15. Better

348 51 5
                                    

Irene.

Tok.. Tok.. Tok..

Ting tung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ting tung..

"Siapa sih? Habis ngetuk pintu sekarang ngebel", omelku risih karena fokusku menonton acara televisi jadi terbuyar karena ketukan pintu itu.

Seulgi sedang ditemani Wendy keluar ke supermarket membeli belanjaan mingguan. Jadilah aku seorang diri menjaga rumah Seulgi. Rasanya disini aku sedikit lebih tenang. Meski sejak tadi batinku meronta ingin segera mengaktifkan ponselku.

Ceklek

"Iya siap---".

Brugg..

"Sayang, aku merindukanmu", Taehyung memeluk erat tubuhku. Sangat-sangat erat. Sampai aku mendengar isakan kecil yang dia tahan. Tapi tunggu---badannya sungguh panas sekali. Apa dia sakit?.

Aku berusaha melepaskan diri dari pelukannya itu. Sebenarnya aku sangat senang dia berusaha menemuiku. Tapi ragaku serasa masih sedikit membencinya.

"Lepasin".

"Ngga sayang. Aku minta maaf, hiks.. Aku sungguh menyesalinya. Jangan pernah pergi menghilang dariku lagi. Aku sungguh sangat hampa tanpa kamu, sayang. Jangan pernah pergi lagi", isaknya masih memelukku.

Jika sudah seperti ini aku tak berdaya. Aku tak tega melihatnya menangis. Apalagi sampai sederas itu air matanya. Nampaknya dia betul-betul menyesali perbuatannya padaku. Disisi itu aku juga yakin, dia tak mungkin sengaja melakukan ini. Pasti ada sesuatu hal yang tidak kuketahui.

"Lepasin dulu", tegasku sedikit mendorongnya lebih kuat, akhirnya pelukan kamipun terlepas. Dia menatapku begitu sendu seraya menghapus air matanya. Wajahnya nampak pucat dengan bibir yang mengering. Dia memang rapi dan wangi, tapi nampak tidak sehat.

"Sayang, maafkan aku. Aku bisa jelaskan semuanya".

"Darimana kamu tau aku disini?".

"Apa itu penting? Sekarang kumohon dengarkan penjelasanku dulu, sayang. Kemarin pekerjaan kantorku---".

"Cukup. Aku masih muak padamu", tidak. "Pergilah. Aku hanya ingin tenang", jangan pergi.

Lain di mulut, lain di hati.

"Apa kamu tidak merindukan aku?".

"Tidak. Sama sekali tidak. Aku benci padamu", ya, aku sudah memaafkanmu. Kumohon jangan pergi, aku masih merindukanmu Tae.

"Sayang, sejak kemarin aku berusaha mencarimu. Menelfonmu berpuluhan kali tanpa jawaban. Mencarimu kerumah tapi tak ada. Bertanya pada Jungkook, Jimin, atau Namjoon, berharap mereka bertemu denganmu di jalan. Tapi tak ada. Aku---sungguh kecewa terhadap diriku sendiri sayang. Semua ini bukanlah kesengajaan. Urusan di kantor begitu kacau karna Soo Yeong tidak mengerjakan berkas-berkas data yang akan ku berikan pada investor asingku sebagai penguat agar dia mau menginvestasikan dananya pada perusahaanku sayang. Itulah sebabnya kemarin aku tak ada hentinya karena sibuk dengan investorku sampai lupa untuk menjemputmu. Maafkan aku", mohonnya merunduk berlutut di kakiku. Membuatku sedikit grogi jika seperti ini.

Your Eyes TellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang