Don't Wanna Cry

1.1K 94 7
                                    

===================================

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

===================================

"Aku akan memberi waktu 5 menit untuk kalian bicara." Jeonghan mengatakannya lalu mengajak semua anak buahnya untuk masuk.

Ia tersenyum pada Seungcheol yang berdiri di sampingnya.

"Ayo masuk." Ajak Seungcheol kemudian. Lalu menarik pinggang Jeonghan dan masuk ke markas, meninggalkan Wonwoo dan Mingyu tepat di depan markas tersebut.

Mingyu masih tertunduk, ia menghapus air mata yang tadi turun ketika mendengar nama Black Fox.

Baiklah, hatinya benar-benar remuk untuk kali ini.

Bukannya ia marah terhadap Wonwoo karena tak memberitahunya tentang hal ini. Namun ia tak ingin kehilangan Wonwoo.

Entah kapan, pasti ia mendapat perintah dari atasan untuk menargetkan Wonwoo sebagai target Mingyu selanjutnya.

Bagaimana mungkin ia menyerang kekasihnya sendiri.

Panggilan Black Fox menyadarkannya, bahwa Wonwoo mungkin bukanlah lawan yang mudah. Tapi tetap tidak mungkin ia menargetkan Wonwoo kelak, atas perintah atasannya.

Wonwoo melangkah maju, menghampiri Mingyu. Wajah datar yang ia pasang tadi sudah tak bisa sedatar saat Jeonghan dan Seungcheol di sana.

Ingin jatuh ketika Wonwoo melihat tubuh Mingyu terkoyak seperti itu.

Wajah tampan yang biasa dilihat Wonwoo sudah mengeluarkan darah di beberapa bagian.

Tubuh yang dua hari lalu masih membuatnya merasakan kenikmatan kini mengeluarkan darah di beberapa bagian. Jika tidak keluar darah, maka kulitnya akan berwarna ungu. Bukan karena kissmark, tapi lebam.

Tangan yang selalu membelai surai Wonwoo sudah tidak rupa kulit tan favoritenya, sudah dicover dengan cairan darah merah segar.

Wonwoo berhenti tepat di depan Mingyu. Jarak mereka sekitar 30 cm.

Wonwoo lalu terduduk seperti posisi Mingyu, terjatuh begitu saja karena tubuhnya melemas, saat melihat kekasihnya diperlakukan seperti itu tapi tak bisa melakukan apa-apa.

Untuk apa sebutan Black Fox untuknya, kalau tidak bisa melindungi kekasihnya itu.

Untuk apa kemampuan bertarung yang sedari kecil ia pelajari, kalau hanya bisa terdiam melihat kekasihnya terkoyak habis oleh 25 orang.

Wonwoo memperhatikan Mingyu yang masih tertunduk, dan mengamati Mingyu yang sedari tadi mencoba menghapus air mata yang jatuh dan bercampur darah di pipinya.

Menjadikan air mata itu berwarna merah.

Wonwoo juga menangis, entah apa bagaimana reaksi Mingyu setelah ini.

"Kenapa?" Tanya Mingyu tiba-tiba dan menatap mata Wonwoo dengan penuh pertanyaan.

"Maaf" Ucap Wonwoo sambil meremas lututnya menggunakan kedua tangannya.

Your DarksideOnde histórias criam vida. Descubra agora