Update!
Main Bareng Bang Irwan.
Jangan lupa vote dan selamat membaca.*
Epic comeback!*
Rindu, rindu dan rindu.
Rangkaian kata itu membekas di kepala pun mengiang di telinga. Tidak terduga, sulit dipercaya namun mudah dicerna. Bingung, terus saja bingung bagaimana cara paling benar menyikapi seseorang. Masih saja ragu dan mementingkan ego sendiri, akhirnya bukan hanya dia saja yang tersakiti.
Tersadar, itu sebuah radar. Dia butuh seseorang, tidak rela pulang. Masih ada waktu, cepat dia harus memburu. Waktu pergantian jam pelajaran olahraga yang hanya lima menit itu dia gunakan sebaik mungkin, dia bergegas menuju ruang guru olahraga untuk mencari handphone-nya. Dia sudah mencoba menghubungi sebuah nomor namun tidak terjawab, tidak hanya sekali namun hingga lima kali, namun tetap nihil. Tidak menyerah dia berusaha dengan mengirim chat WA untuk meminta bertemu ketika makan siang nanti. Terdengar teriakan dari para murid yang sudah berkumpul di lapangan, membuatnya bergegas kembali melanjutkan pekerjaan dan menyimpan handphone di tas.
Jika mengenal akrab, meski hanya sekilas, senyum dan tawa itu tidaklah lepas. Ada yang menahan, ada yang disembunyikan, mencoba membohongi orang lain bahwa dirinya sedang baik-baik saja. Beribu mengelak, urusan hati sulit diingkari. Tawa itu menahan diri yang sedang tersiksa.
Satu jam sepuluh menit berlalu.
Setelah membubarkan para muridnya, dia teringat smartwatch yang dikenakan sedari tadi menampilkan notifikasi lalu segera berlari ke ruang guru penjas. Dia langsung mengambil handphone yang sebelumnya di simpan dalam tas dan terkejut mendapati panggilan tidak terjawab. Dia mencoba menelpon balik.
"Assalamualaikum Mas Galang," suara diseberang terdengar panik hingga menyalur ke Galang.
"Waalaikumsalam, ada apa Bu?" tanya Galang kepada Ibu kost.
"Mas Irwan masuk rumah sakit Mas," jawab di seberang sambil menangis.
Galang terkejut. "Rumah sakit?"
"Iya Mas, ini Ibu di rumah sakit, Ibu takut Mas," jelas Bu Minah.
Galang mengambil napas panjang dan mengeluarkan perlahan. "Ibu tenang dan jangan panik," jawabnya mencoba menenangkan Bu Minah. "Bang Irwan dirawat di mana Bu? Saya akan segera ke sana."
Bu Minah segera menyebutkan salah satu nama Rumah Sakit membuat Galang mengangguk.
"Baik. Saya segera ke sana," ucap Galang.
"Baik Mas," jawabnya masih sesenggukan.
"Saya tutup ya Bu," izin Galang lalu mengakhiri telepon dan segera mengenakan jaket.
Jadwal mengajar dua kelas hari ini sudah Galang selesaikan, dia berusaha meminta izin kepada guru penjas lain yang ada di ruangan. Beruntung rekan kerja Galang baik terlebih pengertian, setelah menjelaskan masalah yang terjadi, Galang mendapatkan izin bahkan para guru siap menggantikan tugas Galang untuk menjaga kelas semisal nantinya ada kelas kosong. Galang segera mengambil tas ransel dan bergegas menuju rumah sakit.
Tiba di parkiran dia bertemu Dimas yang bersiap-siap mengisi kelas.
"Mau ke mana Nyet?" teriaknya penasaran sebab Galang terburu-buru.
"Mau ke rumah sakit," jawab Galang lalu mengenakan helmet.
"Rumah sakit?" Dimas penasaran lalu menghampiri Galang. "Siapa yang sakit?"

CZYTASZ
Main Bareng Bang Irwan (TAMAT)
RomansKisah ini berawal dari dunia maya, lebih tepatnya dalam dunia game online yang sedang digandrungi kaum remaja dan anak-anak, Mobile Legends. Lewat rangked match dua pria dipertemukan dalam satu tim, mereka adalah user tank dan user mage. Masih mengg...