Prolog

483 255 169
                                    

Seketika Allah SWT telah berencana, maka sebaik-baik rencana adalah rencana-Nya.

Itulah sebuah kalimat yang selalu ku jadikan panutan saat egoku mulai menguasai hati dan pikiranku.

Termasuk dalam hal menentukan masa depan yang terkait dengan kata jodoh, tak jarang egoku memaksa agar aku tidak mempercayai kalimat itu hanya karena hatiku terlalu menginginkannya. Dia!

Dia adalah seorang hamba Allah yang ku anggap seperti Ali bin Abi Thalib sejak usiaku menginjak 15 tahun, dan aku pun berusaha untuk menjadi seperti Fatimah Az Zahra nya, putri kesayangan baginda Rasulullah SAW. Yang sama-sama mencintai dalam diam, hingga keduanya dipersatukan Allah dalam ikatan halal-Nya.

Jika memang seperti itu faktanya, maka aku akan sangat bersyukur bahwa rencana Allah sungguh begitu indah sesuai dengan harapan manisku selama ini.

Hingga setiap malam namanya tidak pernah lupa ku sebut disujud sepertiga malamku. Hanya karena dia lah seorang pria yang selama ini ku harapkan untuk menjadi imam ku di dunia hingga Syurga-Nya. Sungguh, perasaan ini hanya aku, malaikat dan tentunya Allah yang Maha Mengetahui.

Tetapi sekarang pertanyaannya adalah, apakah aku dan dia memiliki perasaan yang sama dalam diam yang disebut dengan cinta? Apakah kami saling memanjatkan do'a pada Sang Maha Kuasa? Dan apakah bisikkan do'a dariku dijawab Al-Fatihah oleh nya?

Aku sama sekali tidak mengerti dengan takdir Allah yang menjatuhkan hatiku untuk pertama kalinya pada seorang pria yang namanya selalu ku rahasiakan dari siapapun. Yang jelas dia masih kaum Adam. Dia lah yang ku anggap cinta pertama dan juga ku harap cinta terakhir. Sehingga aku selalu beranggapan kalau dia lah jodohku yang telah dikirimkan Allah dari Syurga. Serta menjalani hubungan dengan mulus sesuai syari'at dan agama. Namun ternyata Allah mengubah skenario di pertengahannya.

Hingga suatu hari aku mendapat hidayah-Nya. Bahwa menjatuhkan harapan yang berlebihan kepada manusia, sama saja mengkhianati Sang Pencipta.

Dan sejak itu, aku berhenti untuk menaruh rasa dan harapan yang sia-sia kepada manusia. Karena sebaik-baiknya tempat berharap adalah pada Sang Penciptanya. Oleh karena itu, aku menghapus namanya dan mengganti lirik do'a selepas sholat di sepertiga malamku.

Kemudian semakin me-muhasabah diri untuk jadi lebih baik dalam mengejar Ridho Allah SWT. Sebab aku pun mulai mengerti dan mempercayai ungkapan ini,

"Saat Zulaikha mengejar cinta Yusuf, Allah jauhkan Yusuf darinya. Seketika Zulaikha mulai mengejar cinta Allah, Allah datangkan Yusuf untuknya"

Dan mulai sekarang, aku akan memegang teguh prinsip itu. Hingga suatu hari aku terjebak ke dalam sebuah hubungan, yang di akibatkan oleh sebuah kesalah pahaman. Aku berusaha melewatinya dengan senyuman, karena itu ibadah. Semoga berjalan dengan semestinya dan Insyaa Allah, Seindah Bisikkan Sujud

~***~

Alhamdulillah..
Jazakumullahu khairan katsira

Prolog singkat dari DIK


Please your COMMENT n VOTING👌
Setelah itu kita lanjut ke Chap-1😁

See you..👋

Assalamu'alaikum
🙏😇🙏

Dear, Imam KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang