Keyra Venthiya Setia, gadis ayu blasteran Tiongkok-Indonesia. Kisah hidupnya tidak semulus kehidupan teman-temannya.
Apakah kisah hidup Keyra akan begini saja? Atau selalu dalam keadaan yang kelam? Yuk baca kisah hidupnya dan jangan lupa Follow dan...
Sudah dua hari Monika absen, berkali-kali Key dan Stell mencoba menghubunginya. Tapi nihil, nomor Monika tak bisa dihubungi. Tiba-tiba saja sekolah mendadak heboh mendengar kabar ada seorang siswi yang masuk rumah sakit. Dan itu sampai ditelinga Key dan Stell.
"Key, Stell!!" empat siswa XI berlari menghampiri ketempat Keyra.
"Huft, huft. Tarik napas, buang." ujar Rafa memandu pernapasan. Teman Bima yang paling somplak.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Pria yang berada disebelah Rafa akhirnya angkat bicara. "Itu si Monik, dia masuk rumah sakit."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sontak Key dan Stell membulatkan matanya tak percaya. "Elu jangan ngadi-ngadi deh Kak Dani. Kalo ngomong yang bener," jawab Stella.
Sedangkan Keyra, syok. Kakinya terasa tak mampu untuk menopang badannya. Dan kini Bima mendudukkan di kursi dekatnya.
"Suer Stell, kita gak bohong. Makanya kita langsung nyari kalian untuk ngasih tau." jawab Setian sambil menunjukkan jari telunjuk dengan jari tengahnya. Suer.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Kenapa Monik bisa masuk rumah sakit Kak?" tanya Keyra dengan nada pelan, begitu frustasi.
"Nanti aja kita lanjut, sekarang kita harus ke rumah sakit liat keadaan Monik."
Mereka akhirnya berjalan menuju ketempat motornya terparkir. Tidak perlu izin sama guru, toh mereka kan raja pembuat onar. Soal bolos sudah biasa, apalagi berurusan dengan ruang BK, tempat favorit.
Tiga motor matic sudah keluar dari halaman sekolah, kini tidak begitu lama untuk sampai kerumah sakit.
🍂
Semalaman Key dan Stell menunggu Monika sadar. Sedangkan Bima dan teman-temannya sudah pulang sejak kemarin sore. Nanti mereka datang lagi untuk ngantar makanan.
I'm so sick of this fake love, fake love, fake love.
I'm so sorry but it's fake love, fake love, fake love.
Nada dering dari handphone Key berbunyi, lalu meraihnya dari kantong rok sekolahnya. Sejak kemarin Key maupun Stell tidak mengganti pakaiannya.
"Hallo Bunda"
"Kamu dimana Key?! Kamu bolos lagi?! Mau Bunda hukum lagi kamu!" Key menjauhkan handphone dari telinganya.Bundanya langsung marah, dia paling anti kalau Keyra bolos. Mau jadi apa dia, pikir Bunda Putri.
"Iya Bunda, Key bolos. Tapi Key ini buru-buru Bun," jawab Key dengan santai.
"Alasan apalagi kamu Key?! Bunda bosen denger guru kamu nelpon terus. Bolos, bolos, bolos mulu. Bisa gak sih kamu seminggu aja gak bolos gitu! Kamu denger gak Key?!"
"Apa? Banyak alasan kamu ya. Semalaman kamu tidur dimana? Kenapa gak pulang? Kebiasaan kamu ya. Besok Ayah pulang, Bunda bilangin ke ayah kalo kamu bolos lagi!" Terdengar begitu marah, begini nih kalo Bundanya sudah marah. Pasti akan ngadu sama ayahnya, dan pastinya dia dihukum habis-habisan nanti.
Bodoamat, Keyra tidak peduli nanti kalo Ayahnya memukulinya pakai sabuknya. Sudah biasa, bahkan bekasnya masih ada di badan Key. "Bun, Monik__"
Tut... tut...
Sambungan telpon langsung dimatikan oleh Bundanya. Sedangkan Stella yang sejak tadi mendengarkan omongan bundanya Key, rada kasian dengan Key. Bagaimana pun Key bolos dengan dirinya.
"Key, nanti kita jelasin ke bunda kamu ya. Nanti aku tanggung jawab, kita kan bolos bareng-bareng," ujar Stella menenangkan Key yang sedang mengacak rambutnya.
Keyra mengangguk sambil tersenyum. Saat seperti ini Key masih mampu tersenyum. Stella tahu kalau senyum itu palsu. "Thank Stell, gak perlu dijelasin lagi sama bunda. Percuma, pasti bunda gak bakal dengerin,"
