[1] Hard Heart

982 91 47
                                    

Bagaimana jika seseorang dihadapkan dengan kebencian dan cinta, apakah orang itu bisa memilih diantaranya atau tidak bisa memberi pilihan yang pasti?

Terkadang kita tidak tahu apa isi pikiran seseorang tapi kita dapat melihat perbuatannya.

Tidak bisa menghindar karena kesalahpahaman namun jika tetap ditempat maka hati akan semakin gelap, tak ada ruang maaf ataupun kepedulian lagi.

Sana memutuskan untuk membujuk pemuda bermarga Kim itu, ia rela mati-matian berdiri di bawah langit yang sedang menangis. Hujan sejak tadi sudah mengguyur permukaan bumi dan kota Seoul itu.

Flasback On

"Apa kau tidak ingat Tae, malam itu tepat hari kau dipukuli oleh paman dan aku membujuk paman untuk tidak memukulimu lagi." Ucap Sana diiringi isak tangis, Taehyung mengalihkan pandangannya ke sudut ruangan. Sana mendatanginya tengah malam begini ke ruang kerja hanya untuk memohon agar ia bisa berjumpa dengan ibunya.

"Kenapa kau sangat suka mengingat masa lalu?" Balas Taehyung bertanya dengan tatapan tajam, Sana takut ia tak berani melihat gelagat Taehyung yang seperti ini. Dia tidak suka.

"Aku akan berdiri di bawah dan meminta pengampunanmu sama seperti paman yang dulu aku minta dan dia mengabulkannya, kau juga akan begitu bukan." Ucap Sana sambil tersenyum penuh arti, tapi butiran bening itu belum berhenti mengalir.

"Jangan gila, aku tidak seperti ayahku yang mau mengiyakan apapun juga." Sahut Taehyung dengan kesan yang tidak ada kepedulian sedikitpun.

"Tidak tidak, aku akan tetap berdiri sampai kau mau memaafkan ibuku." Ucap Sana lagi. Taehyung menghela nafasnya.

"Ibuku sedang sekarat dan kau masih belum puas untuk menyakitiku.." lirih Sana kemudian, ia sudah tidak sanggup menghadapi Taehyung dengan perbuatan-perbuatan kejinya itu, butiran bening itu masih mengalir membasahi kedua pipinya.

"Hah? Apa kau bilang? Kau tahu ibumu itu sangat penting bagiku, dia yang tau mengapa ayahku bisa meninggal." Bentak Taehyung sambil berjalan mendekat ke arah Sana, gadis itu mundur perlahan karena ketakutan.

"Dia orang yang terakhir bicara dengan ayahku. Minatozaki Reina, ck ibu sama anak sama-sama tidak tahu berterimakasih." Sana sangat membeci perubahan Taehyung, kenapa semakin hari Taehyung semakin membenci dirinya? Tidak adakah rasa cinta di dalam diri pria itu untuknya? Iba saja tidak usah cinta, apa tidak ada sedikitpun Taehyung iba pada ibunya dan dia? Sana tidak percaya bahwa Taehyung bisa menyimpulkan dirinya dan ibunya yang menjadi dalang kematian ayahnya, Kim Soenhoo.

"Terserah apa katamu, aku akan melakukan hal yang sama seperti di masa lalu." Sana mundur dan pergi beranjak keluar, Taehyung ingin menghentikan Sana tapi segera ia sadar dan kembali dingin.

Taehyung tidak bisa melihat Sana menderita tapi dia juga tidak bisa menghentikan penyelidikan atas kematian ayahnya yang sangat mendadak.

Dia dilema dan tidak yakin akan keputusan yang ia buat untuk Sana.

Flashback Off

"Aku akan berdiri di sini, kau pasti akan mengiyakanku. Seperti paman yang mau menuruti kemauanku, aku akan bertahan disini." Batin Sana berucap dengan tubuh yang mulai menggigil kedinginan. Sana menyilangkan kedua tangannya untuk memeluk tubuhnya yang mulai tidak tahan dengan hempasan hujan kencang.

Taehyung melihat dari jendela ruang kerjanya, ia bisa melihat Sana yang sangat bersikeras untuk berdiri di luar rumah dengan baju tidur berbahan tipis, gadis itu masih tidak mau mendengarkan dirinya.

Jika Sana tahu apa yang sedang dipikirkan olehnya mungkin keadaan mereka tidak akan seperti ini, hubungan mereka juga tidak akan seburuk ini, tidak ada kebencian maupun ketidakpedulian. Tapi Taehyung tidak bisa mengungkapkan niat dibalik perbuatannya ini, dia masih belum yakin.

Miracle In DecemberWhere stories live. Discover now