You Are Mine (23)

1.6K 148 31
                                    

Happy Reading.

Setelah Tzuyu tahu bahwa rumah tua ini berpenghuni ia agak tenang. Dan pelayan di rumah ini juga baik dan ramah walaupun terkadang ia menjengkelkan. Seperti saat Tzuyu selesai makan tadi. Tiba-tiba saja pelayan itu menggebrak meja dan menatap Tzuyu dengan tajam. Tzuyu pasti bertanya-tanya dalam hati nya. Apakah aku membuat kesalahan? Dan tidak. Detik berikut nya pelayan itu tersenyum sambil berkata "Ini awal dari perjuangan mu." Kemudian ia menunjukkan jari kelingking nya dan berkata "Kita akan bersama melawan Namjoon, kau jangan takut. Mulai sekarang kita partner."

Tzuyu terkejut mendengar penuturan pelayan itu. Yang didengar nya tidak salah bukan? Pelayan ini mengajaknya melawan paman Namjoon? Sebenarnya ada apa lagi ini? Apa masih banyak rahasia yang tidak ia ketahui?

"Bagaimana?" Ucap nya.

"Ah ya-ya bibi kita bekerja sama." Tzuyu agak ragu dengan pelayan ini. Tapi ia juga tidak mungkin menolak. Akhirnya Tzuyu menerima tawaran itu dan mulai mengikuti alur permainan bibi pelayan ini.

Mereka berdua semakin dekat. Tzuyu pun sudah tidak kaku saat diajak berbicara oleh pelayan itu. "Bibi biar aku bantu mencuci piring."

"Silahkan saja, jika itu keinginan mu."

"Mm bolehkah aku bertanya?"

"Ne?"

"Siapa nama mu dan berapa umur mu bibi?"

Bibi itu tidak lantas menjawab. Ia melihat Tzuyu dan melempar senyum pada wanita itu. "Sebegitu ingin tahu kah kau tentang diriku sampai-sampai umur ku saja kau tanya kan?"

"Ah bukan apa-apa bibi. Aku hanya ingin tahu."

"Oke, nama ku Park Ara dan umur ku 49 tahun."

"49 tahun. Wahh bibi di usia mu yang hampir kepala Lima kau masih cantik dan terlihat segar. Apa rahasia mu?"

Bibi itu tertawa mendengar pujian Tzuyu. "Tidak ada rahasia khusus Tzuyu, hanya bahagia setiap saat yang akan membuat kita awet muda."

"Bahagia setiap saat?" Tzuyu kembali teringat akan perjalanan hidup nya yang sangat menyedihkan. Dari kematian ibu nya, putus sekolah, hidup dengan Taehyung, sekarang ia harus berpisah dengan laki-laki itu dan sampai detik ini Tzuyu tidak tahu apakah Taehyung selamat atau tidak.

"Apa ada masalah?" Bibi Ara menundukkan kepala nya melihat Tzuyu.

"Bagaimana bisa aku bahagia setiap saat bibi. Jika sampai detik ini penderitaan terus menerus menghantam ku." Tzuyu menangis. Ia sangat sedih, hati nya tidak kuat jika harus mengingat kepedihan yang ia alami.

Bibi Ara memeluk Tzuyu. Ia tahu segalanya. Bahkan kematian bibi Jung pun ia tahu. Tzuyu tinggal bersama Taehyung dia tahu. Pengkhianatan yang dilakukan bibi Han dan Namjoon ia juga tahu.

"Kau akan bahagia pada saat nya nak. Untuk sekarang fokus lah melawan musuh-musuh mu. Kau ingin bertemu Taehyung bukan?"

Tzuyu tertegun saat bibi Ara menyebut Taehyung. Tzuyu menengadah melihat pelayan itu. "Kau tahu Taehyung?"

"Ne Tzuyu-ya. Semua aku tahu. Aku tahu kau sakit saat berpisah dengan orang yang kau cintai. Aku tidak ingin melihat kehilangan yang kedua Tzuyu. Dan untuk kali ini aku akan berjuang sekuat tenaga bahkan nyawa ku pun rela aku korbankan agar kau bisa bersatu dengan Taehyung."

Tzuyu semakin heran. Apa maksud dari perkataan bibi ini? "Tadi kau bilang tidak mau melihat kehilangan yang kedua, lalu siapa yang pertama bibi?"

"Anak ku!" Bibi Ara menatap Tzuyu dengan mata yang berkaca-kaca.

"Anak mu? S-siapa yang kau maksud?" Tzuyu berdiri berhadapan dengan bibi Ara.

"Apa kau tahu Taehyung pernah menikah sebelum nya?"

"A-aah ya bibi Han pernah menceritakan nya pada ku tentang mendiang istri Taehyung. Apa kau ibu nya?"

"Ya, aku ibu dari Sally putri ku hiks..hiks.." Tangis bibi Ara pecah ketika menyebutkan nama putri nya. Bahkan sekarang wanita tua itu hampir terjatuh jika saja Tzuyu tidak memeluk tubuh nya yang ringkih itu.

"Tenanglah bibi." Tzuyu berusaha menenangkan bibi Ara. Tzuyu harus tahu lebih banyak dari pelayan ini, jika ia ingin mengakhiri penderitaan nya.

"Duduk lah bibi." Tzuyu membantu bibi Ara untuk duduk. Ia berlari mengambilkan air putih untuk bibi Ara. "Minumlah dulu. Tenangkan dirimu bibi, kau bisa bercerita banyak padaku."

Bibi Ara meminum air yang Tzuyu berikan dengan perlahan. Ia mengatur napas nya yang putus-putus. Dan sekarang ia agak tenang. Ia mengusap air mata nya.

"Kau mau bukan bercerita padaku bibi?" Tzuyu berusaha menyakinkan bibi Ara.

Pelayan itu mengangguk pelan. Detik berikut nya saat ia akan melanjutkan ucapannya. Tiba-tiba saja Tzuyu merasakan tidak enak pada perut nya. Seperti ada yang mengaduk-aduk perut nya dan ia sudah diterjang mual yang kuat.

"Mmbbb.. Toilet." Tzuyu dengan cepat berlari menuju toilet. Ia membuka pintu dengan kuat dan langsung menuju wastafel.

Huek huek huek.

Bibi Ara yang terkejut mendengar Tzuyu muntah langsung berlari menghampiri wanita itu. "Kau baik-baik saja?" Bibi Ara mengurut pelan tengkuk Tzuyu. Ia tidak tahu penyebab Tzuyu muntah seperti ini. "Seperti nya kau masuk angin nak. Lebih baik kau istirahat lagi, aku akan membuatkan teh hangat untuk mu."

Tzuyu terdiam. Apakah benar ia hanya masuk angin atau??? Seketika matanya melotot. Ia menatap bibi Ara panik. "Bibi apa kau punya kalender?"

Kalender? Bibi Ara mengerutkan alisnya.

"Ada. Untuk apa?"

"Boleh aku pinjam bibi? Aku mohon ini sangat penting."

"Tentu saja. Kau tunggu lah di meja makan, aku akan segera kembali." Bibi Ara berlari menuju kamar nya.

Sementara Tzuyu berjalan pelan menuju meja makan. "Ini Tzuyu-ya. Ada apa dengan kalender?"

Tzuyu melihat kalender dengan seksama. Ia juga seperti menghitung sesuatu. Dan akhirnya wanita cantik itu berucap frustasi.

"Astaga.."

***
TBC
Annyeong aku kembali.
Part ini pendek ga? Kalau pendek yaudah gapapa ya.
Setelah kalian dapat kejutan di part sebelum nya di part ini aku ga kasi kejutan kok😌
Ga usah panik ya😂
Oke😉 Jangan lupa Vote & Komen😘

You Are MineWhere stories live. Discover now