Prolog

1.6K 223 388
                                    

YUHU! I'AM BACK!

Welcome buat kalian yang baru mampir, atau baca cerita ini💙 semoga suka ya!

Absen dong kalian dari kota mana?

Tau cerita ini darimana?

Tiktok, instagram, beranda wattpad kalian, atau dari temen?








***

Baru beberapa langkah menjauh dari tempat nya, seorang gadis dengan bandana merah di kepalanya itu kembali memutar tubuhnya ke belakang dan menghadap gadis lain yang masih setia duduk di tempatnya.

"Ngapa lo? Nggak jadi nyamperin Kak Pangeran?"
pertanyaan yang keluar dari mulut Kaluna, sahabatnya.

Putri menggeleng seraya menunjukkan cengiran khas nya. Kemudian tangan gadis itu bergerak merapikan potongan rambut yang menutupi wajahnya.

"Gue udah cantik belum, Lun?"

"Cantik sih Put," jawab Kaluna kurang yakin.

"Muka gue gak burik-burik amat kan? Terus bibir gue pucet nggak? Lo bawa liptint nggak?"

Kaluna mengerutkan kening heran, "Lo udah cantik Putri."

"Oke sip."

Gadis itu menarik napasnya dalam, kemudian membalikan menuju satu meja di ujung pintu masuk kantin. Disana terdapat empat orang laki-laki yang tengah berkumpul.

Dengan keberanian yang cukup Putri berjalan mendekati ke-empat laki-laki tersebut. Ralat, tujuannya hanya satu yaitu laki-laki dengan seragam yang dikeluarkan tersebut. Sementara di tempat duduk nya Kaluna sudah ketar-ketir dengan apa yang akan di lakukan sahabatnya itu.

"Halo, Kak Pangeran!" Putri melambaikan tangan nya dengan senyum merekah.

Pangeran, laki-laki itu menoleh dan melirik sekilas ke arah Putri lalu menaikan satu alis nya bingung. Sepertinya ia masih terlihat asing dengan gadis itu.

"Hai." Namun cowok itu tetap membalas sapaan Putri dengan ramah.

Aaron yang melihat adik kelas perempuannya datang ke meja mereka langsung menyambutnya dengan senyuman di bibir nya. Maklum lah, Aaron ini laki-laki pecinta wanita. Apalagi yang modelannya gemes-gemes kaya gini.

"Eh ada dedek emess, Hai gue Aaron cowok paling tampan dengan sejuta kemampuan," ucap Aaron memperkenalkan dirinya. "kemampuan meluluhkan perempuan, hehe."

Seketika raut wajah Putri merona mendengarnya. Tapi, tiga detik kemudian ia kembali menormalkan ekspresinya. Niat awalnya kesini adalah menghampiri Pangeran.

Pangeran tertawa sejenak, membuat gadis dengan bandana merahnya itu terpaku di tempat. Subhanallah ganteng banget, Bunda!

"Jangan iseng lah, Ar. Kasian anak baru udah lo godain aja."

"Haha, lumayan lah. Cakep gini," balas Aaron.

"Ada apa?" tanya Pangeran. Sepertinya ia tak mau basa-basi pada gadis yang tiba-tiba menghampirinya saat ini.

Putri tersentak dari lamunannya, lantas menyunggingkan senyum. "Eh? Emm boleh kenalan, Kak?"

Pangeran mengerutkan kening, kemudian mengangguk dan tersenyum tipis. "Boleh."

Demi apa?! Udah ganteng nggak sombong lagi, tipe gue banget nih.

"Kenalin Kak, Queenia Putri Allisya kelas 10 ips 4, umur 15 tahun, Anak kedua dari Ayah dan bunda, jenis kelamin perempuan, dan masih jomblo." Putri mengulurkan tangan nya ke depan.

Pangeran melongo di tempat nya sedikit kaget dengan kata-kata yang keluar dari mulut gadis itu. "Ah, nama gue—"

"Boleh minta nomer hp kak Pangeran nggak?"

"Buat apa?"

Putri menggigit bibir bawahnya menahan untuk tidak tersenyum. Dirinya sudah menaruh harapan bahwa Pangeran mau memberikan nomor handphone nya. "Buat chat Kak Pangeran."

"Uhukk!"

Pangeran mengusap ujung bibirnya yang basah. Pengkauan gadis aneh ini membuatnya yang ingin minum tersedak. Bagaimana tidak? Ia sangat terkejut baru pertama kali ada gadis asing yang berani terang-terangan meminta nomor ponselnya seperti ini.

"Abuigile! Kalo lo nggak mau buat gue sabi lah, Ran. Sayang kalo di anggurin," ucap Aaron lagi. Putri jengah sendiri, dasar buaya!

"Boleh yaa? Boleh kan, Kak?"

"Kita pernah ketemu sebelumnya?" tanya Pangeran dengan lembut. Ah, suaranya seperti lantunan musik yang indah di telinga Putri.

"Pernah. Waktu MPLS kemarin, hehe."

"Enak bener jadi Pangeran, siswi baru aja langsung kecantol ama lu," ucap Aris yang sedari tadi hanya diam.

"Jadi gimana? Boleh ya Putri minta nomor kak Pangeran," ujar Putri pada Pangeran.

Pangeran berdiri dari kursi nya seraya memasukan tangan ke dalam saku celananya. Laki-laki itu berbisik di telinga Putri, membuat gadis itu merinding. "Boleh, tapi nanti."

Setelah mengatakan itu Pangeran melenggang pergi dari sana sebelum meletakkan selembar uang berwarna biru di atas meja. Meninggalkan ketiga teman nya yang masih setia di sana.

"Eh, ehh kok malah pergi sih!!"

"Kak Pangeran! Kan Putri belum dapet nomor nya masa udah pergi sih," ucap nya dengan lesu.

Rama menepuk bahu Putri membuat gadis itu menoleh. "Sabar ya."

Rama terkekeh begitupun dengan Aris, lalu ketiganya pergi meninggalkan kantin menyusul Pangeran. Sedangkan Aaron sempat menawarkan nomor hp nya pada Putri sebelum pergi.

"Ih nyebelin banget! Gapapa sekarang gagal dapetin nomor hp Kak Pangeran, tapi lain kali nggak boleh gagal," gumam gadis itu.

Di tempat duduknya Kaluna menepuk kening merasa malu dengan perbuatan Putri yang menjadi tontonan semua orang di kantin. Sangat memalukan harga diri Kaluna sebagai teman nya, andaikan saja Putri bukan teman nya pasti Kaluna akan bersikap biasa saja.

''Tuhan buat Luna hilang dari bumi sekarang juga!''

''Buat Luna pingsan tiba-tiba, yatuhan!''

''Luna ikhlas yaallah, sangat ikhlas.''

''Putrii gilaa!''

Kaluna menutup wajah nya dengan kedua tangan lalu bersikap seolah tidak mengenal gadis yang sedang menjadi sorotan murid-murid yang ada di kantin.


















-o0o-

HALLO READERS!! SETELAH BACA PROLOG NYA KALIAN TERTARIK NGGAK NIH BUAT LANJUT KE CHAPTER 01?

SEMOGA KALIAN SUKA SAMA KAYAKU, YAA💙

SEE YOU NEXT CHAPTER 💐💐

Hello, Pangeran! [REVISI]Where stories live. Discover now