2

60 18 22
                                    

Evan POV

Gw inget inget mata cewek itu. Iya.

Cewek yang tadi pagi gw tolongin sama temennya itu. Dia yg bilang terima kasih sama gw.

Gw jadi mikir mikir mukanya.

Imut juga.

Gw suka tipe cewe begituan entah mengapa.
Oke, selama hidup gw, gw ga pernah nyukain seorang cewek.

Tapi begitu gw ketemu tuh cewek, jantung gw terasa beda aja gitu.

"Van, lu ngapa ngelamun mulu sih dari pagi lo aneh banget."tanya Jeri, temen gw.

"Kagak, efek jatuh cinta kali ya."kata gw kalem. Si Jeri tampangnya langsung kaget. Si Jeri tertawa bahak bahak setelah gw bilang gitu.

"Sumpah lo?! Sama siapa??"

"Gw aja ga tau namanya."

"Hem, cupu lo! Cari informasi aja sih tentang cewek yang lu suka itu"kata Jeri masih di sela2 tawanya.

"Iya lo bener, tapi bisa gk stop ketawanya? Ludah lu muncrat."kata gw yg langsung membuat Jeri berhenti ketawa.

Seperti biasa, gw sama Jeri beli soto di bi Nissa. Asal lo pada tau aja.

Gw suka banget sama tuh soto buatan bi Nissa.
Gw duduk sambil mainin hp gw begiti juga Jeri, gw mendengar suara yg sangat familiar bagi gw.

Saat gw liat ke belakang. Ada dua cewek yang tadi pagi!

Gw salfok sama cewe yg rambutnya sebahu. Gw inget kok dia yg bilang terima kasih sama gw.

Tanpa gw sadar, gw senyum-senyum sambil melihat tuh cewek.

.
.
.

"Kay, gw hari ini di jemput kakak gw, lo bisa kan sendiri?"tanya Vega sambil memasukkan buku bukunya ke dalam tas.

"Iya gk papa kok Ga."jawab Kayla sambil tersenyum.

"Okay deh, tuh gw udah di jemput. Kalo gitu byee Kayy."kata Vega berlari kecil keluar kelas.

Kayla berdiri dan ia segera melangkah keluar kelas.

"Eh dik cantik, mo pulang yaa?"tiba2 ada segerombol cowo di koridor.
Kayla berhenti. Matanya was was.

"Mau di anterin gk??"goda salah satunya.

"G...gak!"jawab kayla tegas.
"Wahh nge gas juga ya."salah satunya mendekat dan mencoba meraih lengan Kayla.

"Berani lo pada sama cewe?!"seru Evan yg tiba2 muncul.

Semua mata menatap Evan

Evan menarik tangan Kayla, Evan memunggungi Kayla.

"Lo evan kan?! Si dekel sialan!"seru segerombol cowok2 itu.

"Iya, masalah nya apa?!"tantang Evan. Mata Kayla membulat.

"E... udah deh.. kita pergi dari sini aja!"bisik Kayla ketakutan.

"Gak akan. Gw urusin bocah2 ini dulu."ucap Evan.

Entah mengapa wajah Kayla memerah ketika Evan menatap wajah Kayla.

Salah satu gerombolan itu maju dan dan meninju wajah Evan. Tetapi dengan cepat Evan menahan tangannya itu.

Krek.

Evan memelintir tangan cowok itu. Cowok yg di depan Evan berteriak kesakitan.

Evan langsung membogem rahang cowok itu. Pergulatan pun di mulai. Tubuh Kayla bergetar hebat.

Ia berjongkok dan menutup wajahnya dengan kedua tangan. Kayla berteriak ketika ada suara tulang yang retak.

Kayla merasakan ada yg menepuk bahunya.
"Udah selesai... lu ga papa kan?"tanya Evan. Kayla membuka mata, berdiri dan berbalik menghadap ke Evan.

Wajah Evan lebam lebam. Bibirnya sobek, dahinya berdarah.
Melihat itu Kayla langsung cemas.

"Lo gak papa kan?! Sakit gk?!"tanya Kayla cemas menyentuh dahi Evan.
Evan menahan tawanya.

Imut juga nih cewe, pikir Evan.

Kayla melihat kebelakang, gerombolan cowok2 itu terluka semua dan mereka semua lari terbirit birit.

"Oya gw bawa obatnya nih... buat luka lo."Kayla merogoh rogoh tasnya.

Ada plester, kapas, dan obat luka alkohol.
Evan duduk di lantai menunggu Kayla mengobatinya.

Kayla tampak bingung,

"Lo kenapa? Sini di sebelah gw."kata Evan menepuk nepuk lantai di sebelahnya agar Kayla duduk di situ. Akhirnya Kayla duduk samping cowok itu.

Kayla meneteskan obat luka nya di kapas agar menyerap ia menyodorkannya ke Evan. Namun Evan hanya diam.

"Kenapa? Ini obatin luka lo.."kata Kayla bingung.

"Lo deh yang obatin... kalo gue ga bisa liat luka luka di muka gw..."jawab Evan kalem.
Kayla mendesis sebelum akhirnya ia mengobati luka Evan.

"Uwh! Pelan pelan, ngobatinnya harus pake hati..."kata Evan keceplosan.

Kayla mengernyit heran. "Apa?"

"Ah gak."

Kayla melanjutkan mengobati luka Evan.

Evan melirik wajah Kayla. Wajah Kayla nampak serius mengobatinya. Evan tersenyum gemas.

"Lo namanya siapa?"tanya Evan di sela sela senyumannya.

"Eh...? Kayla... Kayla Natalie..."jawab Kayla gugup.

"Gw Evan benedictus, panggil gw Evan... boleh di kasih embel-embel Evan ganteng."kata Evan terkekeh.
Wajah Kayla memerah.

Evan menatap wajah Kayla terang terangan, mata mereka bertemu. Sukses membuat Kayla gugup setengah mati. Rasanya jantungnya mau lompat ke perut.

"U...udah selesai..."kata Kayla menaruh peralatan obatnya. Ia memalingkan wajah tidak ingin Evan mengetahui kalau wajah Kayla memerah.

Evan tertawa. Kayla menatap wajah Evan dengan heran.

"Muka lo imut amat sih... serius gw... ga bo'ong."kata Evan tersenyum.
Lagi di buat nya Kayla dag dig dug.

"Apa sih..."gumam Kayla.

"Hei! Sedang apa kalian di situ?! Kalau mau pacaran di luar saja! Gerbang mau di tutup!"seru seorang satpam.

Kayla berdiri buru2, sedangkan Evan berdiri dengan santainya.

Saat ingin pergi, tangan Kayla di tarik Evan. "Makasih pak satpam..."kata Evan dingin dan menarik Kayla pelan agar pergi dari tempat itu.

Kayla bingung.

"Terima kasih pak."kata Kayla sebelum akhirnya pergi

Evan masih memegang tangan Kayla menuju parkiran. Kayla was-was.

Evan menaiki motor ninja warna biru. Ia memakai helm.

Kayla masih dia di tempat.

"Lagi apa? Ayo naik. Gw anterin."kata Evan.

Kayla hanya diam. Dia takut Evan macam macam padanya. Terlihat jelas sekali raut wajah Kayla menunjukan ketakutan.

Evan terkekeh. "Gw ga bakal macem2, gw bukan orang jahat kok, gw cuma orang ganteng."ujar Evan dengan pd nya.

Mau tak mau akhirnya Kayla naik ke motor ninja milik Evan.

Kayla memegang jok motor dan tangan satunya memegang bahu Evan.

Evan menahan tawanya. Ia ingin sekali berkata 'kenapa ga pegang pinggang gw aja? Kayak orang pacaran gitu' tapi ia urungkan.

"Rumah lu di mana?"tanya nya. Yang langsung di jawab Kayla.

Jangan lupa di vote ya gais! Nantikan part berikutnya!

My Love Where stories live. Discover now