9; Kepsek

1.3K 295 51
                                    

Saat ini Luna sedang menuju toilet setelah ijin dari guru yang mengajar di kelasnya tadi.  Setelah selesai dengan urusannya, Luna berjalan santai ingin kembali ke kelas. Langkahnya terhenti begitu melihat Jaemin dan Renjun sedang berbicara di depan pintu ruang kepala sekolah.

Karena penasaran, Luna segera mencari tempat aman untuk menguping.

"Lo dipanggil di suruh masuk" ujar Jaemin pada Renjun.

"Mau gimana pun dia bokap lo Jun" ujar Jaemin lagi.

"Gua udah cape ditanya tanyain bokap lo terus tentang lo" ujar Jaemin.

"Bukannya gua gak suka tapi harusnya lo buka hati lo buat bokap lo" katanya lagi.

Renjun hanya diam. Hatinya sudah beku jika menyangkut ayahnya.

"Dia cuma mau tau keadaan lo, itu aja" ujar Jaemin lagi.

"Mau sampe kapan lo gak akan kontakan sama bokap lo?" tanya Jaemin.


Luna membeku. Ayahnya Renjun siapa? tanya nya dalam hati.

"Ayahnya Renjun kepsek?" tanya nya pelan pada dirinya sendiri.

"Jadi selama ini Renjun gak kontakan sama ayahnya?" tanya Luna lagi sambil mengendap endap.

"Kayaknya Renjun gak akur sama ayahnya" pemikiran Luna kini sudah kemana mana.


Dilihatnya lagi kearah Jaemin dan Renjun.

"Yaudah Jaem, gua masuk, lo balik ke kelas aja" ujar Renjun.

Jaemin mengangguk dan menepuk pelan bahu Renjun memberi dukungan.


Luna kembali bersembunyi saat melihat Jaemin pergi dari depan pintu kepsek.

"Anjir giliran sama Jaemin ngomongnya bisa sekalimat, giliran gua satu kata aja susah" kesal Luna masih di tempat persembunyiannya.

Kini Luna melihat Renjun berdiri sendiri di depan ruang kepsek. Seperti sedang menimbang nimbang akan masuk ke dalam atau tidak. Namun akhirnya Renjun masuk.

Luna segera mencari tempat sembunyi yang lebih dekat agar bisa menguping pembicaraan di dalam.


...


Renjun sudah berada di dalam ruangan ayahnya, seorang kepala sekolahnya. Dia hanya berdiri menunggu apa yang ayahnya akan bicarakan. Walaupun sebenarnya terlalu malas untuk mendengarnya.

"Gimana keadaan kamu Jun?" tanya ayahnya.

"Masih sering keringet dingin, mual?" tanya nya lagi.

"Kenapa sih kamu gak mau konsultasi ke dokter yang udah pernah papa bilang?" ujar ayahnya.

"Papa gak usah sok perduli" ujar Renjun ketus.

"Papa perduli sama kamu nak" ujar ayahnya.

"Gak pernah sekalipun papa gak perduli sama kamu" ujar ayahnya.

"Halah! Injun sampe kayak gini itu karena papa!" ujar Renjun sedikit membentak ayahnya.

"Renjun" ujar ayahnya memperingati. Karena Renjun sudah bicara dengan nada lebih tinggi.

Renjun kini menunduk. Dia tidak akan menangis. Karena kalo menangis, itu artinya kalah.

"Semua itu masa lalu Jun, papa nyesal. Papa minta maaf" ujar ayahnya yang sudah tak terhitung berapa kali dia meminta maaf pada Renjun.

"Sekarang gimana keadaan kamu nak?" tanya ayahnya lagi mengalihkan karena bicara soal itu tidak akan selesai jika Renjun masih belum berdamai dengan masa lalu nya itu.

"Papa lihat waktu itu kamu berdua dengan perempuan di halte" ujar ayahnya.

"Teman kamu?" tanya ayahnya.

"Apa sudah gak apa apa? Kamu sudah bisa berinteraksi dengan perempuan?" tanya ayahnya.

Renjun terdiam. Enggan untuk menjawab ayahnya karena dia pun belom bisa memastikan dirinya.

"Kalau memang belum, pelan pelan saja nak" ujar ayahnya.

"Kalau kamu berubah pikiran untuk konsul, bilang ke papa ya, biar papa sampaikan ke dokter" ujar ayahnya menyarankan.

Renjun diam lagi.

Setelah merasa percuma dia masuk ke ruangan ini, Renjun membuka suara.

"Kalo udah, Injun keluar" ujar Renjun langsung menuju pintu keluar.

..

Di luar Luna yang mendengar semuanya bingung bukan main dibuatnya. Tentu juga kaget akan fakta bahwa ayah Renjun adalah kepala sekolah. Yang sangat membuatnya kaget adalah, kenapa Renjun tidak bisa berinteraksi dengan perempuan? Lalu konsultasi apa yang dibacarakan kepsek pada Renjun.

Ingin sekali Luna langsung menghapiri Renjun saat melihat Renjun keluar dari ruangan kepsek, hanya saja, Luna tak tega. Karena Luna melihat Renjun keluar dengan keadaan seperti kesal, namun matanya merah seperti  menahan kesedihan. Tidak mungkin Luna menghampirinya dengan keadaan begitu. Belom lagi mengetahui fakta Renjun tidak bisa berinteraksi dengan perempuan.

Lagi lagi mikirkan nya membuat Luna sakit kepala. Sejak kapan juga Jaemin dekat dengan Renjun?, batin Luna sambil keluar dari persembunyiannya dan berjalan hendak kembali ke kelasnya. Bisa dicurigai guru bila dia terlalu lama ijinnya.

"Gua introgasi lo Jaem abis ini, liat aja" gumam Luna pada dirinya sendiri.




.
.
.




semangat kuliah/sekolah online nya gengs! aku baru mau uas haha telat banget kampus ku:)

hadiah dari cutiepie injun, gemoy banget pengen ak karungin

hadiah dari cutiepie injun, gemoy banget pengen ak karungin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


cr pic from twt lupa unamenya apa huhu

your vote and comment would be meaningful for me
↓↓↓

Phobia ; Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang