Bab 14

21.3K 1.6K 106
                                    

"Yas, ko bengong ayo masuk!"

Ucapan Bianca menyadarkan Yasmin dari lamunannya, Yasmin tersenyum lemah sebelum akhirnya mengikuti Kakak iparnya itu yang sudah lebih dulu memasuki rumah Neneknya. Pagi ini Bianca mengajaknya ke rumah Nenek Malea, meski sebenarnya Yasmin ragu pada awalnya, dia ingin menolak namun merasa tidak enak kepada Bianca, apalagi Bianca mengatakan kalau selama ini Malea sangat merindukan dirinya. Hanya saja dengan melakukan kunjungan ini membuat dadanya seperti di sesaki sesuatu, terlalu banyak kenangan bersama wanita tua itu, Yasmin masih ingat atas permintaan Malea-lah akhirnya ia yang ketika itu masih remaja bisa menikah dengan Raven. Selain itu selama ia menjadi istri Raven, Malea selalu bersikap baik kepadanya, wanita tua itu tidak pernah membeda-bedakannya dengan Bianca, bahkan Malea juga sering membelanya jika Raven bersikap buruk kepadanya.

"Omaaa...." Panggil Edgar keras begitu melihat sosok Malea tengah duduk di atas kursi roda, tidak jauh dari mereka.

Malea tersenyum lebar pada cucu buyutnya itu, dia merentangkan tangannya untuk kemudian di peluk oleh Edgar. Lama mereka melakukan hal itu seolah keberadaan Bianca, Bella dan Yasmin masih belum di sadari oleh Malea.

"Oma kemaren Ega ulang tahun, kenapa Oma tidak datang?"

Malea seketika menarik diri, dia menatap Egdar dengan kening berkerut, lalu pandangannya beralih ke sosok Bianca yang masih berdiri sambil menggendong Bella dalam jarak dua langkah darinya.

"Jadi kemaren cucuku habis berulang tahun, Bi?"

Mata Bianca terbelalak lalu dengan salah tingkah dia menggaruk lehernya yang tak gatal. "Maaf Nek, Bianca memang sengaja tidak mengundang Nenek, Kak Raven yang memintanya, kami tidak mau nanti sampai membuat Nenek kelelahan. Lagipula jarak Garut dan Jakarta itu kan lumayan jauh."

"Memangnya kalian pikir Nenek mau menyetir sendiri apa? Kan ada supir yang akan mengantarkan Nenek ke tempat kalian. Kenapa kamu malah mendengarkan Kakakmu? Kalian berdua memang sama-sama kejam kepada Nenek!" Ujar Malea dengan suara meninggi.

Bianca mendekati Malea, lalu berlutut di hadapan wanita tua itu seraya mencium tangannya.

"Bukan begitu Nek, justru kami melakukan ini karena kami sayang sama Nenek," jawab Bianca.

Seolah mengabaikan ucapan Bianca, Malea malah dengan santainya menarik Bella dari gendongan Bianca untuk di dudukkan di pangkuannya. Bella yang hari ini tampil sangat menggemaskan dengan dress motif bunga-bunga berwarna pink itu, terkikik ketika Malea menciumi pipinya yang montok. Bocah berumur setahun itu memang selalu membuat gemas orang lain ketika melihatnya.

"Kau dan Kakakmu memang sama saja, tidak ada yang benar-benar mengerti Nenek, dan sekarang parahnya lagi suamimu juga sudah terpengaruh oleh kalian, kalau tahu begini mestinya dulu Nenek tidak akan merestui pernikahan kalian."

"Nenek, kenapa malah bicaranya melantur sih, Bianca kan baru datang Nek, bukannya di suruh istirahat dulu eh ini malah di marahin!"

Malea mendengkus kesal, melirik Bianca dengan sebal sebelum kemudian kembali fokus ke pada Edgar dan Bella.

"Nanti kalian berdua kalau sudah besar jangan seperti Momy, Papy dan Om kalian ya?"

Meski sebenarnya tidak mengerti dengan pertanyaan Omanya, namun Edgar tetap mengangguk, membuat Malea tersenyum senang. Apalagi setelahnya Edgar juga memeluk leher Malea sambil beberapa kali menciumi pipi wanita tua itu hingga senyum Malea semakin lebar.

Tapi secepat kilat juga senyum itu pergi, begitu tatapan Malea jatuh kepada sosok Yasmin yang sejak awal hanya bergeming di ambang pintu dengan tatapan nanar ke arahnya, Malea mengerjap seolah tidak mempercayai apa yang tengah di lihatnya saat ini.

Beautiful Mistake (Tamat)Where stories live. Discover now