35 (END)

1K 106 82
                                    

Rumah ini menjadi saksi akan kerasnya hidup yang Baekhyun jalani selama ini. Sejak ia kecil ia selalu menjadi bayangan dibaling bersinarnya sang kakak. Kim namseok, putra agung keluarga Kim. Baekhyun kecil tidak mengerti bagaimana seorang ayah mampu bertindak tak adil.

"Ayah, aku mendapat nilai delapan puluh" Baekhyun kecil menunjukkan nilai sosialnya pada sang ayah.

Sang ayah memandang sekilas lekas mengambil kertas tersebut, ia hanya membubuhkan tanda tangan dan menyerahkan lagi pada Baekhyun.

"Dikeluarga kita tidak ada nilai seperti itu, kau mengerti hyunie? Lihat itu kakakmu nilainya tidak pernah turun sama sekali, selalu sempurna"

Selalu kakak

Kakak

Dan kakak

"Ayah,maaf aku menghamili temanku"

Plakkk

"Dasar anak kurang ajar, pembuat malu orang tua!!"

Baekhyun muda membawa istrinya ke dalam apartemen sempit di tengah kota Seoul, tiap malam ia terus mengirimkan lamaran kerja via email. Menunggu setidaknya perusahaan apapun yang memanggilnya, namun tidak, tidak ada. Ia bekerja serabutan, berusaha merawat istri nya yang sedang mengandung, bahkan saat istrinya melahirkan, ia benar-benar menangis haru.

"Kim taehyung, putra kesayangan ayah"

Hari-hari mereka begitu bahagia, ekonomi keluarga juga mulai stabil, setidaknya Baekhyun bisa mengajak istrinya untuk tinggal di apartement yang lebih layak. Taehyung kecil juga sudah mulai aktif berbicara, kadang ia juga suka berguling-guling diatas tempat tidur ketiganya.  Hingga mimpi buruk pun datang, taehyung masuk rumah sakit dan divonis mengalami infeksi usus, perutnya membesar karena menumpuknya cairan. Baekhyun kesulitan, biaya rumah sakit dan apartement membengkak membuatnya tidak mampu membiayai pengobatan taehyung. Putranya selalu menangis tiap malam, bahkan pernah mengejang karena demam. Baekhyun akhirnya kembali mengemis pada ayahnya, ia berharap ayahnya memiliki hati untuk menolong taehyung.

"Kau tanggung semua kebodohanmu itu Baekhyun, kau harus bisa merawat putramu sendiri"

Ia pulang dengan kekecewaan yang besar, ia terluka begitu dalam melihat tatapan dingin sang ayah. Ia tidak berharap dimaafkan, namun ia hanya berharap ayahnya memiliki sedikit belas kasih untuk putra kecilnya. Tiap malam ia hanya mampu mengusap perut putranya yang terus membesar, sesekali ia menimang anak usia dua tahun itu dengan lembut.

"Bertahan sebentar ya sayang, ayah sedang berusaha" gumamnya di suatu malam yang begitu dingin

Baekhyun keluar pagi-pagi untuk bekerja di berbagai tempat. Apapun ia lakukan bahkan ketika ia harus menjadi buruh angkut itu ia lakukan, ia hanya berharap ada uang tambahan untuk membawa putranya ke rumah sakit. Siang malam ia menembus dinginnya hujan demi segenggam uang untuk pengobatan taehyung, hingga ia merasa sia-sia saat mendengar istrinya membuat perjanjian dengan sang kakak.

"Dengar aku sayang,ini yang terbaik. Tenang saja, aku masih memiliki satu ginjal, aku akan bertahan"

Malam itu Baekhyun menangis keras didepan sang istri, menangisi ketidakmampuannya menahan keinginan sang istri. Istrinya memeluknya erat, mereka harus mengorbankan diri satu sama lain. Dua hari kemudian taehyung terpaksa kembali dibawa ke rumah sakit karena mengalami demam yang sangat tinggi, membuat kedua nya begitu takut walau hanya untuk menatap putranya dibalik kaca kecil itu.

"Tuan, jika kita tidak bertindak cepat, kerusakannya akan semakin parah, putra anda bisa tiada tuan" Baekhyun tersedu dihadapan dokter paruh baya itu.

Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang