9. Sisi lain yang kedua

1.3K 264 52
                                    

Senin yang lalu sebelum Mingi mulai mengajak Yunho makan siang.

15 menit sebelum jam istirahat, beruntunglah kelas Yunho karena guru mereka keluar kelas lebih awal tadi. Jadi sekarang kelasnya kosong. Sebagian sudah pergi ke kantin, sebagain yang masih dikelas sedang tiduran, menggosip atau main game seperti dirinya.

“Yun, hot news se hot gue nih,” Hendery menginstupsi permainan Yunho. Mencolek-colek punggung Yunho.

“Hm?? Apaan aku lagi ngegacha,” Yunho masih enggan mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya. Yang menampilkan game yang selalu ia maini.

“Udah dulu gachanya, ada hot news dibilangin!”

Yunho mendesah pelan, mematikan layar ponselnya. Kemudian mengubah posisi duduknya menghadap Hendery yang duduk dibelakangnya tadi.

“Apa? Hot news apa?” tanya Yunho.

Hendery lalu mendekatkan mulutnya pada telinga Yunho, membisikkan hot news yang dimaksud. “Kamu dijadiin bahan taruhan lagi sama yang lain,” bisik Hendery.

“Ooh, gitu doang? Kirain apaan,” respon Yunho dengan santai.

Yunho bisa sesantai itu karena bukan ini kali pertamanya teman-teman sekelasnya itu membuat taruhan dengan melibatkan Yunho didalamnya. Mungkin sudah 5 atau ke 6 kalinya sejak ia besekolah disini.

Tapi tetap saja, Hendery merasa heran kenapa Yunho harus bersikap sesantai itu. Masa ia tidak pernah merasa risih atau kesal sih? Benar kata Jibeom, Yunho memang sudah ada pada tahap aneh tingkat akhir.

“Gak usah mikirin perkataan Jibeom yang waktu itu, aku gak seaneh itu, Hen.”

Hendery mengerutkan dahinya, Yunho kenapa bisa tau kalau ia sedang memikirkan perkataan Jibeom waktu itu?? Jangan-jangan bener lagi kata Yohan, kalau Yunho itu keturunan peramal.

“Bukan Hen, aku bukan keturunan peramal. Aku gak bisa bisa baca pikiran kamu, jangan kemakan omongan Yohan.”

Hendery memukul mejanya cukup kencang. “Bohong kamu, kamu beneran keturunan peramal pasti! Ngaku aja kamu Jung Yunho!” teriaknya dengan kencang. Untungnya penghuni kelas sudah sangat paham dengan tingkah Hendery yang satu ini, maka Yunho dan Hendery tidak menjadi pusat perhatian.

Dan Yunho, hanya bisa menghela nafas lelah. Berteman dekat dengan Yohan, Hendery dan Jibeom hanya bisa membuatnya bertambah bodoh dan stress tiap harinya.

“Gini ya Hendery yang katanya seganteng pangeran Disney, aku itu bukan keturunan peramal. Ekspresimu mudah dibaca kalau kamu lagi mikir hal yang bodoh, udah duduk lagi ayo,” Yunho dengan sabar menjelaskan pada Hendery.

Syukurnya Hendery bisa terima dengan penjelasan Yunho. Hingga ia duduk tenang kembali di kursinya.

“Coba jelasin lagi deh soal hot news itu, masih ada 12 menit sebelum bel istirahat,” kata Yunho.

Hendery kemudian mulai bercerita tentang semua hal yang ia tau tentang taruhan teman-temannya. Soal Hangyul yang memulainya, lalu Yeosang, Subin, Dino, Haknyeon dan yang lain mulai mengikutinya.

Tentang 'tema' taruhan mereka kali ini yaitu berusaha mengajak Yunho makan siang berdua. Lalu soal siapa-siapa saja yang mereka jagokan masing-masing. Hendery menjelaskan semua yang ia tau sedetail mungkin pada Yunho.

Hingga bel tanda istirahat berbunyi. Hendery pergi kekantin sedangkan Yunho, seperti biasa makan siang sendiri ditaman belakang.

Baru saat Yunho sedang sendirian ditaman belakang, ia mulai memikirkan tindakan teman-temannya itu.

Sebenarnya Yunho kurang suka dengan yang mereka lalukan, tapi Yunho juga malas menegur mereka. Yunho pikir mereka begitu karena Yunho selalu dianggap siswa paling misterius dikelas. Kecuali untuk Yohan, Jibeom dan Hendery.

Yunho bukannya tidak ramah, hanya malas saja bergaul dengan yang lain. Ia malas banyak berbicara.

Meyantap makanan sambil terus berpikir tenang masalah itu, tak terasa makanannya sudah habis. Yunho mengemasi peralatan makannya, dan berjalan kembali kekelas. Hendak langsung menemui tiga temannya itu.

“Oi sahabat! Sini cepetan, ada berita baru lagi!”

Hnn, Yunho baru masuk dan Hendery sudah menyambutnya dengan teriakan. Yunho tak punya pilihan lain selain mendekati ketiga temannya itu.

“Ada berita apa lagi?” tanya Yunho, mendudukkan dirinya disamping Jibeom.

“Tadi pasti Hendery udah cerita kalau Yeosang belum ada yang dijagoin kan?”

Yunho mengangguk singkat. Lantas Yohan melanjutkan ceritanya.

“Tadi pas mau beli minuman buat Yeji, aku gak sengaja lewat meja Yeosang sama temen-temennya. Song Mingi, Yeosang bakal jagoin Song Mingi.”

Hanya itu saja berita dari Yohan, karena dia terlihat tidak ingin berbicara lagi. Yohan kini hanya bertopang dagu sambil menatap Yunho, menunggu reaksi atau tanggapan dari Yunho.

“Dia emang Song Mingi yang kamu tau, Yun,” Jibeom berucap saat melihat Yunho diam dengan kening mengkerut samar.

“Song Mingi yang itu?” tanya Yunho ragu. Ia menatap satu persatu teman-temannya, dan mereka bertiga kompak mengangguk.

“Kalian serius?!” Yunho melebarkan matanya, ia jelas terlihat kaget sekarang.

Yohan merotasi bola mata malas, “Kapan kita pernah bohongin kamu?” bertanya dengan nada malas.

Hendery disamping mengangguk setuju. “kita ngomong jujur, Yunho. Kalau ragu kamu lihat aja besok, aku sih yakin dia bakal nemuin kamu besok.”

Yunho menundukkan kepalanya. Jadi Song Mingi yang itu ya? Hmm. Jika benar, berarti besok akan menjadi hari yang menarik bukan?

A/n; kalau gak ada gangguan ntar maleman sekitar jam 10 wita ku update lagi^_^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


A/n; kalau gak ada gangguan ntar maleman sekitar jam 10 wita ku update lagi^_^

Makan Siang | YungiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang