Twenty Four

6.6K 522 214
                                    

Siapa yang kangen Galexter?

Siapa yang kangen aku? Hiks nggak ada. Oke nggak papa, emang sadgirl, nggak deng. Aku happy girl kok!

BTW, SIAPIN HATI KALIAN UNTUK BACA PART INI YA!
--------------------------------------
(Don't call me Author! Call me Fadila/Fasha or Cece okay?)

Sidders? Semoga diberi hidayah😭

Happy Reading💛

"Lo bisa bikin gue jatuh cinta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lo bisa bikin gue jatuh cinta."

Tidak, jangan tanyakan bagaimana wajah Lexa saat ini. Jangan tanyakan itu, karena kalian pun sudah tahu jawabannya. Seperti jerit yang tertahan, Lexa hanya bisa diam membisu. Jelas gadis itu kaget. Mengapa Galexter sangat pandai mengobrak-abrik keadaan hatinya. Galexter sangat sulit ditebak. Galexter membuatnya terbang tinggi, namun setelahnya dihempas.

"M—maksud kamu?" tanya Lexa sekali lagi untuk memastikan. Gadis itu terlihat gugup. Ini semua karena Galexter. Tapi Lexa masih tetap saja menatap Galexter seolah meminta penjelasan lebih.

"Gue nggak suka pengulangan," ujar Galexter. Lexa yang mendengarnya semakin dibuat bingung.

Oke, sekarang Lexa semakin dilanda keresahan. Ia yakin, wajahnya sudah memerah. Perutnya pun malah mules. Lexa menunduk, gadis itu tidak tahu apa yang mesti ia katakan sekarang.

"Pipi lo merah," kata Galexter membuat gadis yang sedang menunduk itu mendongakan kepalanya.

"Hah?! Beneran?!" kaget Lexa. Gadis itu langsung menempelkan tangannya ke pipinya sendiri.

Galexter mengangguk, "Jangan pikirin apa yang tadi gue ucapin."

Apa?! Galexter benar-benar gila, Galexter sinting, Galexter setres. Bagaimana mungkin Lexa tidak memikirkannya. Galexter memang sangat aneh. Galexter menyebalkan. Jatuh cinta, dua kalimat yang berhasil membuat Lexa terbang tinggi, sangat tinggi.

"Tap—,"

"Gue laper, suapin gue ya?"

GALEXTER GILA! GALEXTER SINTING! GALEXTER ANEH!

Ah sudah, tidak ada gunanya kalian berteriak seperti itu, Lexa saja hanya membisu. Lexa benar-benar tidak menduga jika akan seperti ini. Galexter sangat menjengkelkan jika sedang sakit, itu kesimpulan yang Lexa ambil.

Lexa masih menunduk, namun selanjutnya gadis itu menatap Galexter lamat. Dan mengangguk paham.

"Iya."

Tanpa pikir panjang, Lexa segera mengambil kotak makan diatas nakas yang tadi ia bawa. Namun selanjutnya, ia termenung. Ia jadi merasa bersalah, untuk apa ia membawa masakan buatannya kesini? Toh nanti Galexter nggak suka. Galexter pasti tidak diperbolehkan untuk makan masakannya. Ah, Lexa menyesal.

GALEXTERWhere stories live. Discover now