17 ⚫ rotiii? iya mas

2.1K 541 61
                                    

note. adegan museum skip aja ya, silahkan baca habitual strange chapter 1 sampe 4 kalo lupa. DAN ABAIKAN JUDUL

Nakyung terlihat lesu sepanjang kunjungan

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Nakyung terlihat lesu sepanjang kunjungan. Sesuai dengan rencana, seharian ini Nakyung ditemani oleh Haechan, dengan Jinyoung yang diam-diam ikut mengawasi pergerakan tuan muda. Tepat sesuai dugaan Jinyoung, bahwa Guanlin akan mencari celah untuk "berbicara" dengan Nakyung, bahkan sampai beradu mulut di taman museum siang tadi.

Keresahan Nakyung pula dirasakan oleh Haechan, apalagi setelah melihat Nakyung dan Guanlin yang secara terang-terangan bertengkar di depan matanya. Lagi-lagi, ilmu cocoklogi menguasai pikirannya. Menurutnya, Nakyung adalah gadis yang periang. Gadis itu mungkin saja bermulut pedas, tetapi Haechan tahu bahwa Nakyung tidak selemah itu.

Di sisi lain, Haechan tahu jika Guanlin cukup keras kepala, tetapi ia yakin Guanlin tidak seceroboh itu untuk bertengkar secara terang-terangan di depan tempat terbuka. Apalagi, jika menyangkut nama The Lost, kelima dari mereka akan super hati-hati. Sesuatu yang menurut asumsi Haechan menjadi penyebab keributan pagi ini, adalah sesuatu yang selalu Haechan waspadai selama The Lost bertugas.

"Kyung," panggil Haechan.

"Apa?" jawab Nakyung tanpa semangat.

"Mau jajan es kepal dulu gak?" tawar Haechan, "gue bayarin dah gapapa, tapi lo senyum dulu dong."

"Chan!"

Jinyoung muncul dari kerumunan, mendekat ke arah Nakyung dan Haechan. Matanya menoleh secara was-was, khawatir kalau-kalau Guanlin tiba-tiba muncul seperti insiden di parkiran pagi ini.

Mata Jinyoung menatap Nakyung dengan tatapan khawatir. Ia mungkin saja beraksi bersama Jeno mengejar Felix, tetapi tentu saja ia tahu apa yang telah terjadi.

"Balik, Kyung?" tanya Jinyoung.

"Es kepal dulu kuy," ajak Haechan, kemudian menoleh ke arah Nakyung, "atau lo mau apa deh, gue turutin."

Nakyung menggelengkan kepala dan tersenyum ala kadarnya, "Gak deh, ayo es kepal aja."

Ketiga remaja itu lantas berjalan beriringan menuju parkiran motor. Entah ada di mana Jeno dan Guanlin sekarang, barangkali sudah pulang lebih awal, mengingat keduanya berangkat bersama mengendarai alejandro.

"Lo sama si Aa' aja ye, gue mau ngetrek soalnya," ucap Haechan.

"Ngetrek apaan?" tanya Nakyung bingung.

"Ngebut, wuuushh," jawab Haechan, "tapi kalo lo mau ikut mah ayok lah gaskan."

Jinyoung menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menyalurkan helm untuk Nakyung, "Ngajak gak bener lo, anjir. Jam segini gak usah ngebut lah, jalan raya bukan punya bapak lo."

"Duh, Aa', perhatian sekalii," Haechan tersenyum lebar, "es kepal biasa, ye? Si Aa' tau tempatnya kok."

Begitulah hingga motor Haechan menghilang secepat kilat dari hadapan Nakyung dan Jinyoung. Lagi-lagi, Jinyoung menggelengkan kepalanya. Ada-ada saja kelakukan Haechan yang berhasil membuatnya bertepuk dahi.

STALEMATE: The Lost [✔]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora