- O3 : trying, training.

574 140 13
                                    

..

SCENARIO

Ni-ki melirik lutut Naya yang terbalut plaster sekarang, gadis ini sangat keras kepala dan tetap bersikeras memintanya untuk melatihnya menaiki sepeda motor.

"Yakin lu?!" tanya Ni-ki ragu-ragu.

Naya mengangguk antusias. "Yakin lah, Ki." ujar Naya penuh semangat.

"Kalo masih sakit ga dulu deh nanti kalo kaki kamu tambah sakit gimana, gue juga yang disalahin."

Naya menunduk untuk merenung sebentar. Kadang Naya iri hanya dengan melihat kedua sahabatnya dibebaskan melakukan apapun yang diinginkan oleh orang tuanya berbeda dengan dirinya yang harus izin terlebih dahulu untuk melakukan hal yang ia inginkan.

"Hehh yaudah gue latih-in, urusan izin sama orang tua nanti gue biar yang ngomong ke mereka. Tenang aja Papa lu dengerin gue." ujar Ni-ki, ia tau persis bagaimana Naya dan kedua orang tuanya.

"Beneran?! uhmm makasih." ucap Naya lalu memeluk Ni-ki erat.

"Buat lu apa sih yang enggak," ujar Ni-ki pelan. "Ini cuma motor matic gue yakin dalam beberapa hari lu cepet bisa."

"Kalo masalah ngehidupin sampai rem dan matiin gue udah ngerti ko tinggal ngejalaninnya aja."

"Maunya gimana dibonceng atau sendiri?" tanya Ni-ki.

"Sendiri aja."

"Kakinya kamu turunin dulu aja buat nahan keseimbangan," ujar Ni-ki lalu menepuk bahu Naya. "Ga usah tegang nanti jadinya kaku, lemesin aja lah. Baru awalan gas-nya jangan kenceng kenceng nanti bisa aja oleng."

Naya mengangguk lalu mulai membunyikan mesin motornya. "Ki, doain gue ga jatuh ya." Naya memegang dadanya lalu menghembuskan nafasnya agar sedikit lebih rileks.

"Iya," ujar Ni-ki lalu mengelus rambut Naya. "Ga sulit kalo udah seimbang."

Naya mulai menjalankan motornya pelan namun pasti. "Ki, kok oleng terus sih?" tanya Naya khawatir dirinya terjatuh.

"Ya butuh-NAYA!!" teriak Ni-ki lalu menarik Naya yang hampir jatuh.

"GIMANA SIH, KAN UDAH GUE BILANGIN PELAN-PELAN DULU KAN!" bentak Ni-ki pada Naya.

"Ga sengaja ketarik gas-nya, huum." jelas Naya sembari tertunduk.

"KAN TAMBAH LECET!" bentak Ni-ki lagi lalu memperlihatkan kaki Naya yang lecet.

"Ga sakit kok,"

"UDAH LU GA USAH LATIHAN NAIK MOTOR SEGALA, GUE GA BISA LIAT LU KEK GINI."

"YA MAAF! HEEEEE!" ujar Naya lalu menangis sekeras yang ia bisa.

"LHA LU KENAPA?! KATANYA GA SAKIT?!"

"JANGAN BENTAK GUE IHH, GUE BENCI DIBENTAK!"

"Ya udah diem,"

"Ga mau!"

"Loh kenapa kamu, Na?" tanya Konon yang kebetulan lewat perkarangan belakang rumahnya lalu menghampiri Naya beserta Ni-ki diasana. "LU JATUH?!" tanyanya lagi ketika melihat goresan luka pada kakinya.

..

Ni-ki mententeng ice lemon tea lalu ia berikan ke Naya. Ni-ki memandang wajah Naya yang nampak ragu-ragu.

Ni-ki menghadapkan wajah Naya menjadi menghadapnya. "Kenapa?" tanya Ni-ki dengan raut serius.

Naya menampis tangan Ni-ki yang berada di atas kepalanya."hemm, kalo Kak Heeseung marahin lu gimana?" tanya Naya sembari menunjuk lukanya.

Ni-ki menghela nafasnya panjang. "Soal itu? Udah biasa kan." ujar Ni-ki santai, sudah berkali-kali ia mendapat Omelan dari Kakak sulung sahabatnya ini, Heeseung itu overprotektif terhadap Naya.

"Iya juga sih, emm tapi gue ga enak kalo Kakak ngomel ke lu terus."

"It's fine, gue ga keberatan."

"Lu beneran mau nganter gue pulang?"

"Iyalah, kalo gue ngebiarin lu pulang sendiri dengan keadaan yang kaya gini yang ada gue dilabrak nanti sama Kak Heeseung."

Ni-ki menggenggam tangan Naya. "Ayo, keburu bunda dateng nanti kamu malah disuruh disini dulu, niatnya mau pulang kan."

Naya langsung berdiri dari tempat duduknya. "Sebenarnya mau ngapain sih, kok udah mau pulang?" tanya Ni-ki sembari melangkah menuju sepeda motornya.

"Kaya ga tau aja." ujar Naya sembari tersenyum jahil kepada Ni-ki.

"Remaja, cewe lagi kok sukanya tidur."

"Ya suka-suka gue."

..

✧ :: pesan untuk para pembaca :
✦ :: jangan lupa meng-klik bintang
pada pojok kiri bawah ♡

── darimana asal kota kalian ?
me :: kota gaplek [ wonogiri, jateng ]

𝐬𝐜𝐞𝐧𝐚𝐫𝐢𝐨 𐀔 ni-ki. ✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon