21. Hiasan

91.9K 10.5K 1.9K
                                    

!Warning!

Cerita ini dibuat untuk lucu-lucuan! tidak ada niatan untuk menjelek-jelekkan pihak manapun!
Bagi anda yang terlalu serius silahkan keluar dari cerita yang santuy ini.
Selera humor kita berbeda
('⊙ω⊙')

-istri Taeyong

.ʕ•ε•ʔ.
.
.
.

"Ah iya Yura inget!" pekik Naura antusias.

Mendengar itu Laura tersenyum angkuh. Tidak mungkin tidak ada yang mengetahuinya disekolah ini.

"KAKAK CIMOY MONTOK KAN? BOLEH MINTA FOTO GA?! FOLLBACK IGNYA YURA JUGA YA!!! HUAAA YURA KETEMU PANUTAN!" teriak Naura heboh seraya memeluk dan mengguncang-guncangkan badan Laura yang lebih pendek darinya.

Laura tergelak tak percaya. Dirinya menghabiskan banyak uang untuk perawatan diluar negeri dan bocah ingusan ini menyamakannya dengan Cimoy?

"HUAAAAA KA CIMOY KITA GOYANG GETER BARENG YUK!! YURA NGEFANS BANGET SAMA KAKAK" heboh Naura lagi.

Risih dipeluk dan diguncang-guncangkan Laura mendorong gadis yang memeluknya hingga jatuh dan terduduk dikursinya kembali.

"Iiihh Ka Cimoy kok kasar sih? haaa mau minta fotooo" rengek Naura.

Gadis itu ingin memeluk Laura lagi tapi wajahnya ditahan menggunakan telapak tangan oleh Laura. Raut wajahnya terlihat datar tapi mengandung kekesalan yang sangat besar.

Chilla tampaknya tengah malu dengan kelakuan sahabatnya yang ajaib. Tak ingin bertambah malu gadis itu menarik temannya agar kembali duduk kemudian membisikkan sesuatu ditelinga Naura.

"Ra, dia bahaya. Mending lo ngalah deh!" bisik Chilla.

"Oh... Cimoy sekarang bahaya ya?"

Chilla yang kelewat malu dengan sahabatnya memilih mengambil buku untuk menutupi wajahnya kemudian kembali menelungkupkan kepala untuk melanjutkan tidurnya yang tertunda oleh Park Hyung Sik. ^o^

"Heh! Gue Laura! turutin perintah gue atau engga kehidupan lo disekolah gabakal tenang!" ancam Laura.

Suasana kelas menjadi mencekam. Semua tampak menikmati tontonan yang sudah biasa terjadi itu dengan cemilan ditangan mereka masing-masing. Begitupun dengan Mona dan Riska. Mereka yang awalnya berniat ikut melabrak akhirnya hanya menjadi penonton tanpa ada niat melerai.

"Jadi Yura bakal dibully nih?" tanya Naura polos.

"Iya kalau lo ga putusin Nakula sekarang"

Seperti biasa tingkah absurd Naura keluar disaat yang tidak tepat atau mungkin tingkahnya selalu absurd karena saat mendengar itu Naura malah terpekik senang.

"Wanzayyy, Yura bakal dibully lagi ahayy. Chill, kamu denger ga? Yura bakal dibully!" seru Naura namun Chilla sudah kembali berlabuh ke alam bawah sadarnya.

"Jadi," Laura kembali berucap membuat Naura menatap kakak kelasnya itu lagi.

"Lo pilih Nakula atau dibully?" lanjut Laura.

"Dibully. Hayuklah ke toilet! kan biasanya para pembully yang beraninya keroyokan lokasinya pasti dikamar mandi"

Naura berucap seraya bangkit lalu berdiri tepat didepan Laura hingga terlihat jelas perbedaan tinggi Laura yang hanya sebatas hidung Naura. Membuat Laura harus mendongak untuk melihat Naura.

"Eh, pembully tadi mana ya?" tanya Naura dengan tampang polosnya.

Chilla yang setengah sadar memekik pelan. Darimana Naura mempelajari jawaban sesavage itu?

Big BabyWhere stories live. Discover now