4

3.6K 440 49
                                    

Rosé menatap pemandangan di sekitar apartemen Jungkook di balkon kamarnya. Tangannya memegang dada kirinya, merasakan sesuatu yang masih berdetak di sana. Setidaknya, hari ini dia masih bisa bernapas dengan baik meskipun rasa sakit itu terkadang datang tanpa di undang.

"Apa yang sedang kau pikirkan" ucap seorang pria membuyarkan lamunannya sembari memeluknya dari belakang.

"Tidak ada" jawab Rosé.

"Apa kau bosan?" tanya pria itu kembali.

Rose mengangguk, "Iya"

Pria itu menenggelamkan wajahnya ke bahu Rosé dan sesekali mengendusnya membuat Rosé kegelian. Tak ada penolakan sama sekali, toh Rosé juga mulai merasa nyaman dengannya.

"Mari pergi" ucap pria itu.

"Kemana?" tanya Rosé.

"Nanti kau tau"

"Baiklah" ucap Rosé sembari melepas pelukan pria itu, tapi pelukan itu makin menguat.

"Ada apa, Jung?"

"Apa kau sudah mencintaiku?"

Hati Rosé tercubit, rasanya ia ingin sekali meminta maaf pada Jungkook. Rosé memang nyaman bersama Jungkook, bahkan ia sama sekali tak memikirkan mengenai Jaehyun. Namun, untuk lebih dari itu, rasanya hati Rosé belum yakin.

"Aku tidak tahu" ucap Rosé kemudian.

Jungkook tersenyum, "Tak apa. Aku akan menunggumu"

Rosé mengalihkan perhatiannya pada hal lain, tidak sanggup menatap Jungkook dan kembali melangkah ke kamarnya.

***

Jungkook dan Rosé berada di sebuah pantai saat ini. Rosé sangat senang karena Jungkook membawanya ke pantai yang sangat indah. Mereka banyak tertawa melupakan beban yang masing-masing dari mereka pikul disana.

"Jung ... aku lapar" rengek Rosé ketika hari mulai petang.

"Baiklah, mari ke restoran. Aku tahu restoran yang enak di dekat sini"

"Ne"

Mereka pun meninggalkan pantai itu dan menuju restoran yang dimaksud oleh Jungkook. Sesampainya disana, Jungkook memanggil pelayan dan mulai memesan beberapa makanan.

"Kurasa aku butuh ke kamar mandi, Rosé. Tunggulah disini, jangan kemanapun" ucap Jungkook.

"Ne. Aku bukan anak kecil, Jung"  balas Rosé.

Jungkook tertawa, ia mengacak rambut Rosé hingga membuat si empunya cemberut.

"Nanti rambutku akan jelek" gerutu Rosé.

"Kau selalu cantik untukku" ucap Jungkook sembari berlalu, meninggalkan Rosé dengan senyum yang masih tersungging di bibirnya.

TUK

Rosé memukul kepalanya pelan ketika tersadar dari senyuman yang menurutnya adalah hal gila.

"Bodoh. Kau tersenyum terlalu banyak hanya untuk Pria Jeon itu" gumam Rosé pelan, menolak segala bentuk responnya atas perlakuan Jungkook. Jauh dalam dirinya, ia berusaha menyangkal bahwa hati miliknya tengah berbunga karena pria itu.

Hingga sebuah suara berat milik seorang pria membuyarkan kesenangan hatinya.

"Rosie ...." panggil pria itu.

Serasa mendapat sambaran petir, tubuh Rosé bergetar mendengar suara itu, tidak!! ia belum siap bertemu dengan pria itu lagi. Pria itu adalah pria yang pernah membuatnya terbang ke langit ke tujuh, tapi kemudian menjatuhkannya sejatuh-jatuhnya.

Rosé memejamkan matanya, dengan segenap keberanian, ia mendongakkan kepalanya menatap siapa yang berbicara padanya.

TES
Satu butir air mata berhasil lolos dari matanya.

"J-Jaehyun ...."  ucap Rosé dengan mata berair. Hatinya sangat sakit melihat pria itu. Kilatan peristiwa dimana Jaehyun bercumbu dengan sepupu yang paling ia percayai membuat hatinya begitu nyeri.

