Renjun berhenti sejenak membeli minum dan duduk sebentar di bangku taman. Taman memang tidak sepi, namun tidak terlalu ramai juga. Renjun hanya perlu menghindar dari beberapa gerombolan perempuan ataupun ibu ibu. Kini mata Renjun menangkap seorang anak perempuan kecil yang sedang berusaha menggendong seekor anjing. Bahkan badan anjing itu lebih besar dari anak itu. Renjun tersenyum melihatnya.

Lucu, batinnya.

Entah kemana ibu atau ayah anak itu, Renjun menghampirinya. Hendak membantu mengangkat anjing itu hingga ke gendongan anak perempuan tadi.

"Aku bantuin ya, nih gendong nya gini" ujar Renjun pada anak kecil itu.

Anjing lucu lagi kayak moomin, batin Renjun.

Setelah anjing itu berhasil digendongan anak itu, Renjun tersenyum.

"Maaci kaka, dada" ujar anak itu lalu pergi.

Sama anak kecil gua gak kenapa napa, gua ga keringet dingin, gua gak degdegan, batin Renjun senang. Ada kemajuan dalam dirinya.

Kini dirinya kembali duduk dibangku taman sambil tersenyum senang. Berharap hal baik akan datang karena paginya sangat amat baik hari ini.

Dari kejauhan terdengar,

"Bang tungguin kenapa sih, Luna cape woi bang!" ujar Luna sambil lari terseok seok.

"Kuping jangan disumpel woi bang! WOI MARK!" ucap Luna kesal.

Mark berhenti dan menengok kebelakang, tangannya menyentil dahi Luna.

"Enak banget lo ya mark mark aje" ujar Mark.

"Sakit ih! Ya kan nama lo emang Mark" jawab Luna masih kesal.

"Gua 2 tahun lahir duluan daripada lo! gua makan nasi 2 tahun lebih duluan daripada lo" ujar Mark ikutan kesal.

Luna hanya komat kamit mengejek gaya bicara Mark. Mark yang kesal memasang kembali airpodsnya dan berlari meninggalkan Luna.

"Tinggal aja sono, lo pikir gua gatau jalan!" ujar Luna yang malah berhenti dari larinya dan memilih untuk tidak mengikuti Mark.

Renjun sudah berusaha membalikkan badannya kesamping dan menutup kepalanya dengan hoodie agar tidak terlihat oleh Luna. Namun Luna malah duduk tepat dibangku yang sama dengan Renjun. Renjun semakin menggeser duduknya ke pojokan.





.
.
.








part ini aku bikin sedikit cerita tentang masa lalu renjun biar gak abu abu banget masa lalunya di mindset kalian. Tentang renjun sakit apa, nanti aku akan jelasin di beberapa part kedepan. Walaupun kalo kalian sadar sebenernya aku udah kasih tau nama penyakit Renjun di tag an cerita ini.

Oiya, satu lagi gais, tolong banget ini aku mohon banget, karena aku udah ingetin dari awal, ini cerita fiksi ya, dimana Renjun di cerita ini sakit, tapi Renjun yang asli yang ada di koriyah yang lagi kerja keras untuk nikahin aku, eh hehe canda. Pokoknya Renjun bias kalian, bias aku juga, idol kalian, idol aku juga, Huang Renjun yang itu gak sakit apa apa, sehat 100% oke gais? Tolong jangan bawa bawa cerita fiksi ke real life kalian ya. thank you sijeuni💚

nih dapet salam dari jodoh

your vote and comment would be meaningful for me✨↓↓↓

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





your vote and comment would be meaningful for me
↓↓↓

Phobia ; Huang RenjunWhere stories live. Discover now