06. New face, new discovery

2.6K 451 168
                                    

Membakar adalah hal yang pertama kali hinggap di benak Baam saat melihat kamar tidurnya di sebuah mansion pribadi milik Viole. Mansion ini nampak mewah dan memiliki letak strategis di perumahan orang kaya. Karena pusat pekerjaannya selalu berada di kota B, Viole membeli mansion ini dan menjadikannya tempat pribadi di mana tak ada seorang pun yang boleh datang menginjakan kaki disini tanpa izinnya.

Sekarang dia tahu alasannya.

Yep, apalagi selain barang-barang koleksi yang berhubungan dengan Rachel?

Baam ingin mengerang frustasi sambil mengacak rambutnya--jika saja ia tak menahan diri karena tingkah itu terlalu OOC baginya. Di ruang tamu semuanya begitu normal layaknya rumah besar biasa dengan gaya khas modern.

Namun semuanya berubah menjadi 'menyesatkan' ketika dia melangkahkan kakinya ke sebuah ruangan di lantai satu dekat dapur. Baam hampir lupa jika Viole menderita penyakit cinta buta yang terlalu obsesif.

Seharusnya dia menguatkan hati ketika ia melihat beberapa boneka, figur, buku dan foto-foto Rachel terpajang rapih di hampir setiap ruangan.

Mendesah lelah, Baam pun mulai mencabut dan membuang benda-benda laknat itu di halaman. Dirinya baru saja pulang dari pekerjaan lelahnya sebagai model, dia berniat beristirahat tapi mendapati mansion yang akan ditinggalinya selama beberapa hari ke depan begitu penuh dengan benda yang dibencinya.

Terpaksa, Baam menyita semua barang yang ia lihat dengan asal.

Perlu satu jam penuh Baam membersihkan semua benda laknat di lantai satu. Ia saat ini terbaring menelungkup di atas sofa, wajahnya memerah dengan penuh keringat. Napasnya sedikit memburu karena lelah.

Memikirkan bahwa mansion ini terdapat 3 lantai. Baam serasa ingin menangis di tempat. Dia tidak membayangkan koleksi Viole yang begitu luar biasa. Bahkan tadi ia sudah membakar begitu banyak barang yang pastinya itu belum mencapai setengahnya.

Ugh, Baam memutuskan untuk istirahat. Hari sudah memasuki tengah malam, apalagi dia besok masih harus mengikuti pemotretan lagi--terima kasih pada perubahan sifatnya--membuat pekerjaannya bertambah.

Untung saja di lantai 1 ada sebuah kamar yang tak dipakai, karena dia sudah membersihkannya tadi. Baam pun pergi ke kamar mandi lalu menjatuhkan dirinya di atas tempat tidur.

Kebiasaan memang sulit diubah, meski Baam masih kelelahan. Dirinya tetap bangun jam 5 pagi.

Berjalan ke arah cermin, Baam tertawa hampa ketika melihat rambutnya yang sangat berantakan. Mengambil gunting di atas meja, Baam pun mulai memotong rambutnya hati-hati. Toh, dia sudah memberi tahu Shibisu kemarin kalau dia sudah tak mau memiliki rambut panjang.

Dengan keterampilannya di dunia sebelumnya--dimana dia selalu memotong rambutnya sendiri--Baam menatap pantulan dirinya di cermin sambil tersenyum kecil. Melihat wajah yang 100% mirip dengannya--hanya saja lebih muda. Membuatnya teringat akan rupanya yang dulu.

Yah, rambut pendek memang lebih cocok untuknya. Selain mudah diatur, dia juga tidak perlu mengikat rambutnya lagi. Kepalanya juga terasa lebih ringan dan sejuk.

Puas dengan penampilannya, Baam pun memutuskan untuk pergi ke kamar mandi. Memakai pakaian olahraga dan melakukan kebiasaan paginya--berlari berputar di sekitar komplek perumahan.

Baam membuka pintu mansion-nya saat bel berbunyi. Ia melihat Shibisu yang tengah nyengir ke arahnya.

"Wow kau terlihat lebih segar." Komentar Shibisu saat melihat gaya rambut Baam yang baru. Ia agak terpana melihat Viole yang begitu berbeda, seolah pemuda di depannya itu bukan Viole yang dikenalnya.

Baam terkekeh pelan. "Thanks, aku baru saja selesai membuat sarapan. Kupikir kau akan datang setengah jam lagi."

"Apa kau lupa jika kau sangat sulit untuk bangun pagi sehingga kita sering terlambat? Aku tersanjung melihatmu sudah bangun sepagi ini--" Shibisu kemudian memasang wajah kaget. "Tunggu! Kau tadi mengatakan apa?! Membuat sarapan?"

Misplacement HeartWhere stories live. Discover now