Pria itu tersenyum dengan lebar dan memeluk Rosé. Rosé hendak mendorong dan menolak pria itu, namun entah kenapa tubuhnya lunglai serasa tak memiliki daya. Hatinya terlalu sakit untuk sekedar memaki pria itu. Dadanya kembali sesak, ia menangis dalam diamnya.

"Jungkook ... kau dimana. Tolong aku" gumamnya dalam rasa sakit yang membuat dirinya tak mampu berbuat apapun.

Jaehyun melepaskan pelukannya pada tubuh Rosé dan tersenyum lebar. Ia memegangi kedua tangan Rosé dan menciumnya.

"Akhirnya aku menemukanmu, sayang. Aku merindukanmu. Maafkan aku, kau harus tau, Tzuyu menggodaku."

Rosé memejamkan matanya rapat, berusaha mengeluarkan semua air matanya. Cukup, ia sudah tak sanggup menangis lagi.

Rosé berusaha melepas tangannya dari Jaehyun, namun pria itu tetap tak mau melepasnya.

"LEPASKAN DIA!!!!" sebuah suara menginterupsi mereka, dan itu adalah suara Jungkook.

Jaehyun menatap kearah Jungkook.
"Siapa kau? Dia kekasihku, tidak usah ikut campur" balas Jaehyun.

Jungkook tersenyum miring, ia menghampiri Jaehyun dan Rosé.
"Aku suaminya. Tolong lepaskan tangan istriku, Tuan" ucap Jungkook sembari melepas tangan Jaehyun secara paksa.

Setelah tangan itu terlepas, Rosé sontak memeluk dada bidang Jungkook dan menangis tersedu disana.

"Aku bisa menuntutmu karena membuat istriku menangis" ucap Jungkook.

Jaehyun mencengkeram tangannya hingga memutih.
"Tak kusangka. Ternyata kau tak lebih dari seorang jalang, Rosé. Belum genap satu bulan kau meninggalkan aku dan kau su-"

BUGHHH
Belum sempat Jaehyun meneruskan ucapannya, Jungkook sudah memukul hidung Jaehyun.

"JAGA BICARAMU. Pergilah dari sini sekarang!!! Sebelum aku memanggil polisi kemari."

Mendengar itu, Jaehyun hanya tersenyum miring, "Kau tahu, tubuh Rosé sangatlah nikmat. Aku sudah mencicipinya beberapa ka-"

BUGH
BUGH
BUGH

Jungkook kembali memukuli Jaehyun. Bedanya kali ini ia memukul Jaehyun dengan begitu brutal. Kilatan amarah menguasai mata Jungkook hingga ia tidak memperdulikan Jaehyun yang hampir pingsan. Melihat itu, Rosé segera meminta tolong pada orang-orang di sana untuk melerai mereka.

Selepas orang-orang disana melerai mereka, Rosé menghampiri Jungkook dan kembali memeluknya erat.

"Ayo kita pergi" ucap Jungkook.

***

Jungkook membaringkan Rosé ke kamarnya. Gadis itu tertidur setelah puas menangis.

"Selamat tidur" ucap Jungkook dengan senyum hambar.

Entahlah, sejak Jaehyun mengatakan bahwa ia pernah menyentuh Rosé, hatinya terasa sesak. Ingin sekali rasanya ia menghabisi Jaehyun.

"Aku akan membunuhmu, Jung Jaehyun" gumamnya dengan kilatan amarah mengingat selama ini ia berusaha menjaga Rosé. Jungkook sudah menunggu Rosé selama bertahun-tahun. Bahkan ketika gadis itu sudah berada dalam genggamannya,  Ia selalu berjuang menahan nafsunya sendiri ketika melihat gadis itu hanya mengenakan pakaian tipisnya.

Tanpa sadar, air matanya lolos. Pria itu menangis mengingat bahkan gadis itu belum mencintainya.
"Bodoh. Kenapa aku jadi lemah" gumamnya sembari menatap Rosé dan mengecup dahi gadis itu.

"Hati mu masih mencintai pria itu, bahkan tubuhmu sudah dimiliki pria itu. Apa aku masih punya alasan menahanmu disini?" ucapnya dengan rasa sakit di hatinya.

Aneh memang, ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk berjuang, tapi ia malah ingin menyerah saat ini.


....

I LOVE YOU, I LOST YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang