Pom

6 4 0
                                    

Zadif pulang kerumah dengan hati yang masih berdegup kencang. Bagaimana bisa, seseorang yang disukai berbicara dengannya.

Andai waktu bisa dikendalikan, ia tidak ingin berpisah dengan gadis itu.
Di bayangannya masih tergambar jelas wajah gadis itu. Mungkinkah ia akan bertemu lagi?

Zadif berjalan masuk menuju kamarnya. Lalu, merebahkan kasar tubuhnya ke atas kasur. Zadif membuka handphonenya.

"Sebentar, tadikan gua mau buka epep kok jadi WhatsApp,"

Zadif membalas pesan teman-temannya terlebih dahulu. Karena kata orang-orang, ketika sudah membuka sosial media pasti aktivitas yang akan dilakukan akan lupa begitu saja.

Rizki

R : Woi! Jadi gak?

Z : Yaudah bentar, gua chat mbangbang dlu.

R : Iya gua tunggu.

Zadif segera mencari kontak yang ia cari. Namun, seketika ia berhenti di salah satu kontak bernama Afa.

"Ha? Kok bisa sih? Gua aja gak tadi gak tukeran nomor. Ketemu aja baru. Kok bisa ada nomor dia? Cob gua chat, siapa tau ini bukan dia," ucap Zadif.

Afa

Z : Woi! Ini cewe yang tadi?

A : Ha?

Z : Lu Afa yang tadikan?

A : Kok lu bisa ada nomor gua? Kok bisa ada nama lu dikontak gua?

Z : Ya mana gua tau. Udh ah gua mau main. Bye!

Terukir senyum Zadif ketika ia mengetahui bahwa ia mendapatkan nomor Afa tanpa ia minta. Ia bisa saja menanyakan hal-hal yang penting untuk sering chatan bersamanya.

Apakah mungkin ia cocok dengannya?

*-*

"Dih, ini orang. Ketemu gak ngomong apa-apa. Di chat, kayak orang ayan. Hadeuh," ucap Afa.

1 notifikasi dari Zadif

_________

Kira-kira apa ya?

Terima kasih sudah baca^^

Mengintip LusaWhere stories live. Discover now