___1___

102 41 9
                                    

Ravis POV

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ravis POV

"Kau kira siapa?, Si bodoh itu. Ha?" Menoleh kesamping kiri adalah yang paling seru bagiku.

"Aish, berhentilah menatapku. Kau bisa iri nanti." Aku menjemput kembali awal pandanganku di sebuah cermin besar rumah tua yang ku singgahi sebentar saat ini. Untuk apa? Bercermin!, Karena di markas ku tidak ada cermin.

Banyak orang yang bilang aku gila karena tindakan ini. Ya! Hobi ku memang berbicara didepan cermin, apa itu salah?.

17 tahun silam aku masih bersama orang itu, orang yang pada akhirnya membawaku ke titik ini. Balas dendam? Terlihat klise? Ya, mungkin menurut kalian begitu. Tapi aku beda, setiap deru nafasnya tak kan pernah luput dari telisik ku. Mereka tidak menyadarinya karena mereka bodoh, haha.

Usia 7 tahun,
Disayang? Dimanja? Dibela?
Tentu aku tidak!

Darah yang mengundang air mata selalu jadi teman karibku saat itu. Goresan benda tajam itu bahkan masih meninggalkan tanda di bahuku tapi aku suka, tandanya sangat indah.

Sebenarnya aku ingin memberikan tanda indah itu pada mereka tapi apa daya, kebodohan ku melanda. Aku hanya ingin menertawakannya, itu saja.

Kenangan itu setajam silet seterang kilauan emas dan sepanas air mendidih.

Dan

Aku

Ingin

Menciptakan

Kenangan

Baru!!!

Walau aku tau kalau hanya aku yang akan mengenangnya.

First!

"Kau ayahku atau bukan?" Aku berusaha mengangkat lidah dan bertanya.

"Aku ayahmu, aku ayah kandungmu!" jawab pria yang mengaku sebagai ayah kandungku. Ya, dia memang ayak kandungku tapi dia sangat mudah terhasut oleh wanita itu, aku tidak suka.

"Maaf ayah, aku tidak ingin kau mendapatkan tanda yang indah, tapi aku akan tetap memberimu ketenangan," kataku saat botol kaca yang ku pegang kehilangan tutupnya.

"Minum ini!, Minumlah! Rasanya sangat enak." Lanjut ku yang saat itu menyuguhkan minuman ketenangan.

"Tidak nak, jangan lakukan itu," ucapnya memelas.

Glek...

Satu teguk dan benar saja dia yang katanya ayahku sudah tenang sekarang.

Second!

"Siapa kau?" Aku yang basa-basi bertanya malam itu.

"Aku ibumu, aku ibumu!" jawabnya dengan wajah yang terlihat bingung.

"Kenapa kau membawa ibu kesini?" Lanjutnya saat aku belum sempat bicara lagi. Ibu-ibu memang cerewet!

"Aku hanya ingin kau tau jika aku masih hidup," jawabku yang saat itu memegang senjata ketenangan.

"Ibuku sayang, ayo minum ini." Aku menyegerakannya.

"Jangan lakukan itu ibu mohon,"

Glek.....

Gelap? Mungkin saja.

Third!

"Kau mengenalku?" Yah, lagi-lagi aku yang bertanya.

"Kyand!" ucapnya lirih.

"Aku benci nama tengahku, kau mengatakan itu?, Baiklah kau bisa mati secepat kilat sekarang!" kataku yang seketika membuatnya meminum racun itu. Tadinya aku ingin bicara lebih banyak dengan kakak laki-lakiku itu, tapi dia mengatakan 'Kyand', aku tidak suka jadi aku langsung membawanya pada ketenangan.

Fourth!

"Ah.. kali ini aku tidak perlu basa-basi!"

Glek....

Fifth!

"Ayah dan ibu menunggumu disana," bisik ku pada anak kedua ibu.

"Ravis, kenapa kau melakukan ini?" ucapnya saat kedua tangan miliknya masih mengkhianati diri.

"Melakukan apa?" kataku sembari memamerkan smirk kebanggaan.

"Melakukan ini?" Aku memajukan tanganku dan GLEK....

Tenang? Tentu saja!

Sixth!

Glek...

Aku tidak ingin mengatakan apapun padanya.

Kalian tau kenapa aku benci nama tengahku 'Kyand'?
Nama itu jelek? Bukan,
Nama itu pasaran? Bukan,
Nama itu punya makna yang buruk? Bukan,
Kalian semua salah!
Aku membencinya karena mereka menyukainya!
Sesimpel itu?
Yeah, true!

Aku sudah ada di dunia sejak 24 tahun yang lalu.
Disiksa setiap hari lalu pergi dari rumah dan terpuruk sepersekian masa selanjutnya bangkit lalu merangkai ilmu dari kejamnya kesendirian hingga membuat racun yang tak terdeteksi dan akhirnya mengantarkan mereka kepada ketenangan. Perjalananku panjang bukan?

RGH, PRA, STY, ASB, HJH, JDE dan SKA. Urutan 6 terdepan sudah tenang.

SKA?

"Beritahu aku dengan cara apa aku harus membunuhmu, aku bingung!"

⬇️

Hi!

Jangan sungkan kasih tau typo/kegajean!

Jangan sungkan kasih tau typo/kegajean!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jambi, 23 Juli 2020

Dwi Berliana aka Li

𝑻𝒉𝒆 𝑱𝒐𝒖𝒓𝒏𝒆𝒚 𝒐𝒇 𝑨𝑩 𝑷𝒓𝒊𝒏𝒄𝒆 ✓Where stories live. Discover now