18

1.8K 241 15
                                    

Kacchan mengajakku menuju arena latihan. Kami berdiri saling bersisian di tengah jalan kosong. Aku merasa aura mengerikan yang dikeluarkan oleh Kacchan.

Kacchan memandangku, ia mencengkram kerah bajuku erat dan memaksaku memandangnya yang memasang wajah mengerikan.

"Deku sialan, beraninya kau!"

"Ka-Kacchan, a-apa maksudmu?" Aku gelagapan. Aku merasakan cengkraman makin erat hingga memaksa wajah kami berjarak beberapa senti. "Ka-Kacchan!"

"Dari mana kau dapat kekuatan itu quirkless! Beraninya kau menipuku! Apa sebegitu membahagianya berhasil menipuku bertahun-tahun!"

Aku memalingkan wajahku. "Aku tidak pernah menipumu."

Kacchan melepaskan cengkramannya dari kerahku. Ia mendorongku dan menggunakan ledakannya untuk menyerangku. Aku mengaktifkan quirk-ku dan melompat menjauh. Ia menggunakan daya ledaknya untuk mendekat yang membuatku kembali melangkah mundur.

"Maju ke sini kau, pecundang! Aku tau, kau pasti tertawa puas bukan karena merasa berhasil menipuku. Akui saja!" Kacchan berhasil mencengkram tanganku dan bersiap menyerang wajahku.

Aku menangkis tangannya. "Kacchan, bukan seperti itu!"

"Halah! Berani kau berbohong saat ini, kau benar-benar sudah tidak mencintai nyawamu, bukan?" Kacchan kembali meledakan lenganku.

Aku membalas menghajar wajahnya. Ia mendecih pelan. "Kacchan, aku tidak pernah menipumu."

"Ayo berkelahi denganku! Jangan jadi pengecut, Deku!" Kacchan melemparku menuju bangunan di belakang. Rasa sakit menjalar dari anggota badan belakangku.

Ia mendekat dan kembali menghajar wajahku. Aku menghajar bahunya dengan bantuan quirk-ku. Kacchan terlempar mundur. Aku berdiri di depannya dan menendang wajahnya yang berhasil ia tangkis.

"Gunakan kekuatan yang kau pinjam itu, Deku." Kacchan mengembangkan seringai di wajah ketika aku sempat terkena serangan syok sejenak.

Aku mengaktifkan quirk-ku ke seluruh tubuh. Saat ini aku benar-benar serius untuk bertanding dengan Kacchan. Aku berlari maju dan mengincar tangan kanannya yang sudah siap dengan quirk-nya. Aku berhasil menahan tangannya, tetapi ia menggunakan tangan kanannya untuk meledakan punggungku.

Aku mengerang pelan. Rasa panas menjalar. Aku menyikut leher Kacchan dan berhasil membuatnya tersungkur jatuh. Aku meloncat menjauh dan menyiapkan kuda-kudaku.

"Apa kau merasa bahagia dengan kekuatan yang kau pinjam, omega?"

"Kacchan, jangan pernah menyinggung jenis kelamin keduaku. Omega, alpha! Aku berdiri sebagai Midoriya Izuku!"

Kacchan maju dan kembali melancarkan serangannya. Pertahananku kembali kukuatkan.

oOo

Aku duduk di atas perut Kacchan. Napas kami saling bersahutan. Rasa lelah memenuhi diri, selain itu, luka fisik tak terelakan.

"Dari mana Kacchan tau kekuatanku hasil pinjaman?"

Kacchan mencemooh dengan senyumnya. "Kau sendiri yang mengatakannya, sialan!" Aku merasa helaan napas lelah. "Jika kau memang ingin menyimpan, simpanlah dengan baik."

Aku menunduk. "Kacchan, ku mohon jangan memberitahu."

"Kenapa?" Aku kembali melihat wajah Kacchan. "Kenapa harus kau, Deku?" Kacchan mencengkram lengan atasku. "Kenapa harus kau? Aku juga mengidolakannya sama besarnya dengan kau, tetapi kenapa harus kau yang diperhatikannya? Kenapa harus kau mewariskan kekuatannya?!"

"Ka-Kacchan. Aku hanya meminjam kekuatan ini, selain itu, Kacchan juga diperhatikan. Kacchan kuat."

Ia melempar senyum cemooh. "Aku kuat, tetapi bukan aku yang menerima kekuatan itu. Bukan aku yang ia perhatikan."

Aku maju dan mendekap Kacchan. Aku mengeluarkan aroma penenang. "Kacchan, All Might juga memperhatikanmu. Selain itu, Kacchan sudah bekerja keras!"

Aku merasa cengkraman erat di baju belakangku. Aku mengelus lembut rambut Kacchan. Untuk kali ini, aku sungguh berani sekali melakukan hal ini.

Aku melihat All Might mendekat. Ia mengelus surai Kacchan dan milikku lembut. "Kalian sudah melakukan hal luar biasa."

Kacchan melepaskan dekapanku. "Bakugou-shounen, aku mengagumimu. Bukankah sudah jelas semua mengagumimu? Kau sudah melakukan hal luar biasa, aku berharap bisa melihat hal luar biasamu yang lain. Meski kau gagal, kau akan bisa mengatasinya."

"Mengapa kau memberikan kekuatan kepada Deku sialan ini, All Might?"

All Might tersenyum lembut. "Dia memiliki hal yang diperlukan oleh seorang pahlawan. Ia berani maju untuk menyelamatkan orang lain. Aku mohon Bakugou-shounen, tolong jaga rahasia tentang One for All dari dunia ini."

Kacchan menghembus napas keras. "Baiklah, setelah kau berjanji menjawab pertanyaanku." Kacchan memandangku tajam. "Dan kau, Deku sialan, jelaskan segalanya!"

Aku mengangguk kaku. Aku bangun dari perutnya dan ketika ia akan meledakanku, quirk-nya dibatalkan. Di sana, Aizawa-sensei berdiri dan mengaktifkan kekuatannya. Sial, kami dalam bahaya!

Fate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang